Fase Matahari Pertanian

Sejak zaman kuno, pertanian telah membentuk dasar ekonomi China. Produktivitas pertanian yang rendah dikarenakan petani kunohidup berdasarkan belas kasihan Ibu Pertiwi. Maka, mereka bergantung pada 24 fase matahari untuk membimbing kegiatan pertanian mereka. Pemilihan fase matahari yang bagus mencerminkan fitur historis pertanian tradisional. Hal ini juga merupakan ungkapan permohonan akan kondisi iklim yang baik, panen melimpah, dan kepastian bahwa setiap orang akan menikmati hidup yang baik dan makmur. 

Fase matahari mengacu pada kalender matahari China, yang merupakan prestasi cemerlang bangsa China Kuno. Orang China kuno melakukan pengamatan satronomi jangka panjang, menjalankan berbagai eksplorasi, dan menuliskan ukuran posisi teratur matahari. Mereka membagi setahun menjadi empat musim, yang dibagi lagi menjadi 24 segmen dan 12 bulan. Fase matahari terkait erat dengan pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, dan keahlian lain yang juga merupakan aspek kegiatan manusia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.