Dewa Harta Sipil 文財神




Bigan (Hanzi= 比干) merupakan tokoh historis yang hidup pada masa akhir Dinasti Shang. Ia adalah putra Wen Ding (文丁), keturunan Zi (子), dan merupakan keluarga kerajaan, yaitu paman dari raja terakhir Dinasti Shang yang bernama Zhou Xin (紂王). Selain dipuja oleh masyarakat China secara umum, ia terutama dipuja oleh keluarga Lin (林) di seluruh dunia.
Ia merupakan satu-satunya penasihat raja Zhou dari Dinasti Shang yang masih setia menemani serta menasihati keponakannya yang korup, sementara dua pamannya yang lain memilih untuk mengundurkan diri. Raja Zhou merasa terganggu hingga akhirnya Daji (妲己), selir kesayangannya, berkata bahwa dirinya ingin membuktikan kebenaran pepatah kuno China bahwa "jantung seorang pria yang baik memiliki tujuh lubang" (七巧玲瓏心). Bigan kemudian dieksekusi dengan jalan jantungnya dikeluarkan (比干剖心).
Karena Bigan tidak mementingkan diri sendiri serta adil dan jujur, ia tidak memiliki jantung untuk dirinya sendiri. Masyarakat memujanya sebagai Dewa Harta Sipil.
Legenda mengatakan bahwa para pebisnis yang diberkahi Bigan hanyalah yang melakukan bisnis jujur. Ia digambarkan berpakaian pejabat sipil China kuno lengkap dengan topi khas dan jubah bermotif, membawa batangan emas atau perak di kakinya serta tongkat ruyi (tongkat berbentuk seperti huruf "S" yang biasanya terbuat dari giok) yang dapat mengubah batu dan besi menjadi emas.

READ MORE - Dewa Harta Sipil 文財神

DEWA PELINDUNG PERDAGANGAN - GUAN DI / KOAN KONG / 關聖帝君



GUAN DI - Koan Kong - 關聖帝君Guan Di (Koan Te - Hokkian) atau secara umum di sebut Guan Gong (Koan Kong - Hokkian) yang berarti Paduka Guan, adalah seorang panglima perang kenamaan yang hidup pada jaman San Guo (221 - 269 M ).Nama aslinya adalah Guan Yu (Koan I - Hokkian) alias Guan Yun Chan (Koan In Tiang - Hokkian). Oleh kaisar Han, ia diberi gelar Han Shou Ting Hou (Han Siu Teng Houw - Hokkian).
Guan Di dipuja karena kejujuran dan kesetiaannya. Dia adalah lambang atau tauladan kesatria sejati yang selalu menempati janji dan setia pada sumpahnya.Sebab itu Guan Di banyak dipuja dikalangan masyarakat, disamping kelenteng-kelenteng khusus.
Gambar - gambarnya banyak dipasang dirumah - rumah pribadi, toko, Bank, kantor polisi, pengadilan sampai ke markas organisasi mafia. Para anggota perkumpulan rahasia itu biasanya melakukan sumpah setia dihadapan altar Guan Di.Disamping dipuja sebagai lambang kesetiaan dan kejujuran, Guan Di dipuja sebagai Dewa pelindung perdagangan, Dewa pelindung kesusasteraan dan Dewa pelindung rakyat dari malapetaka peperangan yang mengerikan.
Julukan Dewa Perang sebagai umumnya dikenal dan dialamatkan kepada Guan Di, harus diartikan sebagai dewa untuk menghindarkan peperangan dan segala akibatnya yang menyengsarakan rakyat, sesuai dengan watakGuan Yu yang budiman. Guan Yu adalah penduduk asli kabupaten Hedong (sekarang Jiezhou) di propinsi Shanxi. Bentuk tubuhnya tinggi besar, beijenggot panjang dan berwajah merah. Tentang wajahnya yang berwama merah ini ada cerita tersendiri yang tidak terdapat dalam novel San Guo (Kisah Tiga Negeri).

