Festival Wang Xishi dan Shangyi

Kaum intelek selalu menganggap bahwa Festival Shanyi mempunyai hubungan dengan Wang Xishi dan Upacara Pengorbanan di gedung Orchid Pavilion. Ada kebiasaan orang-orang pergi ke pinggiran sungai untuk mandi agar menjauhkan diri dari nasib buruk. Upacara ini dikenal sebagai Xiu Xi. Pada hari ketiga di bulan ketiga tahun 353 SM, Wong Xizhi bertemu dengan para temannya di gedung orchud Pavilion di sisi sebuah gunung yang indah untuk merayakan Xiu Xi. Sekelompok terdiri atas 42 orang termasuk orang pintar terkenal Xia An, penulis terkenal Sun Zhuo, dan sepupu Wang Xizhi, Wang Xianzhi dan Wang Huanzhi. Di sinilah Wang Xizhi menuliskan Pendahuluan untuk puisi Orchid Selanjutnya, frasa "para intelektual berkumpul saat air sungai mengalir" menjadi pepatah terkenal.
READ MORE - Festival Wang Xishi dan Shangyi

Memperingati Hari Shejit SI HAI LONG WANG (RAJA NAGA 4 LAUTAN) - SI HAI LONG WANG 四海龙王 Bln 6 tgl 13 Imlek


Memperingati Hari Shejit SI HAI LONG WANG (RAJA NAGA 4 LAUTAN) - SI HAI LONG WANG 四海龙王 Bln 6 tgl 13 Imlek

Hai Shen 海神 juga Si Hai Long Wang 四海龙王(Su Hai Liong Ong — Hok-kian) atau Raja Naga dari empat lautan. Raja Naga dari empat lautan itu hari She-jietnya
adalah tanggal 13 bulan 6 Imlik. Pada tahun pemerintahan nya yang kedua, kaisar Yong Zhen 雍正dari dinasti Qing 清朝 menganugerahkan gelar kehormatan kepada:


Empat Raja Naga itu :
1) Dong Hai Long Wang 东海龙王(Raja Naga
Laut Timur) diberi gelar Xian Ren Wang 先
仁王(Raja yang telah memajukan kebajikan).

2) Nan Hai Long Wang 南海龙王sebagai Zhao
Ming Wang 照明王(Raja yang memberi
penerangan ).

3) Xi Hai Long Wang 西海龙王sebagai Zheng
Heng Wang (Raja kebaikan sempurna).

4) Bei Hai Long Wang 北海龙王sebagai Zhong
Li Wang 崇礼王(Raja kesusilaan yang
agung).

READ MORE - Memperingati Hari Shejit SI HAI LONG WANG (RAJA NAGA 4 LAUTAN) - SI HAI LONG WANG 四海龙王 Bln 6 tgl 13 Imlek

Adat Istiadat pada San Yue San

Selain memanjatkan doa, Bangsa Cina berikutnya nebanbahkan acara kencan, berdarmawisata di pinggiran sungai dan bunga-bunga dirangkai pada aktivitas adat selama hari itu. Du Fu menulis, "Hari ketiga pada bulan ketiga, cuaca cerah dan banyak pasangan rupawan berderet di pinggiran sungai." Quyang xiu menulis bahwa "Danau barat tampak indah pada festival Shangyi. Kios-kios melimpah dengan barang-barang, bersaing menarik perhatian. Gerobak bercat hijau dan merah ada di manmana, pengunjung yang riang melintas dan suasana begitu ceria dan penuh gairah. Ini juga hari bagi para kaum muda bertemu dan saling menikmati suasana di luar rumah, maka hari ini juga dikenal sebagai Hari Valentine Bangsa Cina. Kelompok etnik Zhuang biasa mendirikan tenda- tenda dan festival menyanyi pda hari San Yue San.Para anak muda laki-laki perempuan berpartisipasi dalam kontes menyanyi, permainan bola bersulam, permainan telur berwarna, dan berkencan. Selain itu, banyak orang pergi ke makam untuk memanjatkan doa pada nenek moyang,lalu setelahnya menyantap makanan berupa nasi ketan lima warna. Bagi kelompok etnik Dong, ini adalah hari menyalakan dan memegang kembang api, adu banteng, pacuan kuda, menyanyi dan tarian reed-pipe. 

Mereka menyebutnya dengan Hari Kembang Api. Kelompok etnik Buyi mengadakan sesajen babi untuk Dewa Perapian dan Dewa Gunung. Mereka memakan nasi ketan kuning dan menghindari berinteraksi apa pun di antara berbagai tembok benteng. Orang Yao menyebut hari ini Festival Gamba, hari saat mereka berburu dan memancing sebagai komunitas dan membagikan hasil tangkapannya secara merata di antara para keluarga. Ini juga hari untuk berdansa dan menari. Bagi kelompok etnik She, hari in sama pentingnya dengan Festival Musim Semi. Ini adalah hari ulang tahun menyantap padian, semua orang nasi hitam dan mengorbankan binatang sebagai bahan bagi para nenek moyang. Banyak orang She juga memilih hari ini untuk menikah. Tatkala sore menjelang malam, mereka akan menyalakan api unggun lalu menari dan menyanyi di seputar api unggun. Hari ini juga merupakan Hari Valentine bagi kelompok etnik Tujia, saat nyanyian menyatukan pasangan dan tarian rran kaki (fin stamping) adalah cara untuk merekatkan pertunangan antara seorang pria dan wanita.

       
READ MORE - Adat Istiadat pada San Yue San

Legenda San Yue San

Asal Mula San Yue San bisa dilacak jauh ke belakang sampai ke fu xi. Fu xi dan Nuwa menciptakan manusia dan generasi-generasi berikutnya Di Yudong, Fu Xi disebut sebaga "nenek moyang manusia" dan kuil Taihuo Ling didirikan oleh Huaiyang, konon tempa ia membangun ibukotanya. Mulai dari hari kedua bulan kedua sampai dengan hari ketiga bulan ketiga, kuil menyelenggarkan acara perayaan dan para pengikut akan berbondong-bondon datang dari semua arah untuk menunjukkan hormat mereka kepada moyang manusia. Konon katanya, Nuwa menciptakan tujuh binatang dalam waktu tujuh hari dimulai ayam jantan pada hari pertama, anking pada hari kedua, kambing pada hari ketiga, babi pada hari keempat, sapi pada hari kelima, kuda pada hari keenam, dan manusia pada hari ketujuh. Berdasarkan siklus masa enam puluhan Cina, hari ketujuh adalah hari shangyi, artinya hari ulang tahun manusia adalah pada hari ini.Pada hari ini, bangsa Cina akan memakan bubur 7 harta karun yang terbuat dari 7 sayuran dan pancake xuntian. 

