ASAL USUL dan KISAH Tiga Maharaja ( sānhuáng / 三皇 )” bagian 2 dari 3 Tulisan



Catatan paling awal tentang Tiga Maharaja ( sānhuáng / 三皇 )” muncul dalam buku 《Catatan Sejarah Agung • Catatan Qín Shǐ Huáng》 pada tahun 221 SM ( tahun ke-26 Qín Shǐ Huáng ) menurut Lǐ Sī bahwa zaman kuno ada Maharaja Langit, Maharaja Bumi dan Maharaja Manusia sebagai Tiga Maharaja, dan di antaranya Maharaja Manusia dianggap paling agung.

Versi-versi dari Tiga Maharaja menurut berbagai buku dan kitab sejarah :
1. Suìrén, Fúxī, Shénnóng.
《Báihǔ Tōngyì》.
《Shàngshū Dàchuán》.
2. Fúxī, Shénnóng, Nǚwā.
《Chūnqiūwěi • Yùndòushū》.
《Catatan Sejarah Agung • Catatan Tiga Maharaja》.
3. Fúxī, Shénnóng, Zhùróng.
《Báihǔ Tōngyì》
4. Fúxī, Shénnóng, Gònggōng.
《Zīzhì Tōngjiàn • Wàijì》.
5. Fúxī, Shénnóng, Huángdì.
《Dìwáng Shìjì》.
Versi terakhir oleh karena pengaruh dari 《Klasik Sejarah》 sehingga menjadi lebih popular. Fúxī, Shénnóng dan Huángdì menjadi Tiga Maharaja paling kuno di Cina.

Dari berbagai catatan sejarah tersebut di atas, Fúxī dan Shénnóng mendapatkan dua posisi yang pasti sebagai Tiga Maharaja, yang dalam berbagai versi boleh dikatakan hampir sama semua. Sedangkan posisi ketiga seharusnya siapa, terdapat perbedaan yang cukup besar.
Selain itu, dalam buku 《Norma Tata Krama》 dari Dinasti Hàn menyatakan Maharaja Langit, Maharaja Bumi dan Maharaja Manusia sebagai Tiga Dewa Langit.

Tiga Maharaja dalam Ajaran Tao
Ajaran Tao juga membagi Tiga Maharaja menjadi Awal ( chū / 初 ), Tengah ( zhōng / 中 ), Akhir ( hòu / 后 / 後 ) tiga kelompok :
Kelompok Tiga Maharaja Awal berbentuk manusia.

A. Tiga Maharaja Tengah bermuka manusia berbadan ular atau naga.
B. Tiga Maharaja Akhir.
Maharaja Langit Fúxī bermuka manusia berbadan ular.
C. Maharaja Bumi Nuwa bermuka manusia berbadan ular.
Maharaja Manusia Shénnóng bermuka sapi berbadan manusia.

Penempatan posisi kedewaan menurut Ajaran Tao adalah :
1. Tiga Dewa Murni ( sānqīng / 三清 ).
Yùqīng ( 玉清 ) Yuánshǐ Tiānzūn ( 元始天尊 ).
Shàngqīng ( 上清 ) Língbǎo Tiānzūn ( 灵宝天尊 / 靈寶天尊 ).
Tàiqīng ( 太清 ) Dàodé Tiānzūn ( 道德天尊 ).
2. Maha Kaisar Langit ( yùhuáng dàdì / 玉皇大帝 ).
3. Empat Dewa Kaisar ( sìyù / 四御 ).
4. Zhōngtiān Zǐwéi Běijí Dàdì ( 中天紫微北极大帝 / 中天紫微北极大帝 ).
5. Nánjí Chángshēng Dàdì ( 南极长生大帝 / 南极長生大帝 ).
6. Gōuchén Shànggōng Tiānhuáng Dàdì ( 勾陈上宫天皇大帝 / 勾陳上宮天皇大帝 ).
7. Hòutǔ Huángdìzhī ( 后土皇地祗 / 後土皇地祗 ).