READ MORE - DEWA PELINDUNG PERDAGANGAN - GUAN DI / KOAN KONG / 關聖帝君

Kisah 24 Anak Berbakti (seri ke-1)

Anak Muda (Chen Xiang) Membelah Gunung Selamatkan Ibunya
Cerita tentang bagaimana Chen Xiang membelah gunung untuk menyelamatkan ibundanya adalah sebuah kisah yang menyentuh mengenai pemuda heroik yang berhati teguh dan berani dalam pertempurannya melawan kejahatan. Ketulusan yang is pancarkan terus menggapai hati banyak mahkluk. Di puncak barat Gunung Hua menjulang sebuah batu besar yang terlihat telah terbagi tiga. Sebuah kapak raksasa berbentuk bulan sabit setengah tertancap di sisi batu ini. Legenda menceritakan Chen Xiang telah membelah batu untul menyelamatkan ibunya.
Zaman dahulu kala, ada pelajar bernama Liu Yanchang pergi ke ibukota untuk menjalani ujian kekaisar-an. Dalam perjalanan ia mampir di Gunung Hia untuk berwisata melihat-lihat tempat tersebut. Pada saat yang sama ada kuil San Shengmu seorang peri yang lembut dan cantik, terletak di Gunung Hua. San Shengmu menjalani kehidupan yang sepi setelah diutus untuk menjaga Gunung Hua. Satu hari, San Shengmu sedang bernyanyi dan menari sendirian di kuil ketika ia menyadari bahwa ada seorang pelajar melangkah masuk ke kuil. Dalam keraguannya, ia berubah menjadi patung di atas alas berbentuk bunga teratai. Tatkala Lin Yanchang melangkah masuk dan melihat patung tersebut, ia begitu terpukau oleh kecantikan sosoknya. Tak mampu menyembunyikan perasaannya, Liu Yanchang menge-luarkan kuasnya dan menuliskan kekagumannya terhadap San Shengmu di dinding kuil.
Menyaksikan anak muda berbakat yang mengungkapkan perasaan untuknya membuat benak San Shengmu tergetar. San Shengmu pun sangat terpikat oleh Liu Yanchang. San Shengmu memutuskan ia harus menikah dengan Liu Yanchang, mengabaikan peraturan yang melarang dari Kerajaan Kayangan yang melarang penyatuan seperti itu. San Shengmu menjelma menjadi gadis biasa dan mengatakan kepada Liu Yanchang tentang perasaannya. Pasangan muda itu menikah dan hidup bahagia bersama. Ketika Liu Yanchang hendak menjalani ujian, San Shengmu hamil. Dengan enggan mereka berpisah, dan Liu Yanchang menyuruhnya untuk menamai anak mereka Chen Xiang. Liu Yanchang akhirnya berhasil menjalani ujian dan ditugaskan untuk menjadi gubernur Yangzhou. Di tengah-tengah perayaan pencapaiannya itu, Liu Yanchang tidak menyadari bahwa San Shengmu sedang mengalami kesulitan. Pada saat itu hari ulang tahun Ibunda Ratu dan is merencanakan pesta Peach Panjang Umur di Kerajaan Kayangan. Semua dewa-dewi datang untuk merayakan peristiwa ini, tetapi San Shengmu yang tengah hamil memohon izin untuk tidak hadir, dengan alasan dirinya sakit. Saudara
laki-lakinya Dewa Erlang mengetahui bahwa San Shengmu sudah menikah dengan manusia dan tengah mengandung anaknya. Dewa Erlang murka karena San Shengmu telah indanggar peraturan Kayangan dan ingin membawa San Shengmu kembali ke kerajaan. Setelah pertempuran sengit, San Shengmu dikalahkan saudara laki-lakinya itu dan di-sekap dalam Dark Cloud Cave di bawah Gunung Hua. San Shengmu melahirkan Cheng Xiang dalam gua yang dalam dan gelap. Ia menyuruh pelayannya untuk membawa anaknya diam-diam ke Yangzhou agar anaknya bisa hidup bersama ayahnya. Ketika Cheng Xiang tumbuh dewasa, ia memahami bahwa ibunya selama ini disekap dan menderita di bawah Gunung Hua. Cheng Xiang memutuskan dengan teguh untuk menyelamatkan ibunya. Namun, ia tidak tahu ibunya ada di mana. Lalu, ia berjumpa dengan seorang dewa, Dewa Guntur. Setelah mengetahui faktanya, Dewa Guntur jatuh kasihan kepada Chen Xiang sehingga menyuruh anak muda itu untuk berbaring di tempatnya dan mulai membagi keahliannya kepada Chen Xiang. Ketika Chen Xiang menjadi petarung ahli, ia berterima kasih kepada gurunya itu dan mulai berjalan ke Gunung Hua. Sebelum pergi, Dewa Guntur memberinya kapak pembelah-gunung. Saat Chen Xiang sampai di Dark Cloud Cave, ia berteriak memanggil ibunya. Namun Sang Shengmu pun tahu bahwa anak muda itu tidak sebanding dengan dengan saudaranya Dewa Erlang. San Shengmu memanggil anak muda itu dan memintanya agar memohon kepada pamannya.
Chen Xiang terus memohon kepada Dewa Erlang, saking kerasnya sampai seolah-olah permohonannya itu dapat didengar oleh telinga yang tuli. Tetapi, Dewa Erlang bersikukuh untuk tidak melepaskan saudara perempuannya. Dewa Erlang menghunus pedang dan pisaunya lalu mulai menye-rang Chen Xiang. Keduanya terlibat dalam pertempuran sengit. Empat peri merasa Dewa Erlang terlalu kejam karena telah melakukan perbuatan tersebut kepada keponakannya, diam-diam mereka membantu Cheng Xiang. Dengan pertolongan mereka, Chen Xiang menang atas Dewa Erlang yang lari karena kalah. Setelah mengalahkan pamannya, Chen Xiang melesat lari kembali ke Gunung Hua segera, mengangkat kapaknya dan mulai membelah tebing batu. Suara keras menggema setinggi langit ketika Gunung Hua membelah terbuka. Chen Xiang bergegas masuk ke gua untuk mendapatkan ibunya. Setelah bertahun-tahun terpenjara di dalam gua, San Shengmu akhirnya bersatu kembali dengan putranya.
Mata Ketiga Dewa Erlang
Ada banyak penjelasan mengapa Dewa Erlang mempunyai tiga mata. Satu alasan adaiah fitur nenek moyang orang Shu menyerupai babi, sehingga mata mereka vertikal. Mata ketiga Dewa Erlang merupakan representasi bagaimana rupa nenek moyang orang Shu. Kemungkinan lain adatah matanya miring ke atas, sebuah fitur yang sesuai diberi nama mata phoenix, yang umum bagi banyak orang Gina. Namun, penjelasan lainnya adatah nenek moyang bangsa Shu senang mengambar hiasan di tengah-tengah dahi mereka.