Mereka juga menggantungkan boneka berbentuk manusia yang digunting dari pita sutra penuh warna atau lembaran emas, di ambang pintu untuk mendapat berkah dan keberuntungan. Hari ketiga pada bulan ketiga juga dikatakan ebagai hari ketika Ibunda Ratu merayakan pesta peach panjang umur. Sebuah lagu menggambarkan peristiwa tersebut: "Pada hari ketiga pada bulan ketiga lunar ketika ha musim semi panjang waktunya, ri akan dibakar di Istana tangkai dupa Peach Panjang Umur. Angin lembut bertiup sepoi- sepoi sepanjang bantar sungai, mengembus ke atas seuntai debu merah". Dalam kepercayaan Taoistme, semua dewa-dewi akan datang menjelang pada hari ini untuk menghadiri pesta peach panjang umur dan para rakyat biasa pun merayakan hari istimewa ini.


READ MORE - Legenda San Yue San

Perayaan Musim Semi

Hari ketiga pada bulan ketiga lunar, atau San Yue San adalah hari yang dirayakan oleh rakyat dan suku bangsa minoritas. Pada hari ini anak muda lelaki dan perempuan pergi keluar dan berdarmawisata bersama. "Ini adalah Hari ketiga bulan ketiga lagi, dan layang-layang memenuhi langit." Pada hari ini, angin lembut semi yang hangat menggantikan angin musim dingin yang membekukan dan orang- orang mengenakan pakaian terbaik mereka untuk mengambil bagian dalam aktivitas hiburan di luar ruangan. Lomba pacuan kuda, kontes memanah, dan tarian menciptakan suasana menyenangkan saat semua orang menyambut musim semi. 


READ MORE - Perayaan Musim Semi

Legenda Sang Naga

Naga adalah karakter favorit dalam mitologi Cina. Mahkluk bersifat mistis dapat mengubah dirinya, menciptakan angin dan hujan, serta konon menguntungkan bagi semua mahkluk hidup di muka bumi. Naga mampu menampakkan dan menyembunyikan diri mereka, naik ke Kayangan selama musim semi dan menyembunyikan diri di musim dingin. Mereka adalah raja dari semua reptil dan pimpinan dari empat binatang pemberani. Berikutnya, naga menjadi simbol kekaisaran dengan semua kaisar menyebut diri mereka para naga dan menghias senjata mereka dengan naga. Tercatat bahwa lelaki hebat seperti Xia Houqi dan Ju Mung menunganggi naga hujan dan catatan lain menyebutkan para kaisar "menunggangi naga melintasi empat lautan" dan menunggangi naga di musim semi dan musim gugur". Pada masa lalu, naga dikelompokkan menjadi empat jenis. jiao bersisik dikenal sebagai long, naga bersayap dinamai ying long, dan naga bertanduk diberi nama horns qiu, dan naga tanpa tanduk namanya chi.

READ MORE - Legenda Sang Naga

Festival Naga Musim Semi

Hari kedua bulan lunar kedua diceritakan sebagai hari ketika naga mengangkat kepalanya. Saat ini hari tersebut dianggap sebagai hari ketika musim semi mula, tatkala bumi terbangun dan naga mengawali aktivitas tahunannya. Juga merupakan hari untuk memulai aktivitas pertanian tahunan, Festival Naga Musim Semi, terkadang dikenal sebagai Hari Naga Hijau atau Hari Naga Mengangkat Kepalanya, merupakan festival penting yang diamati oleh Cina karena mencerminkan pentingnya naga secara simbolis. 

Makna sebenarnya dari naga mengangkat k telah bangun dalah di Ada hibernasi (tidur pa Pada hari kedua di b bahasa menga kat kepalanya, dan kalajengki ua naga mengang serta kaki seribu muncu a disebut Festival Kepala Pada hari itu, yang semi d Hijau keluarga Musim berkumpul bangu akan rumah daging babi makanan mie, jenis maka ang setiap memiliki menu spesifik, tetapi sebagian besar dengan nama penuh imajinasi yang berhubungan dengan naga. Dumpling (kue Cina) diberi nama "kuping naga" pancake dinamai 'sisik naga', mie disebut dengan janggut naga nasi disebut biji naga dan sup dumpling (Kue Cina) disebut mata naga Dalam yan jing sui shi ji yang ditulis akhir masa Dinasti Qing, tercatat bahwa, "Hari kedua pada bulan kedua dikenal sebagai Hari Naga Mengangkat kepala. Pada hari ini kami menyantap kue dan mie jangut naga. Para wanita menahan diri untuk tidak melakukan pekerjaan yang berhubung an dengan jarum jahit untuk menghindari melukai mata naga. Aktivitas setempat yang dilaksanaka pada hari ini, Liao Zhong Xian Zhi mencatat, "hari kedua bulan ke- dua disebut Hari Naga Mengangkat Kepala. Ke tika kami bangun di kami memukul tiang rumah dengan tongkat bambu untuk membangunkan naga. Ke- petani membuat pancake an mie dari memakannya da padi dan engan roti bulat sebagai sarapan pagi. Para wanita elakinya anak pada ini menunjukkan bahwa naga telah bangun".

Catatan tersebut mencerminkan pentingnya hari ini dalam kehidupan bangsa Cina. Praktik mencukur kepala anak lelaki di rumah sebanarnya berasal dari kebutuhan untuk menda memotong rambut baru sebulan setelah mereka memotong rambut untuk menghadapi Lunar Karena ini adalah hari Tahun Baru yang menjanjikan naga mengangkat kepalanya, mengapa tidak sekalian saja punya potongan rambut baru? kata-kata  menjanjikan ditambahkan untuk membedakan rambt ini  dari potongan  rambut yang biasa, menyebutnya "cukur kepala naga". Sebagian anak perempuan juga menindik telinga mereka, sedangkan para orangtua memilih anak anaknya memulai sekolah pada Hari Musim Semi Naga. Ada juga pepatah lain yang menyatakan, "Pada hari kedua bulan kedua, keluarga menyambut anak perempuan mereka pulang kembali ke rumah. Pada masa lalu, para pengantin baru tidak diperbolehkan kembali ke rumah orangtua mereka selama bulan pertama lunar tahun tersebut. Bahkan ada kepercayaan pada takhyul bahwa pengantin baru wanita akan mengakibatkan kematian ayah mertuanya hanya dengan melihat cahaya rumah orangtuanya selama bulan lunar pertama. Setelah satu bulan menunggu, pengantin baru akhirnya diperbolehkan kembali ke rumah untuk mengunjungi orangtuanya pada hari naga yang menjanjikan. Satu lagi kebiasaan lain melihat orang menyalakan lilin yang tersisa dari upacara pembacaan doa yang diselenggarakan selama bulan pertama lunar untuk menyalakan berbagai sudut dan dinding rumah mereka. Pepatah mengatakan bahwa, "Pada hari kedua bulan kedua, nyalakan  tiang-tiang rumah sehingga kalajengking dan kaki seribu tidak punya tempat untuk bersembunyi. Pada Hari Musim semi Naga, para petani juga menggunakan kapur grafi untuk menandai lumbung Padi atau gentong padi dengan lingkaran kecil dan besar berdoa untuk mendapatkan panen yang bagus di tahun berikutnya. Hari kedua bulan kedua juga konon dianggap sebagai hari ulang tahun Dewa sehingga upacara besar diselenggarakan untuk merayakan peristiwa bahagia Semua rumah tangga mengumpul uang mereka bersama untuk membuat acara pesta dengan brdoa di kuil-kuil, menyewa band dan menyalakan petasan petasan. Ketika Cina mulai menempuh jalannya menuju modernisasi, kebiasaan tersebut tidak diakukan lagi.





