Pan Gu Menciptakan Langit dan Bumi

Pan Gu adalah dewa legendaris yang membagi Iangit dan bumi menjadi dua. la dihormati sebagai pahlawan danDewa Pencipta. Berbagai grup etnis seperti Bangsa Han, Zhuang, dan Yao menyembahnya.Pan Gu Menciptakan Langit dan Bumi Catatan paling awal tentang Pan Gu munculdalam catatan Xu Zheng 771ree Five Historical Records pada era periods Kerajaan Tiga. Berikutnya, dalam Talesof Marvellous ditulis Liang Renfang, didokumentasikan bahwa tubuh Pan Gu diubah menjadai segala macam benda di bumi.

Catatan paling awal tentang Pan Gu  muncul dalam catatan Xu Zheng Three Five Historical Records pada era periode Kerajaan Tiga. Berikutnya, dalam Tales of Marvellous ditulis Liang Renfang, didokumentasikan bahwa tubuh Pan Gu diubah menjadai segala macam benda di bumi. Berdasarkan legenda, ada sebuah benda asing bernama Di Jiang (kekacauan) yang hadir sebelum langit dan bumi terbagi. Ia tidak memiliki lubang apa pun di tubuhnya, dan seperti sebuah kantung/tas tanpa pembuka. Ia mempunyai dua teman, satu bernama Shu dan yang lain bernama Hu yang ingin membuat lubang di tubuh Di Jiang, Di Jiang pun menyetujuinya. Mereka membutuhkan waktu tujuh hari untuk membuat tujuh lubang di tubuh Di Jiang, tetapi akibatnya Di Jiang mati. Setelah Di Jiang mati, seorang pria muncul dari perutnya. Pria itu adalah Pan Gu. Konon Pan Gu tidur dalam "kantung besar" ini selama 18.000 tahun. Ketika terbangun, ia mendapati dirinya berada di tempat gelap. Pan Gu berupaya meregangkan badannya tetapi tertahan oleh "kantung besar" yang membungkus sekujur tubuhnya. Pan Gu merasa gerah dan tidak nyaman serta sulit bernapas. 
Pan Gu tidak dapat membayangkan dirinya hidup dalam lingkungan seperti itu lebih lama lagi dan dia pun menjadi marah, Ia mengeluarkan giginya, meng-ubahnya menjadi kapak besar yang kuat dan mulai mengayunkannya ke segala arah. Setelah sebuah suara keras terdengar, "kantung besar", meledak terbuka. Semburan udara bersih segar mengambang ke atas dan menjadi langit. Suatu zat yang lembab muncul dan tenggelam ke bawah menjadi bumi. Sejak saat itu, alam semesta yang bercampur baur terpisah menjadi langit dan bumi, dan lingkungan sekitarnya tidak lagi gelap gulita. Berada dalam ruang seperti itu orang merasa segar dan semangat. Pan Gu tidak berhenti di sana. Ia terus menciptakan keajaiban. Setelah bertahun-tahun, langit tidak lagi dapat lebih tinggi, dan bumi tidak bisa menjadi lebih tebal lagi. Pada titik ini, Pan Gu sudah menggunakan semua energinya sampai habis. Ia perlahan membuka matanya dan memandang penuh cinta dunia yang telah la ciptakan. Pan Gu menghembuskan napas dalam-dalam, terlentang perlahan di tanah, memejamkan mata dan menghembuskan napas terakhirnya. 


Sebelum Pan Gu mati, napasnya yang keluar dari mulutnya menjadi angin di musim semi dan awan di langit. Suaranya menjadi petir yang menyambar dari langit. Mata kirinya menjadi matahari yang menyinari dunia, sedangkan mata kanannya menjadi rembulan yang cerah yang memberi cahaya langit malam yang gelap. Rambutnya menjadi bintang gemintang yang menghiasi malam, sedangkan darahnya berubah men-jadi sungai dan danau. Otot Pan Gu menjadi datar dan ladang yang memungkinkan semua mahkluk hidup berkembang, dan tulang belulangnya menjadi pepohonan dan tetumbuhan yang menakjubkan. Pembuluh venanya menjadi jalan, giginya menjadi bebatuan dan logam yang dapat dimanfaatkan manusia, sedangkan sumsumnya menjadi mutiara berkilau. Keringat Pan Gu menjadi embun yang memberi nutrisi bagi tanaman, dan ketika ia jatuh, kepalanya berubah menjadi barisan punggung gunung bagian Timur Gunung Hua di Shanxi, tangan kirinya menjadi punggung gunung bagian selatan Gunung Heng di Hunan, sedangkan tangan kanannya menjadi rangkaian bagian selatan Gunung Song di Henan. Katanya, ruhnya menjadi ras manusia, mahkluk paling cerdas di muka bumi.

Gong-Gong Meruntuhkan Gunung Buzhou
Zhuan Xu adalah cucu Kaisar Kuning. Zhuan Xu orang yang cerdas, pintar bicara dan sangat dihormati orang. Sekitar periode yang sama, ada kepala suku bernama Gong Gong fa adalah turunan Kaisar Yan yang menganggap penting pertanian. Zhuan Xu tidak setuju dengan apa yang Gong Gong lakukan karena ia merasa bahwa Gong Gong tidak mempunyai hak membuat keputusan. Akibatnya. Zhuan Xu berkelahi dengan Gong Gong yang akhlrnya kalah. Oleh karena itu, Gong Gong pergi ke Gunung Buzhou dan meruntuhkan puncaknya untuk menunjukkan keteguhannya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.