READ MORE - Kisah 24 Anak Berbakti (seri ke-1)

KISAH DAN ASAL USUL ER LANG SHEN 二郎神 (YOCIAN) bagian 1








MALAIKAT PELINDUNG KOTA SUNGAI /
ER LANG SHEN/ 二郎神
Menurut sejarah, Er Lang Shen (Ji Long Sin — Hokkian) adalah putra seorang Gubernur dari propinsi Sichuan, yang hidup pada jaman dinasti Qin, dengan nama Li Bing. Pada waktu itu sungai Min (Minjiang, salah satu cabang sungai Yang - Zi yang bermata air di wilayah Sichuan), seringkali mengakibatkan banjir di wilayah Guan-kou (dekat Chengdu). Sebagai gubernur yang peka akan penderitaan rakyat, Li Bing segera mengajak putranya, Er Lang, meninjau daerah bencana dan memikirkan penanggulangannya. Rakyat Guan-kou yang sudah putus asa menghadapi bencana banjir yang tiap kali menghancurkan rumah dan sawah ladangnya, tampak pasrah dan mengandalkan para dukun untuk menghindarkan bencana. Para dukun menggunakan kesempatan ini untuk memeras dan menakut-nakuti rakyat. Dikatakan bencana banjir itu diakibatkan karena Raja Naga ingin mencari istri. Maka penduduk diharuskan tiap tahun mengirimkan seorang gadis untuk dijadikan pengantin Raja Naga di sungai Min itu. Maka tiap tahun diadakan upacara penceburan gadis di sungai yang dipimpin oleh dukun dan diiringi oleh ratap tangis orang tua sang gadis.
Li Bing bertekad mengakhiri semua ini, dan berusaha inenginsafkan rakyat bahwa bencana dapat dihindarkan asal mereka mau bergotong royong memperbaiki aliran sungai. Usaha ini tentu saja ditentang para dukun yang melihat bahwa ia akan rugi apabila rakyat tidak percaya lagi kepada mereka. Untuk menghadapi mereka, Li Bing mengatakan bahwa putrinya bersedia menjadi pengantin Raja Naga untuk tahun itu. Dia minta sang dukun memimpin upacara. Sebelumnya, Li Bing memerintahkan Er Lang untuk menangkap seekor ular air yang besar, dimasukkan dalam karung dan disembunyikan di dasar sungai.
Pada saat diadakan upacara "mengantar pengantin" di tepi sungai, Li Bing mengatakan kepada dukun kepala, bahwa ia ingin sang Raja naga menampakkan diri agar rakyat bisa melihat wajahnya. Sang dukun marah dan mengeluarkan ancaman. Tapi Li Bing yang telah bertekad mengakhiri prakteknya yang kejam ini, berkeras agar sang dukun menampilkan wujud Raja Naga. karena keadaan yang sudah memungkinkan untuk bertindak, Li Bing memerintahkan putranya Li Er Lang agar terjun ke sungai dan memaksa sang Raja Naga ke luar.
Setelah menyelam sejenak Er Lang muncul kembali sambil menyeret bangkai ular air itu ketepi. Penduduk jadi gempar. Li Bing menyatakan bahwa sang Raja Naga yang jahat sudah dibunuh, rakyat tidak usah khawatir akan gangguan lagi dan tidak perlu mengorbankan anak gadisnya setiap tahun.
Setelah itu Li Bing mengajak rakyat untuk bergotong-royong membangun benduingan dan waduk, untuk mengendalikan sungai Min. Usaha ini akhirnya berhasil dan rakyat daerah itu terbebas dari bencana banjir. Untuk memperingati jasajasa Li Bing dan Er Lang di tempat itu kemudian didirikan kelenteng peringatan.*
Sumber : Dewa Dewi Kelenteng hal 137 - 138
READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL ER LANG SHEN 二郎神 (YOCIAN) bagian 1