READ MORE - Festival Naga Musim Semi

Pantun Cerdas Wang Anshi

Ketika wang Anshi  dalam perjalanan ke ujian lampion yang bisa berputar kekaisaran, ia melihat sepasang yang digantung d rumah megah yang besar. Di bawah lampion ada tulisan bagian awal dari sebuah pantun, menyatakan bahwa siapa saja yang mampu memberikan bagian kedua yang cocok dengan pantun tersebut maka ia bisa menikahi putri dari pemilik rumah megah tersebut. Bunyi pantun tersebut, "Lampion berputar dan kuda berderap lari. Saat cahaya padam, kuda pun berhenti." Wang Anshi tidak terpikir jawabannya apa, maka ia pun terus berjalan. Dalam ujian ada setengah pantun yang harus dilengkapi para murid dengan kalimat yang cocok, "Bendera singa berkibar tinggi dan singa pun mengaum. Ketika bendera pat, singa pun bersembunyi Wang Anshi menjawab dengan frasa yang ia lihat di rumah megah tadi. Dalam perjalanan pulang, ia melihat lagi rumah megah yang sama yang ia lewati saat perjalanan pergi. Wang Anshi menyerahkan pantun dalam pertanyaan ujian sebagai jawaban. rumah tersebut menerima jawabannya dan Wang Anshi pun menikahi putrinya.


READ MORE - Pantun Cerdas Wang Anshi

Aktivitas Lain yang Diadakan selama Festival Lampion

Salah satu aktivitas yang ditambahkan ke dalam Festival Lampion adalah Teka-Teki Lampion, yang berasal dari kan pada periode Sebuah permainan teka-teki yang Musim Semi, Musim dan Musim Perang permainan yang berhubungan dengan literatur yang mengejek, penuh aturan, lucu dan penuh lelucon. Karena permainan teka-teki menarik dan mendidik, ini jadi populer di seluruh tingkat kelas sosial dalam masyarakat. Selama Dinasti Tang Song, aksi akrobatik juga mulai tampil dalam Festival pemandangan opera juga merupakan bahan dewa. yang biasa, aktivitas lain seperti penyembahan dewa, memukul drum, nyanyian panen, berjalan dengan singa serta tarian enggrang, tarian naga dan menawarkan serangkaian pilihan bagi orang-orang menambahkan kesenangan kegairahan dan keceriaan juga kebiasaan menyambut Zi Gu, dewa amar mandi, seperti berjalan melintasi jembatan sepe untuk membuang segala penyakit.
READ MORE - Aktivitas Lain yang Diadakan selama Festival Lampion

Legenda Festival Lampion

Hari ke 15 bulan pertama lunar dikenal dengan yuan xiao jie. Zaman dahulu, bulan pertama tahun lunar disebut  xiao dan arena hari ke 15 bulan pertama lunar terlihat bulan purnama pertama pada tahun tersebut, hari tersebut jadi dikenal sebagai Yuan Xiao. festival lampion mulai diadakan pada masa dinasti han dengan budaya mengaggumi lampion diperkenalkan oleh kaisar Ming Di. sebagai penganut Buddha yang setia ia memerintahkan agar lampu dinyalakan setelah mendengar bahwa para biksu akan menyalakan lampu untuk menunjukkan rasa hormat kepada buddah pada hari ke 15 saat bulan pertama lunar. kebiasaan ini berkembang menjadi festival lampion di masa kini.

Legenda Festival Lampion 


Festival Legenda Festival Lampion kala, binatang buas yang sadis berk Zaman dahulu membunuh manusia dan b nata aran di mul memerangi ini, tetapi mereka malah tanpa binatang buas g seda Ketika burun suc Kaisar Kayangan mengeta memerintahkan Prajurit Kayangan ntuk turun ki bumi pa kelima belas bulan pertama lunar membakar manusia beserta binatang peliharaan dan mereka Putri dari Kaisar Kayangan adalah gadis baik melihat manusia menderita hati yang tidak tega Mempertaruhkan jiwanya sendiri, gadis itu turun ke bumi untuk memberitahu manusia tentang rencana ayahnya. Semua orang terkejut tidak tahu apa yang harus dilakukan. Setelah beberapa seorang lelaki tua mengajukan rencana yang terpikir di benaknya, Pada malam keempat belas, kelima belas, dan keenam belas, mari kita terangi semua rumah kita dan nyalakan petasan dan kembang api. Dengan semua ledakan dan kobar api, Kaisar Kayangan akan mengira bahwa semua orang di muka bumi telah mati Semua orang melakukan seperti yang disarankan lelaki tua itu dan mereka terhindar dari mala petaka. Sejak saat itu, manusia menggantungkan lampion dan menyalakan kembang api untuk memperingati hari Selama masa itu, Kaisar Yang akan men perayaan besar, mengundang tamu dari negeri lain untuk berba menikmati suasana perayaan. Ia akan agi memerintahkan seluruh ibukota untuk dihias dan dan akan ada pertunjukan yang berlangsung tiada henti. Pada masa Dinasti Tang, Festival Lampion GLA p) diubah menjadi pameran ska-la besar, dan di bawah rezim Kaisar Xuan-zong pameran lampion di Chang adalah yang lebih luas, dengan menyalakan 50.000 lampion dengan desain menakjubnya yang tak terhitung. Sang Kaisar menyuruh orang orangnya membangun sebuah menara lampion raksasa setinggi 150 kaki dengan 20 ruangan. Pemandangan penuh yang inspirasi  yang membawa suasana perayaan ke puncaknya.

potongan tulisan berikut d dar Setiap Festival Lampion, jalan-jalan sepanjan bukota akan diterangi dengan warna-warna cerah dan cem ang membentuk pemandangan indah di ma kota, pria dan ta menyanyi dan sedangkan ribuan orang berkumpul di menari seputarnya untuk menonton. Malam hidup dan meriah karena rumah penya dan toko minuman anggur sibuk beraktiv lanan penuh dengan keceriaan suara dan ja n dan drum. Sctelah Zhu Yuanzhang naik takhta, ia mengeluarkan ke bah semua lampu harus dinyalakan sejak malam kedelapan bulan pertama lunar sampai hari ketujuh belas. Semua rumah akan enggantungkan lampion warna-warni yang dilukis dengan berbagai gambar. Musik meriah memenuhi udara sepanjang jalan yang terang benderang penuh cahaya, membuatnya jadi festival paling lama dan paling besar di Cina. Pada masa Dinasti Qing, Manchus mengambil alih Cina dan terus melaksanakan festival lampion. Diperpendek jadi hanya perayaan lima hari. rakyat masih meneruskan tradisi perayaan mereka, dan kebiasaan ini masih terius dilakukan sampai saat ini

