Tarian Tanpa Kepala Xing Tian




Xing Tian adalah sosok yang paling tabah cepat pulih dalam mitologi Cina. Pujangga besar Tao Yuanming dari Dinasti Jin Timur memujanya dalam puisinya, "Sebagaimana Xing Tian terus mengayunkan kapaknya, begitulah adanya keteguhan kita yang tidak pernah mati." Semangat Xing Tian yang tak kenal lelah meninggalkan kesan yang dalam di hati orang, dan generasi berikutnya terus menyanyikan pujian tentang kegigihan dan keuletannya. 

The Classic of region Beyond the Sea: Barat menggambarkan Xing Tian OH sebagai pejabat di bawah pemerintahan Kaisar Yan. Ketika Kaisar Yan dikalahkan oleh Kaisar Kuning ia dipaksa menjadi dewa tanpa nama di selatan. Meskipun Kaisar Yan memakan kue pai sederhana dan tidak balas melawan, warga negara dan keturunannya tidak tahan menanggung kehinaan karena kalah. Maka, ketika Chi You  mengumpulkan pasukan dan melaksanakan revolusi terhadap Kaisar Kuning, Xing Tian ikut berperang. Namun, mereka dicegat oleh Kaisar Yan dan dipaksa untuk tetap tinggal. Tatkala Chi You dikalahkan dan dibunuh oleh Kaisar Kuning, Xing Tian menyelinap untuk berjuang melawan Kaisar Kuning. Memegang tameng panjang di tangan kirinya dan kapak tajam berkilat di tangan kanan, Xing Tian berjuang menerobos segala rintangan sampai ia tiba di istana Kaisar Kuning. Ketika Kaisar Kuning melihat XingTian menyerang ke arahnya, ia menghunus pedang-nya untuk membalas. Kedua orang itu berkelahi turun naik bagaikan dari langit ke bumi sampai mereka mencapai sisi Gunung Changyang.

Perkelahian menjadi semakin seru karena kedua pria itu menjejakkan kaki di tempat yang mewakili kampung halaman mereka. Xing Tian berpikir, "Dunia ini adalah miliki Kaisar Yan dan kau merebutnya. Kini aku akan merebutnya kern ball darimu." Kaisar Kuning di pihak lain punya alasan. "Negeri ini menjadi damai dan makmur semuanya karena kami keturuanan Xuab Yuan. Aku tidak akan membiarkan engkau mengacaukannya." Kedua pria itu saling berniat membunuh satu sama lain, sehingga mereka berusaha keras menampilkan per-juangan terbaiknya untuk memenangkan pertarungan.

Kaisar kuning mempunyai pengalaman lebih banyak di medan laga dan disenjatai dengan taktik yang dianugerahkan oleh Dewa Langit Sembilan, dapat menguasai situasi tersebut. 

Kaisar Kuning menemukan kelemah-an Xing Tian dan menebas leher Xing Tian. Kepala Xing Tian yang besar jatuh dan mendarat di kaki Gunung Changyang. Ketika Xing Tiang menyadari bahwa kepalanya sudah tidak ada, ia memindahkan kapaknya ke tangan kiri dan mulai meraba-raba mencari kepala-nya dengan tangan kanannya. Ia mencari di seluruh area sekitar lembah tetapi tetap tidak dapat menemukan kepalanya. Xing Tian mengapai-gapai untuk mencari kepalanya tanpa menyadari bahwa kepala-nya tergeletak di kaki pegunungan tidak terlalu jauh jatuhnya. Kaisar Kuning khawatir Xing Tian akan terus memeranginya, ia harus menu-tupi kepalanya, maka ia mengayunkan pedangnya ke Gunung Changyang dan membelahnya menjadi dua. Kepala Xing Tian yang besar jauh di antara dua bagian gunung. Dengan segera gunung menyatu dan mengubur kepala Xing Tuan.
 
Ketika Xing Tian tahu bahwa Kaisar Kuning telah mengubur kepalanya, ia berdiri di sang, diam membeku di tempar bagaikan gunung raksasa gelap. Xing Tian tidak dapat menerima kekalahannya. Dengan tameng di sate tangan dan kapak besar di tangan lain, Xing Tian mulai menyerang dengan kapaknya di udara, bertarung dengan musuh yang tak terlihat. Setengah telanjang, dengan badan berfungsi sebagai kepalanya, dada sebagai mata, pusar sebagai mulut, ia berdiri mengayun-ayunkan tameng dan kapak penuh murka, memuntahkan kemarahan dan kebencian ke udara. Kaisar Kuning merasa gemetar, merinding bulu kuduknya terasa sepanjang tulang punggungnya saat melihat sikap penuh kemarahan dari tubuh tanpa kepala Xing Tian. Kaisar Kuning mulai merasa takut dan memutuskan untuk menjauh dari Xing Tian. Kaisar Kuning pergi dan kembali ke singgasana di Kayangan. Konon sampai saat ini, tubuh tanpa kepala Xing Tian masih berada di suatu tempat dekat Gunung Changyang, dengan kalut dan kalap mengayun-ayun-kan senjatanya ke udara. Legenda Xing Tian masih diceritakan sampai kini dan kita sangat menghormati semangatnya yang tidak kenal lelah dan keberaniannya yang besar.
 
Xing Tian dan Pohon Willow

Bangsa Gina menemukan bahwa setelah rnemotong dahan coati dari pohon willow, pucuk baru muncul di bagian yang dipotong dan mengeluarkan dahan panang. Industri perkayuan menggunakan teknik tersebut, memotong pucuk pohon untuk merangsang pertumbuhan cahang baru, Senagian orang merasa Xing Tjang nienjelma menjadi berbentuk pohon willow yang dipangkas. Bagi mereka, nohuah pohon baser dengah oaJang pohon tebal teriihat tubs tanpa kepala i:Jerdin menpang di atas tartan, Sebagian pohon dipotong batangnya, rnenyerupai Xing Tiang yang "menggunakan dada sebagai matanya dan pusar sehagai mulutnya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.