10 KALIMAT BIJAK *KHONGHUCU*

10 KALIMAT BIJAK *KHONGHUCU* Adalah Seorang Nabi jg pengajar sekaligus filusuf yang terkenal di Tiongkok.
Kata-kata *Confucius* begitu menyejukkan hati. Berikut 10 kalimat bijak *Confucius* yang akan menguatkanmu saat merasa sedih dan lemah.
1. 🌸“Our greatest glory is not in never falling, but in rising everytime we fall.”
Orang yang tidak pernah terjatuh bukanlah orang yang kuat. Orang yang kuat malah orang yang selalu bangkit setiap kali kita terjatuh.
2. 🌸“Everything has a beauty, but not everyone sees it.”
Setiap sesuatu di dunia tidak ada yang diciptakan sia-sia. Selalu ada hikmah di balik sebuah peristiwa. Hanya saja kita butuh kesadaran lebih untuk dapat melihatnya.
3. 🌸“A man who has committed a mistake and doesn’t correct it is committing another mistake.”
Seseorang pasti pernah melakukan kesalahan. Hanya saja bila kita membiarkannya, kita melakukan kesalahan kedua. Membiarkan kesalahan adalah sebuah kesalahan.
4.🌸 “It is better to light one small candle than to curse darkness.”
Tidak ada gunanya menyesali hal buruk yang terjadi. Lebih baik kita melakukan sesuatu untuk mengatasinya, sekecil apapun itu. Daripada mengumpat kegelapan, lebih baik kita menghidupkan sebuah lilin kecil yang bisa menerangi.
5. 🌸“Life is really simple, but men insist on making it complicated.”
Hidup sangatlah sederhana, begitu pula sebuah masalah. Bila masalah tidak kunjung selesai, jangan-jangan yang membuat rumit adalah kita sendiri.
6. 🌸“He or she who conquer himself is the mightiest warrior.”
Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan banyak orang. Orang terkuat adalah yang bisa megalahkan dan menguasai dirinya sendiri.
7. 🌸“To be wronged is nothing unless you continue to remember it.”
Disalahkan atau dituduh sesuatu bukanlah sebuah masalah. Menjadi masalah ketika kita terus mengingatnya menjadi sebuah dendam yang menggerogoti hati dan membuang waktu kita.
8. 🌸“Sincerity and truth are the basis of every virtue.”
Kejujuran dan kebenaran adalah pondasi datangnya berkah atau keberuntungan. Bila hatimu tidak tenang, mungkin kamu melupakan mereka.
9. 🌸“A man who does not think and plan long ahead will find trouble right at his door.”
Sebelum tergesa-gesa memperbaiki kesalahan, lebih baik kita berpikir secara cermat penyelesaiannya. Jangan sampai muncul masalah baru karena pertimbangan yang tidak matang.
10. 🌸“The gem cannot be polished without friction nor man without trials.”
Permata memerlukan gesekan untuk dapat memolesnya hingga jadi berkilau. Begitu juga manusia. Tak ada manusia yang luar biasa tanpa melewati cobaan. Cobaan berat adalah sarana agar kita bisa mengembangkan diri lebih baik lagi.
Saat kita menghadapi masalah, masalah tersebut dapat membuat kita lemah dan terjatuh. Namun kalau kita menetapkan hati dan berpikir cara menyelesaikannya, kita pasti bisa mengatasinya. Saat kita sudah mengatasi masalah tersebut, kita terlahir lagi sebagai pribadi yang Tangguh.