READ MORE - Legenda Festival Lampion

Hiduplah yang Baik (Nasihat Zen)

Hiduplah yang baik, sebab kita akan tidur lama dan lama sekali..... (Pelajaran Zen)

Hidup adalah merdeka. Bisnis adalah pertandingan. Sehat adalah tujuan. Kebahagiaan adalah inti dari kehidupan. Setelah kehidupan di dunia ini tamat, kamu akan tidur sendirian dan aku juga akan tidur sendirian. Walaupun mengucapkan dengan kata-kata yang sangat indah apapun juga tidak bisa saling berkomunikasi. Sebab kita akan tidur nyenyak... Tidur dalam jangka waktu yang sangat sangat lama....

Oleh sebab itu saling sayangilah orang yang ada disampingmu, sebab setiap orang yang ada di dunia ini, waktunya semakin hari semakin berkurang. Sampai akhirnya juga harus berpisah. Jangan berselisih, jangan bertengkar. Baik-baiklah berbicara, saling berpengertian. Sayangilah orang yang baik terhadap kamu. Sebab setelah berpisah, tehnologi secanggih apapun tidak akan bisa menyambung kembali.

Nyawa ! Setiap orang hanya ada satu. Ada yang panjang ada yang pendek. 
Hidup ! Setiap orang sedang melanjutkannya. Ada yang sedih ada yang bahagia. 
Kehidupan ! Setiap orang sedang berwisata, kadang naik kadang turun.

Manusia tidak ada yang sempurna, benda tidak ada yang mulus. Jika bertemu dengan orang yang picik, tidak perlu ribut. Ribut hanya membuat orang risau dan tertekan. Kadang-kadang berjumpa dengan masalah yang membuat orang stress, jangan terlalu serius. Serius bisa lelah.

Dunia ini luas, hati manusia sempit. Bagaimana mungkin tidak pernah bertemu dengan orang yang picik ? Dunia fana beraneka macam, bagaimana mungkin tidak ada masalah yang merisaukan. Jangan berpikir terlalu ruwet, hidup akan menjadi lebih tenang. 
Siapapun takut kehilangan. Apalagi terhadap sesuatu yang sangat disayanginya. Tetapi pada akhirnya harus dilepas juga. Perasaan, lebih baik mengikuti arus alamiah saja. Yang tidak berdaya, yang acuh tak acuh, yang bisa mengucapkan kata-kata yang sesungguhnya hanyalah waktu. Siapa yang benar, siapa yang salah, siapa yang palsu, siapa yang dengan kasih sayang menyeka air matamu ?

Manusia hidup di alam dunia ini, ada yang mengagumi kamu, ada yang membenci kamu, ada yang iri kamu, ada yang menghina kamu, semua ini tidak perlu dipermasalahkan, karena mereka adalah orang luar.

Kehidupan adalah demikian, apa yang kamu lakukan, tidak bisa memuaskan setiap orang. Jangan demi menyenangkan orang lain lalu kehilangan jati ditimu.

Sama sama punya mata, tetapi pandangannya berbeda. Sama sama punya telinga, tetapi yang didengar artinya adalah berbeda. Sama sama punya mulut, tetapi kalimat yang diucapkan adalah beda artinya. Sama sama punya hati, tetapi pikirannya berbeda. Sama sama punya uang, tetapi penggunaannya berbeda. Sama sama adalah manusia, tetapi kehidupannya berbeda.

Seberapa unggulnya benda itu, juga harus ada yang bisa menikmatinya. Seberapa besar yang dikorbankan juga harus ada yang bisa berterima kasih. Seberapa besarnya ketulusan hati, juga harus bertemu dengan orang yang bersangkutan. Seberapa besarnya mengalah, juga harus bertemu dengan orang yang bisa menghargainya. Apa yang kamu ketahui tidak perlu diucapkan seluruhnya. Apa yang kamu lihat jangan percaya 100%. Di dunia ini, bukanlah melihat dengan mata tetapi dengan hati.

Sejak jaman dahulu manusia paling sensitif adalah sempurna. Lebih baik setengah miskin, setengah kaya, setengah tenang. Setengah nasib, setengah Tuhan, setengah kesempatan. Setengah mengambil, setengah memberi, setengah beramal. Setengah tuli, setengah bisu, setengan bodoh. Setengah bijaksana, setengah ketidaktahuan, setengah berbudi luhur. Setengah manusia, setengah ke Aku an, setengah leluasa. Setengah sadar, setengah mabuk, setengah abadi. Setengah sayang, setengah cinta, setengah gembira. Setengah awam, setengah meditasi, setengah jodoh. Kehidupan manusia setengah tergangtung pada diriku sendiri, setengah tergangtung pada alamiah.

Hitunglah dengan cermat, kehidupan kita sudah berjalan setengah, masih tinggal berapa waktu cukup untuk kita berfoya-foya, bersenang-senang, berhambur-hambur, berkomentar. Hiduplah yang baik, hiduplah yang sederhana di masa depan setiap hari.

好好活着,因为我们会睡很久很久......(瞬间醒脑)

2016-07-08 禅学人生
活着就是胜利,挣钱只是游戏,健康才是目的,快乐更是真谛!百年之后,你睡你的,我睡我的,再美丽的语言也无法跟你沟通,因为我们要沉睡,睡很久,很久……

所以,身边的人要相互珍惜,因为每个世人的时间都越來越少,最终还是要互相分离。不要争执,不要斗气,好好说话,相互理解!好好珍惜对你好的人 ,离开了,互联网也联系不上!

生命,每个人只有一次,或长或短;生活,每个人都在继续,或悲或欢;人生,每个人都在旅途,或起或伏。人无完人,事无完美,有些小人,你不须计较,计较会烦;有些繁事,你不必在意,在意会累。

世界很大,人心很杂,哪能不遇到小人?红尘很深,人世浮华,哪能没有烦心事?想的浅一点,活着就该随遇而安!看的淡一点,头顶就有一汪蓝天!