Sedangkan penempatan posisi kedewaan menurut Ajaran Konghucu adalah :
1. Langit ( tiān / 天 ).
2. Leluhur ( zǔ / 祖) ( Tiga Maharaja dan Lima Kaisar ).
3. Agung ( shèng / 圣 / 聖 ).
4. Yang Teragung ( zhìshèng / 至圣 / 至聖 ) Kǒngzǐ.
5. Agung Kedua ( yàshèng / 亚圣 / 亞聖 ) Mèngzǐ.
6. Agung Perkasa ( wǔshèng / 武圣 / 武聖 ) Guānyǔ.

Kemudian juga ada penempatan posisi kedewaan menurut legenda rakyat maupun buku cerita pendek sebagai berikut :
1. Pángǔ.
2. Hóngjūn ( 鸿钧 / 鴻鈞 ).
3. Tiga Dewa Murni.
4. Nǚwā.
5. Tiga Maharaja.
6. Maha Kaisar Langit.
7. Empat Dewa Kaisar.

Dalam Ajaran Tao tidak ada Pángǔ dan Hóngjūn. Sebagian besar legenda rakyat dan buku cerita pendek menjadikan Pángǔ, Hóngjūn dan Yuánshǐ Tiānzūn sebagai satu orang yang sama. Ada juga yang menceritakan bahwa Pángǔ adalah kakak dan Hóngjūn adalah adik, setelah Pángǔ menjadi Tiga Dewa Murni, dia mengangkat Hóngjūn sebagai Maha Guru.

Kedudukan Nǚwā
Sedangkan kedudukan Nǚwā, kadang-kadang berada di atas Tiga Maharaja, kadang-kadang berada di antara Tiga Maharaja, dan kadang-kadang malah berada dibawah Tiga Maharaja. Menurut cerita alasannya ada tiga :
Dalam legenda ; Nǚwā menciptakan berbagai makluk dunia, sehingga kedudukannya sangat tinggi dan berada di atas Tiga Maharaja.

Dalam legenda ; Fúxī dan Nǚwā adalah kakak beradik yang juga suami istri, dan merupakan satu keluarga, sehingga dalam daftar Tiga Maharaja, kadang-kadang ada keduanya, kadang-kadang cuma dipilih salah satu sebagai wakil. Dengan demikian, kedudukan Nǚwā berada di antara Tiga Maharaja.

Oleh karena status buku 《Klasik Sejarah》 yang istimewa di antara buku dan kitab sejarah, sehingga pendapat tentang Fúxī, Shénnóng dan Huángdì sebagai Tiga Maharaja yang dipropaganda didalamnya mendapat pengakuan yang jauh lebih luas dari khalayak umum. Sedangkan keberadaan Nǚwā dari zaman Masyarakat Matriarkal, yang kemudiannya terganti oleh Masyarakat Patriarkal yang lebih menghargai kedudukan laki-laki, sehingga membuat kedudukan Nǚwā menjadi dibawah Tiga Maharaja.

Secara umum, tokoh-tokoh yang dimaksud dalam Tiga Maharaja merupakan simbol dari berbagai tahap kebudayaan yang berbeda dari leluhur Cina pada masa pra-sejarah. Yǒucháo, Suìrén dan Fúxī masing-masing mengwakili Tingkat Rendah、 Tingkat Menegah、Tingkat Tinggi, tiga tingkat masa Pra-Peradaban. Shénnóng mewakili Tingkat Rendah pada masa Barbarian. Sedangkan Nǚwā merupakan manusia dewa pada zaman genesis yang lebih awal, yang dalam legenda juga digabungkan dengan Fúxī dalam menciptakan manusia.

Pendapat umum tentang “Tiga Maharaja” adalah Suìrén, Fúxī dan Shénnóng, yang bermula dari masa Periode Musim Semi dan Musim Gugur dan Periode Negara Perang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.