READ MORE - 10 KALIMAT BIJAK *KHONGHUCU*

Mitologi: Kisah Dewi Bulan Dengan Pemanah Matahari (bagian 1 dari 3 Tulisan) Full Version

 


Ada berbagai versi kisah cerita rakyat tentang Chang-E, sang Dewi Bulan dan Pemanah Matahari dalam legenda Tionghoa namun kisah ini juga yang menjadikan sejarah dan asal-usul nya penyajian Perayaan Kue Bulan setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek. Ketika bulan menunjukkan keindahan secara penuh, para pria dan gadis gadis cantik Tionghoa akan keluar rumah untuk melihat ke bulan dan mengingat Kisah Kehidupan Chang-E. Perayaan ini juga dikenal sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur atau Perayaan Bulan. Berikut Kisah selengkapnya ;
Kisah Dewi Bulan Dengan Pemanah Matahari
Legenda Chang-E, Dewi Bulan dan Pemanah Matahari dalam pemerintahan Tai Kang dari Dinasti Xia.
Yu mendapatkan takhta dari Shun karena kemampuannya dalam mengendalikan banjir. Ketika Yu telah berusia lanjut, dia memiliki keinginan untuk menyerahkan takhta kepada salah seorang menterinya, Po Yi. Namun para ketua suku menginginkan agar Yu memberikan posisi tersebut kepada Chi, salah seorang putra Yu. Setelah kejadian ini maka posisi ketua dari ketua atau raja menjadi sesuatu yang turun temurun. Tai Kang adalah putra dari Chi. Yu memiliki jasa besar karena berhasil menghentikan banjir dan mendidik rakyat untuk bertani.
Hal ini menyebabkan Kaisar Langit di surga memerintahkan sepuluh orang putranya menjadi sepuluh matahari. Ini dimaksudkan agar mereka dapat secara bergantian mengelilingi langit setiap hari sehingga dapat membantu rakyat untuk berternak dan bertani. Namun sepuluh orang muda tersebut tidak mematuhi perintah dan mereka keluar secara bersamaan yang menyebabkan panas dari sepuluh matahari secara bersama-sama menyinari bumi dan mengakibatkan panas yang sangat hebat.
Banyak manusia dan binatang meninggal, sungai-sungai menjadi kering, hutan-hutan terbakar, dan berbagai penderitaan hebat lainnya. Rakyat memohon agar surga memberikan kasihnya. Dan permohonan ini didengar oleh Kaisar Langit, yang lalu memerintahkan Hou Yi, seorang Dewa yang gagah, untuk turun ke bumi menyelesaikan masalah tersebut.
Hou Yi adalah Dewa yang pemberani dan beruntung. Istrinya adalah Chang-E (嫦娥) yang penyendiri, dan mereka sangat saling mencintai dan tidak terpisahkan. Mereka terkenal dengan nama “Sepasang Dewa Dewi Cinta”. Namun hidup diantara manusia tidak semudah hidup di surga, dan Chang-E tidak berkeinginan untuk itu. Namun Hou Yi tidak dapat menentang perintah dari Kaisar Langit, dan Chang-E tidak ingin berpisah dari suaminya. Maka dengan perasaan berat, dia mendampingi Hou Yi ke daerah liar di timur. Hou Yi adalah seorang pemanah yang hebat, dan dari surga membawa busur gaib yang dapat memanah apa saja di langit diluar jangkauan manusia.