谁都会害怕失去,尤其是拼了命的珍惜后,却还是什么都留不住。感情啊,还是顺其自然吧,无可奈何也好,心态淡然也罢,唯有时间能说真话,谁是真,谁是假,谁心疼的把你眼泪擦。

人这辈子,有人羡慕你,有人讨厌你,有人嫉妒你,有人看不起你,没关系,他们都是外人;生活就是这样,你所做的一切不能让,每个人都满意。不要为了讨好别人,而丟失自己的本性。

一样的眼睛,不一样的看法;一样的耳朵,不一样的听法;一样的嘴巴,不一样的说法;一样的心,不一样的想法;一样的钱,不一样的花法;一样的人们,不一样的活法。

再优秀,也得碰上识货的人;再付出,也得遇上感恩的人;再真诚,也得赶上有心的人;再谦让,也得面对珍惜的人。你所知道的不要全说,你所看到的不要全信。这个世界,不是用眼看,而是用心品!

自古人生最忌满,半贫半富半自安;半命半天半机遇,半取半舍半行善;半聋半哑半糊涂,半智半愚半圣贤;半人半我半自在,半醒半醉半神仙;半亲半爱半苦乐,半俗半禅半随缘;人生一半在于我,另外一半听自然。

用心数数,我们的生命已经进半,还有多少日子,够我们浪费,够我们消遣,够我们作践,够我们感叹。好好的活着,简简单单过好今后的每一天!
READ MORE - Hiduplah yang Baik (Nasihat Zen)

TATACARA RITUAL PERSEMBAHAN, MENGUNDANG DAN MEMOHON REJEKI DEWA BUMI



ĀN TŬ DÌ SHÉN ZHÒU 安土地神咒 (Diambil dari 8 Mantra Utama Daoisme / Ba Da Shen Cou)

Mantra untuk Dewa Bumi
(Untuk meminta perlindungan dan permohonan atau memulai suatu upacara agar dilindungi oleh Dewa Bumi)
YUÁN SHĬ ĀN ZHÈN, PŬ GÀO WÀN LÍNG
元始安鎮 普告萬靈 
YUÈ DÚ ZHĒN GUĀN, TŬ DÌ ZHĬ LÍNG
嶽瀆真官 土地衹靈
ZUŎ SHÈ YÒU JÌ, BÙ DÉ WÀNG JĪNG
左社右稷 不得妄驚 
HUÍ XIÀNG ZHÈNG DÀO, NÈI WÀI CHÉNG QĪNG
回向正道 內外澄清
GÈ ĀN FĀNG WÈI, BÈI SHŎU TÁN TÍNG
各安方位 備守壇庭
(untuk di tookwan: TĀN TÍNG 壇庭;
untuk di rumah: JIĀ TÍNG 家庭)
TÀI SHÀNG YŎU MÌNG, SŌU BŬ XIÉ JĪNG
太上有命 搜捕邪精
HÙ FĂ SHÉN WÁNG, BĂO WÈI SÒNG JĪNG
護法神王 保衛誦經 
GUĪ YĪ DÀ DÀO, YUÁN HĒNG LÌ ZHĒN
皈依大道 元亨利貞
JÍ JÍ RÚ LÜ LÌNG
急急如律令

Maksud dari ritual ini adalah untuk mempersembahkan persembahan-persembahan ditukar dengan bantuan dalam kehidupan sehari-harinya. Memohon Dewa Bumi Lokal karena merekalah yang terdekat dalam alam roh dengan kita dalam kehidupan kita sehari-harinya.

Waktu Ritual / Upacara
Melakukan tatacara ini setiap waktunya adalah teramat penting. para umat tao berjanji kepada Dewa Bumi untuk melaksanakannya sekali, dua kali, empat kali atau lebih dari sebulan. Tanggal yang baik adalah 1 dan 15 atau 2 dan 16 tanggalan bulan. Waktu yang tepat adalah antara tengah hari dan tengah malam. Yin meningkat dari tengah hari sampai tengah malam dan semenjak Dewa Bumi Lokal beraturan Yin, jam-jam inilah yang paling tepat untuk melaksanakan pelatihan.

Makanan Persembahan
Siapkanlah lima macam sajian untuk dipersembahkan. Sajikan apa saja yang biasanya Anda makan untuk makan malam. Daging atau ikan, beras dan roti, sayur, sup, buah-buahan, dan makanan penutup(cemilan) juga boleh. Tuangkan tiga gelas(cangkir) arak merah. Menghadap ke arah tungku dengan memunggungi pintu.

Tatacara Persembahan

Aturlah persembahan-persembahan dalam empat baris. Barisan yang terdekat dengan Anda mempunyai dua menu. Baris yang kedua mempunyai tiga menu. Barisan yang ketiga mempunyai tiga cangkir arak merah. Barisan ke-empat terdapat dupa yang diletakkan di sebuah cangkir gelas kecil atau tempat-tempat lainnya yang cocok, dan diisi dengan beras atau abu dupa.

Arah Melakukan Persembahan / Upacara
Memunggungi pintu depan, menghadap bagian dalam rumah. Dalam dapur, menghadap tungku dengan memunggungi pintu depan.

Urutan Prosedur Tatacara Upacara
1. Nyalakan lima batang hio. Penyalaan 5 batang hio dimaksudkan untuk membuka sebuah jalinan komunikasi bagi sadhaka untuk memanggil para Buddha dan Bodhisattva secara pribadi untuk dihormati dan ikut menyelenggarakan sadhana.
2. Baca Mantra Dewa Tanah. Temukan kedua tangan dan japa Mantra Pembersih dari permulaan upacara. Ucapkanlah tujuh kali Mantra Dewa Tanah:

ĀN TŬ DÌ SHÉN ZHÒU
安土地神咒 (lihat diatas)

Lalu diikuti mantra pengundang Dewa Bumi (3x atau 5x)
Mantra Mengundang Dewa Hok Tek Tjin Sin (mantra rahasia) versi Taoisme
Tiauw Tjia Kim Hong Hok Tek Sin
Seng Tian Tat The Djib Di Bin
Teng Siuw Hong Gi Ui Su Tjeng
Tjau Tjae Tjim Po Iju I Keng
Tju Tjae Ngo Kong Tjong Hut Deng
Khe Tun Ko Ti Giu Ijang Seng
Tian Beng Hu Kui Siu Kong Deng
Hoan Su Ki Kiu Kai Iju Eng
Tjan Tjae Ban Ho Eng Put Teng
Tee Tju It Sim Tjoan Pae Tjia
Hok Tek Kong Kong Kang Dim Lae
Sim Peng Hoek Kip Dji Lu Lut Deng
Sumber: Hap Tan Kheng Bun

3. Hentakkan kaki kiri ke tanah tiga kali

4. Visualisasikan Dewa Bumi / Dewa Tanah Lokal tampak kecukupan makanan, orang laki tua, dengan sebuah mangkuk emas atau perak di tangan kirinya dan sebuah tongkat di tangan sebelah kanan. Dia tampak sebagai seorang anggota keluarga yang disayang (seperti Santa Klass paman anda !). Dia datang kepersembahan Anda.

6. Kali-lipatkan persembahan sehingga memenuhi jagat raya. Persilahkan Dewa Tanah untuk menikmati arak dan makanan yang telah dipersiapkan.