Kemudian rakyat dari daerah timur mengangkatnya sebagai ketua. Bagaimanapun juga posisi tersebut tidaklah membawa bahagia bagi Hou Yi, karena harus menghadapi kenyataan bahwa sepuluh matahari terus menerus menghanguskan tanaman, menyebabkan binatang-binatang ternak mati kelaparan, mengeringkan sungai-sungai, meluasnya penyakit-penyakit, dan banyak rakyat meninggal. Melihat hebatnya penderitaan rakyat, dia mendaki Gunung Tienshan dan berbicara dengan sepuluh matahari. “Kasihanilah rakyat dan keluarlah hanya satu secara bergantian, jangan keluar secara bersamaan”, mohon Hou Yi. “Kenapa kita harus begitu?”, tanya salah satu matahari.
“Karena jika kalian semua muncul secara bersamaan, cahaya dan panas kalian membuat rakyat dan mahluk hidup lainnya menderita”, jawab Hou Yi. Tanya matahari yang lain, “apa urusan manusia dengan kami?” “Ya benar! Kami sepuluh bersaudara sangat senang bermain bersama setiap hari di langit. Betapa hampa dan membosankan bila kami mengelilingi langit secara bergantian”, tambah matahari lainnya.
“Namun Surga sangat sayang kepada mahluk hidup, dan saya berbicara kepada kalian atas perintah Kaisar Langit”, kata Hou Yi. Meskipun Hou Yi berusaha keras dan sungguh-sungguh untuk memberikan penjelasan, tetapi mereka tidak menghiraukan. Salah seorang berkata dengan sombong “Kami adalah putra dari Kaisar Langit, dan siapakah kamu berani mencampuri urusan kami?”
Lalu kesepuluh matahari dengan sombongnya mengeluarkan panasnya ke bumi, yang mengakibatkan hutan-hutan terbakar, burung dan binatang berlarian menghindar dan manusia berusaha untuk menyelamatkan hidup. Perbuatan tersebut membuat Hou Yi kehilangan kesabaran, sehingga dia mengambil busur dan panahnya, dan memanah matahari tersebut satu per satu.
Pada saat Hou Yi akan memanah matahari yang terakhir, sang matahari memohon agar Hou Yi memberikan pengampunan, dan matahari tersebut berjanji mematuhi semua tugas yang diberikan dan hanya akan keluar pada siang hari. Setelah kejadian itu, rakyat sangat menikmati hidup mereka, mereka bekerja pada siang hari dan beristirahat pada malam hari. Hou Yi lalu melaporkan semua yang dilakukannya kepada Kaisar Langit, yang sangat marah karena Hou Yi membunuh sembilan putranya dengan kejam.
Kaisar Langit menolak Hou Yi kembali ke surga. Kaisar Langit mengatakan bahwa Hou Yi sangat dinantikan oleh rakyat di kawasan timur yang telah mengangkatnya sebagai ketua dari suku-suku tersebut, dan menginginkan agar Hou Yi dapat berjuang untuk kesejahteraan umat manusia. Maka Hou Yi tidaklah dapat pulang ke surga, dan di bumi sangat banyak pekerjaan yang harus dilakukannya.
Jika seseorang ingin menguasai alam, yaitu dengan berkuasa atas serangga dan binatang buas, maka dia pertama-tama harus belajar untuk bertarung. Maka Hou Yi mulai melatih rakyat memanah. Hou Yi sangat sibuk dengan semua pekerjaan yang ada sehingga dia jarang pulang ke rumah, dan ini menyebabkan Chang-E merasa ditelantarkan dan kesepian.
Yang paling membuat Chang-E sedih adalah kenyataan bahwa dia sekarang adalah seorang manusia, yang tidak dapat menghindari penderitaan manusia, seperti melahirkan, menjadi tua, sakit dan meninggal. Chang-E sangat marah terhadap perbuatan Hou Yi yang memanah jatuh matahari-matahari yang merupakan putra dari Kaisar Langit tersebut.





Bersambung......