7. Berdoa. Setelah Dewa sudah selesai (setelah dupa hampir mati), dengan suara rendah memohon Dewa Tanah untuk mendengarkan permintaan Anda untuk bantuannya. Bikin permintaan Anda jelas dan mendetail.

8. Visualisasikan Amitabha menyinari sinar merah ke arah Dewa Bumi Lokal, dan memberikan jasa baik dengan memanjatkan mantra Sukavati Vyuha Dharani.

NA MO A MI DUO PO YE, DUO TUO QIE DUO YE, DUO DI YE TUO, A MI LI DU PO PI, A MI LI DUO XI DAN PO PI, A MI LI DUO PI JIA LAN DI, A MI LI DIO PI JIA LAN DUO, QIE MI NI, QIE QIE NUO, ZHI DUO JIA LI, SUO PO HE.

Tutup ritual dengan mantra Penutup Kesalahan Upacara

BU QUE ZHEN YAN (Mantra Penutup Kesalahan)
NA MO HE LA DA NUO DUO LA YE YE
QIE LA QIE LA, JI CHU JI CHU,
MO LA MO LA HU LA HUNG HE HE,
SUO DA NUO HUNG, PO MO NUO, SUO PO HE (dibaca 3x, 7x)

YEN MAN CEN YEN (Mantra Penyumparnaan Ritual Upacara)

OM Fu Lu Fu Lu Se Ye Mu Chi Sa Ho (dibaca 3x)

9. Setelah seluruh dupa terbakar, kemudian Anda boleh membersihkan altar.

   

READ MORE - TATACARA RITUAL PERSEMBAHAN, MENGUNDANG DAN MEMOHON REJEKI DEWA BUMI

Hari ini Lak Gwee Cap It imlek 2567 memperingati hari Shejit Dewa Panglima Tian Dou Yuan Shuai 田都元帥. (丙申年六月十一日 乃 田都元帥聖誕吉慶).



Tian Dou Yuan Shuai 田都元帥 (Thian Touw Gwan Swe - Hokkian) sering disebut Xiang Gong Ye 相公爺 (Siang Kong Ya - Hokkian) atau Lei Yuan Shuai 雷元帥 ( Lui Gwan Swee - Hokkian) yang berarti jenderal Lei. Ia adalah menteri urusan musik di istana Kaisar Ming Huang, Nama sebenamya Lei Hai Qing 雷海青. ia telah mendidik banyak murid yang menjadi anggota musik istana.Beliau telah menciptakan lagu2 dan tarian2 klasik 霓裳羽衣 yg sangat terkenal sampai saat ini . Hari lahirnya diperingati pada tanggal 11 bulan 6 Imlik. Beliau dianggap sebagai Dewa pelindung musik aliran Nan Guan 南管 (Lam Kwan - Hokkian).la banyak dipuja sebagai pelengkap kelenteng di kota besar yang mempunyai grup kesenian. Ada juga satu kelenteng khusus yang memujanya di Taiwan.


Sumber : Buku Dewa Dewi Kelenteng hal 267 - 268
READ MORE - Hari ini Lak Gwee Cap It imlek 2567 memperingati hari Shejit Dewa Panglima Tian Dou Yuan Shuai 田都元帥. (丙申年六月十一日 乃 田都元帥聖誕吉慶).

ASAL USUL DEWA BUMI DAN DEWA KEKAYAAN (CAY SEN) HOK TEK TJENG SIEN - 福 德 正 神 : bagian 5 dari 5 Tulisan



Fu De Zheng Shen, secara umum disebut sebagai Tu Di Gong (Thouw Te Kong – Hokkian) adalah Dewa bumi. Karena merupakan salah satu dewa yang tertua usianya, maka beliau sering juga disebut sebagai Hou Tu.

Menurut para ahli sejarah, pemujaan terhadap Tu Di Gong sebetulnya berasal dari gabungan pemujaan-pemujaan terhadap Dewa-dewa Palawija seperti Xian Se, Tian Jun, Fang Shen, dan Shui Yong Shen, dewa-dewa penunggu tanah seperti pemujaan Bunda Bumi oleh kaisar purba.

Pemujaan terhadap Dewa Bumi ini sangat luas sekali wilayahnya. Di seluruh negeri, dapat dikatakan kelenteng Tu Di Gonglah yang paling banyak jumlahnya, ada yang besar, adapula yang kecil sekali dan sebetulnya tak layak disebut kelenteng. Umumnya keleteng pemujaan Tu Di Gong dinamakan Tu Di Miao atau Fu De Ci (Hok Tek Su – Hokkian). Kelenteng-kelenteng kecil umumnya terdapat di dusun-dusun, di tepi pematang sawah dah bahkan di halaman rumah. Karena kecilnya kelenteng ini, kadang-kadang untuk satu orang bersembahyang saja sulit. Bahkan di desa-desa terpencil yang melarat, pemujaan Tu Di Gong dilakukan di dalam sebuah jembangan air yang sudah pecah. Jembangan itu dibalik dan dari bagian dinding yang pecah ditempatkan sebuah arca Tu Di Gong, dan dianggap sebagai “kelenteng”. Sebab itu ada pemeo dikalangan rakyat yang mengatakan “you-wu zhu da – tang , mei wu zhu po – gang” yang berarti” kalau ada rumah tinggal didalam ruangan besar, kalau tak ada rumah jembangan pecah-pun jadi”. Kecuali kelenteng-kelenteng khusus, di kelenteng-kelenteng lain, biasanya disediakan juga altar pemuja Tu Di sebagai pelengkap.

Di semua tempat, Tu Di Gong biasanya di tampilkan dalam bentuk yang kurang lebih sama yaitu seorang tua, berambut dan berjenggot putih, dengan wajah tersenyum ramah. Pakaiannya bercorak seorang hartawan atau Yuan-wai (wan-gwe – hokkian), demikian juga topinya. Tapi ada juga di beberapa tempat yang menampilkan Tu Di dengan pakaian ala Cheng Huang Lao Ye (Dewata Pelindung Kota), dengan wajah putih, berambut dan jenggot hitam. Ada juga yang ditampilkan dengan berpasangan, yaitu Tu Di Gong di sebelah kiri, dan Tu Di Po (Nenek Tu Di) de siebelah kanan. Biasanya Tu Di selalu tampak menggenggam sebongkah uang emas di tangan kanannya. Tu Di Gong yang dipuja di dalam rumah umumnya tanpa pasangan. Adakalanya sang Dewa Bumi ditemani oleh seekor harimau. Harimau ini biasanya disebut Hu-jiang-jun(Houw Ciang Kun – hokkian), ia dianggap dapat membantu Tu Di mengusir roh-jahat dan menolong rakyat dari malapetaka.

Seperti juga Cheng Huang, Tu Di Gong mempunyai masa jabatan yang terbatas. Jabatan Tu Di Gong biasanya diduduki oleh orang-orang yang selama hidupnya banyak berbuat kebaikan dan berjasa bagi masayarakat. Setelah meninggal tokoh pujaan rakyat itu lalu diangkat sebagai Tu Di Gong. Sebab itu tiap tempat mempunyai Tu Di Gong tersendiri.

Tapi ada juga sebuah versi yang mengatakan bahwa Tu Di Gong sesungguhnya adalah seorang yang pernah hidup di jaman dinasti Zhou, pada masa pemerintahan kaisar Zhou Wu Wang, bernama Zhang Fu De, (lahir pada tahun 1134 SM). Sejak kecil Zhang Fu De sudah menunjukkan bakat sebagai orang yang pandai dan berhati mulia. Ia memangku jabatan sebagai menteri urusan pemungutan pajak kerajaan. Dalam mejalankan tugasnya ia selalu bertindak bijaksana tidak memberatkan rakyat, sehingga rakyat sangat mencintainya. Ia meninggal pada usia 102 tahun. Jabatannya digantikan oleh seorang yang bernama Wei Chao. Wei Chao adalah seorang tamak dan rakus lagi kejam. Dalam menarik pajak ia tidak mengenal kasihan, sehingga rakyat banyak sangat menderita. Akhirnya karena derita yang tak tertahankan, mereka banyak pergi meninggalkan kampung halamannya, sehingga sawah ladang banyak terbengkalai. Dalam hati mereka mendapatkan seorang bijaksana seperti Zhang Fu De yang telah marhum itu. (sebab itu kemudian mereka memuja Zhang Fu De (Thio Hok Tek – Hokkian ) sebagai tempat memohon perlindungan. Dari nama Zhang Fu De inilah kemudian muncul gelar Fu De Zheng Shen yang dianggap sebagai Dewa Bumi.

Tu Di Gong bertugas menjaga agar kehidupan rakyat aman dan bahagia, juga mengingatkan mereka agar selalu berbuat kebaikan tugas lain adalah memeriksa dan mencatat kelakuan orang apakah yang bersangkutan sering berbuat yang bertentangan dengan ajaran Tian. Catatan yang dikumpulkan ini diserahkan kepada Cheng Huang sebagai bahan pemerikasaan apabila orang tersebut meninggal.

Kaum petani menganggap Tu Di Gong sebagai Dewa pelindungnya. kaum pedagang memandangnya sebagai roh suci yang memasok rejeki. Dan masarakat umum memandangnya sebagai pelindung keselamatan. sebab itulah perayaan dan sembahyang untuk Tu Di Gong paling banyak dilakukan dalam setahun. pada masa yang lalu,bayak kaum pedagang yang bersembahyang pada tiap tanggal 1 dan 16 Imlik tiap bulan. Sembahyang ini disebut ”zuoya” atau ”ya-fu”, dengan tujuan untuk memohon perlindungan dan rejeki dari sang Dewa. Upacara sembahyang pada tanggal 2 bulan 1 Imlik disebut ”tou-ya” (thou-ge – hokkian), tanggal 2 bulan 2 Imlik disebut sembahyang ”ya-li” untuk merayakan hari ulang tahun Tu Di, dan tanggal 16 bulan 12 Imlik disebut ”wei-ya” (atau penutup). Biasanya sembahyang ini diikuti dengan pertunjukan wayang dan tari-tarian. Sedangkan kaum tani karena menganggap hasil jerih payahnya itu adalah hasil lindungan dari sang Dewa Bumi, mereka memilih tanggal 15 bulan 8 Imlik yaitu yang lazim disebut hari raya Zhong-qiu untuk mengadakan sembahyang berterima kasih kepadanya karena hasil panennya baik. Perayaan Zhong-qiu ini sangat meriah tidak hanya didusun tapi juga di kota-kota .*

Sumber : buku Dewa - Dewi Kelenteng

READ MORE - ASAL USUL DEWA BUMI DAN DEWA KEKAYAAN (CAY SEN) HOK TEK TJENG SIEN - 福 德 正 神 : bagian 5 dari 5 Tulisan

Dewa-Dewa yang dianggap sebagai Tu Di Gong (Dewa Bumi) Tu Di Gong (bahasa Tionghoa: 土地公; pinyin: tǔ dì gōng; Pe̍h-ōe-jī: Thó-tī-kong/Thó͘-tī-kong), juga dikenal dengan sebutan Tu Di (土地), Tu Gong (社公; 土公), bagian 4 dari 5 Tulisan

1. Fu De Zhen Shen (福德正神)

Sebuah cerita mengatakan bahwa Fu De Zheng Shen sesungguhnya adalah seseorang yang pernah hidup di zaman Dinasti Zhou, pada masa pemerintahan kaisar Zhou Wu Wang, bernama Zhang Fu De. Dia lahir pada tahun 1134 SM. Sejak kecil, Zhang Fu De sudah menunjukkan bakat sebagai orang yang pandai dan berhati mulia. Ia memangku jabatan sebagai menteri urusan pemungutan pajak kerajaan. Dalam mejalankan tugasnya, ia selalu bertindak bijaksana tidak memberatkan rakyat sehingga rakyat sangat mencintainya. Ia meninggal pada usia 102 tahun.

Jabatannya digantikan oleh seseorang yang bernama Wei Chao. Wei Chao adalah seorang tamak dan rakus serta kejam. Dalam menarik pajak ia tidak mengenal kasihan sehingga masyarakat sangat menderita. Akhirnya karena penderitaan hidup yang tak tertahankan, penduduk banyak yang pergi meninggalkan kampung halamannya sehingga sawah ladang banyak terbengkalai. Mereka berharap mendapatkan pemimpin yang bijaksana seperti Zhang Fu De yang telah meninggal. Sebab itulah kemudian mereka memuja Zhang Fu De (Thio Hok Tek – Hokkian )sebagai tempat memohon perlindungan. Dari nama Zhang Fu De inilah kemudian muncul gelar Fu De Zheng Shen yang dianggap sebagai Dewa Bumi.[5]

2. Da Bo Gong (Toa Pek Kong - Hokkian) / Pek Gong (伯公), Tu Ti Hou Fu Shen (土地或福神), atau Dabo Gong (大伯公)

Umat Tridharma atau Taoisme kebanyakan mengira bahwa Da Bo Gong(Toa Pek Kong) dan Tu Di Gong adalah Dewa yang sama karena penampilan mereka yang mirip. Sebenarnya, Da Bo Gong adalah dewa perairan sementara Tu Di Gong adalah dewa bumi.

3. Hou Tu (后土), Tu Shen (社神),

Pada masa Dinasti Qin, banyak masyarakat awam yang ditangkap untuk bekerja paksa dalam proyek pembangunan Tembok Raksasa Cina. Banyak pria-pria dewasa dari Mengjiang yang akhirnya tewas dalam proyek ini. Para wanita dari Mengjiang berduka cita sehingga mereka menangis sepanjang perjalanan mereka menuju lokasi pembangunan. Setelah melalui perjalan panjang yang sukar, mereka berhasil mencapai Tembok Besar dan melihat tulang-belulang putih berserakan, tidak dapat teridentifikasi lagi. Seorang pria tua berambut serta berjanggut kelabu tiba-tiba muncul dan berkata, "Teteskan darahmu pada tulang. Jika tulang itu berubah warna, tulang itu adalah tulang kerabatmu." Banyak yang mengikuti petunjuk itu sehingga mereka berhasil menemukan tulang-belulang keluarga mereka. Kisah tersebut melahirkan legenda mengenai Hou Tu.[3]

4. Datuk Gong / Na Du Gong (拿督公)

Na Du Gong (Hanzi =拿督公; pinyin=Ná Dū Gōng; POJ=Ná-tok-kong) adalah para roh penjaga lokal di Malaysia. Salah satu variasi namanya adalah Datok atau Datuk (Datok Gong), berasal dari bahasa Malaysia yang memiliki arti 'kakek'. Nama Datuk digunakan sebagai panggilan kehormatan, demikian pula gelar Gong juga merupakan gelar kehormatan. Salah satu versi asal mula pemujaan Na Du Gong adalah bahwa mereka berasal dari pemujaan Tu Di Gong yang berasal dari China[7] dan Datuk Keramat yang merupakan dewa asli Malaysia.

Dalam penamaan mandarin, Ná (拿) memiliki makna "memegang, merampas, menangkap, menahan, mengambil"; Dū (督) "mengawasi dan mengarahkan, gelar kuno dalam pasukan"; dan Gōng (公) "publik, milik orang banyak, umum, internasional, membuat publik, adil, jujur, gelar kebangsawanan, pria terhormat, ayah mertua, jantan (binatang)"

Gelar resmi untuk Na Du Gong adalah Na Du Zun Wang (Hanzi=拿督尊王; [[pinyin]= Ná Dū Zūn Wáng). Zūn (尊) memiliki makna "senior, angkatan tua, menghormati, menghargai, gelar"; Wáng (王) adalah "raja atau monarki, yang terbaik dalam jenisnya, agung, besar, mengatur, memimpin".

Dalam bahasa Malaysia, datuk memiliki arti "walikota, kakek, pendahulu, leluhur, bapak tua". Ia dikenal dengan nama Datok Gong atau Da Tok kong dalam logat Hokkien. Ia juga disebut sebagai Datuk Keramat atau Datok Haji Keramat.

Agama-agama tradisional di Asia tergolong dalam agama yang memuja alam. Na Du Gong sendiri merupakan sisa peninggalan agama tradisional Malaysia sebelum kedatangan Islam. Sekarang ini, roh-roh pujaan tradisional di Malaysia disebut dengan nama jin kafir sementara roh penjaga disebut penunggu atau Datuk Keramat. Para Datok dan Keramat dipandang sebagai salah satu alternatif untuk memohon perlindungan serta penyembuhan. Namun, pemujaan mereka menurun setelah pejabat Islam di Malaysia menekan berbagai aktivitas semacam itu, dan pada saat itu justru mulai diadopsi oleh warga China di Malaysia. Medium yang disebut bomoh bertugas sebagai perantara komunikasi antara Datok dan Keramat dengan para pemujanya.

Tidak jelas mengapa masyarakat China di Malaysia, yang memiliki Dewa Bumi sendiri, dengan mudahnya menerima Datok ke dalam panteon keagamaan mereka. Kemungkinan pertama adalah mereka memerlukan para dewata lokal untuk memberikan perlindungan spiritual yang lebih kepada mereka, kemungkinan kedua karena para Datok terkenal sering memberikan nomer lotre yang jitu.

Bagi sebagian besar warga China di Malaysia, Na Du Gong merupakan roh penjaga lokal yang tinggal di pepohonan, rumah-rumah semut, gua-gua, bantaran sungai, dan pada formasi bebatuan yang berbentuk aneh. Setelah seseorang memperoleh penglihatan wujud spiritual sesosok roh Datok, biasanya berwujud macan putih atau pria tua yang berpakaian putih, barulah pemujaan kepadanya dimulai. Sesosok Na Du Gong juga bisa diundang untuk tinggal di luar rumah sebuah keluarga sebagai perlindungan dan keberuntungan (pemujaan Na Du Gong tidak pernah dilakukan di dalam rumah). Masyarakat juga terkadang membangun sebuah kuil kecil di samping jalan untuknya.

Ritual 
Para pemuja Na Du Gong biasanya mempersembahkan sepasang lilin putih, tiga batang hio, serta kemenyan. Pada Kamis malam, pemuja Na Du Gong memberikan persembahan spesial berupa daun sirih lengkap dengan kapur sirih, potongan buah pinang, tembakau, dan rokok daun serta persembahan lain seperti buah-buahan. Babi, bir, arak, dan produk beralkohol lain tidak digunakan sebagai persembahan karena bertentangan dengan hukum Islam (tidak disukai oleh Datuk Haji Keramat).

Setiap Na Du Gong memiliki hari raya yang berbeda. Pada negara bagian utara (Perlis, Kedah, dan Penang), para pemuja biasanya menyembelih ayam bahkan terkadang juga kambing pada hari festivalnya. Ayam dan sapi wajib disembelih oleh umat Muslim, terutama lagi kambing, supaya persembahan tersebut diterima oleh Datok. Dagingnya dimasak kari kemudian dipersembahkan kepada Datok bersama dengan nasi kuning. Persembahan seperti ini juga dipersembahkan oleh pemuja yang permohonannya dikabulkan, misalnya menang lotre.

5. Di Zhu / Papan Dewa Di Zhu di Malaysia

Dizhu (bahasa Tionghoa: 地主神, berarti Roh Bumi) adalah roh dalam kepercayaan China, yang setara dengan Tu Di Gong. Papan Roh Di Zhu bertuliskan (dua baris di tengah) "kiri: Dewa Bumi untuk masyarakat Tang yang berada di luar wilayah), kanan: Naga dari lima sisi dan lima bumi (Fengshui). Tulisan disamping berarti "Kemakmuran datang dari sepuluh ribu arah dan bisnis datang dari ribuan mil." Hal ini dipercayai bahwa Dewa Di Zhu memiliki kuasa untuk mengumpulkan kemakmuran, dan penempatan papan harus diletakkan sesuai dengan aturan Feng Shui.


  
READ MORE - Dewa-Dewa yang dianggap sebagai Tu Di Gong (Dewa Bumi) Tu Di Gong (bahasa Tionghoa: 土地公; pinyin: tǔ dì gōng; Pe̍h-ōe-jī: Thó-tī-kong/Thó͘-tī-kong), juga dikenal dengan sebutan Tu Di (土地), Tu Gong (社公; 土公), bagian 4 dari 5 Tulisan
 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.