READ MORE - Mitologi: Kisah Dewi Bulan Dengan Pemanah Matahari (bagian 1 dari 3 Tulisan) Full Version

Mitologi: Kisah Dewi Bulan Dengan Pemanah Matahari (bagian 2 dari 3 Tulisan) Full Version

Hou Yi sangat mencintai istrinya, dan untuk menghindari pertengkaran yang selalu terjadi, maka dia berkelana sendirian. Dengan cara ini dia lebih dapat menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan dunia. Dalam pengembaraan, Hou Yi melakukan banyak perbuatan baik. Salah satu perbuatan baik Hou Yi yang sangat terkenal adalah membunuh seekor monster berkepala sembilan.
Semua perbuatan baik yang dilakukan membuat nama Hou Yi semakin terkenal. Beberapa kali Hou Yi memohon kepada Kaisar Langit agar dia dan istrinya dapat kembali ke surga, namun Kaisar Langit tetap tidak memaafkan perbuatan Hou Yi. Sehingga lama kelamaan, Hou Yi dan Chang-E harus berusaha keras agar dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan manusia. Manusia tidak dapat menghindar dari sakit, derita, kesedihan, dan kecemasan.
Maka saat Hou Yi berkelana, yang bertujuan untuk melakukan banyak perbuatan baik bagi rakyat jelata, semakin terdapat jarak antara dia dengan sang istri. Pada saat itulah Hou Yi bertemu dengan Mi Fei, yang merupakan salah satu wanita tercantik yang ada. Mi Fei merupakan salah satu keturunan dari Fu Shi, penguasa legendaris Cina.
Dahulu, Mi Fei kehilangan keseimbangan dan tenggelam di sungai Lo, yang kemudian membuat Mi Fei menjadi Dewi Lo. Mi Fei menikah dengan Feng Yi, Dewa Air, yang mengendalikan Sembilan Sungai. Mi Fei sedang bermain di sungai suatu hari pada saat Hou Yi sedang mengendarai kuda. Karena Mi Fei telah menikah dan tidak ingin orang asing melihatnya, maka dia menyelam ke dalam air. Namun Hou Yi telah melihat Mi Fei dan mengira Mi Fei tenggelam, maka Hou Yi meloncat ke sungai untuk menyelamatkan Mi Fei.
Secara tidak disadari, Mi Fei merasa senang pada saat ditolong oleh Hou Yi. “Kamu lebih baik pergi, karena jika suamiku melihatmu maka kamu akan mati”, kata Mi Fei memperingatkan Hou Yi. “Suamimu? Kamu memiliki suami?”, tanya Hou Yi dengan penuh kekecewaan. “Siapakah dia?” “Feng Yi, Dewa Air.” “Oh dia!”, kata Hou Yi sambil tertawa karena mendengar nama Feng Yi yang memiliki reputasi buruk.
Dalam hati, Hou Yi sangat menyayangkan kenyataan bahwa wanita cantik ini ternyata memiliki suami semacam Feng Yi. “Bagaimana kamu bisa tertawa? Suamiku memiliki sifat yang buruk, dan dia pasti akan membunuhmu.” “Maka apakah kamu adalah Dewi Lo?”, tanya Hou Yi. “Ya!” “Itu tidak apa-apa! Jika Feng Yi memang bisa membunuhku, saya tidak akan keberatan selama saya bisa bersama wanita cantik sepertimu”, kata Hou Yi.
“Namun saya meragukan kemampuan Feng Yi bisa menandingi kemampuan seseorang yang mampu membunuh matahari di langit”. Mi Fei melihat busur dan panah gaib yang ada dan menyadari siapakah Hou Yi sebenarnya. Mungkin karena Mi Fei menyukai Hou Yi, atau karena Mi Fei merasa kesepian sekian lama, maka Mi Fei tiba-tiba menangis di pundak Hou Yi. Hou Yi juga melupakan sang istri di rumah.
Hou Yi melupakan Chang-E, Mi Fei melupakan Feng Yi. Namun percintaan mereka tidak kekal. Pada suatu hari saat mereka sedang berbincang-bincang dengan mesra di tepi sungai, Feng Yi memergoki mereka. Dia sangat marah dan mengubah diri menjadi seekor naga putih. Lalu mengamuk, menyapu semua kuda-kuda dan menghancurkan ladang pertanian yang ada di sekitar sungai. Berpikir bahwa naga itu adalah seekor naga yang jahat, Hou Yi mengambil busurnya dan melepaskan sebuah panah. Mi Fei berusaha menghentikan Hou Yi, karena dia mengetahui penyamaran suaminya, namun dia terlambat. Panah itu membutakan satu mata Feng Yi, yang lalu melaporkan kejadian itu kepada Kaisar Langit.
Karena Hou Yi telah banyak melakukan perbuatan baik dan menghadapai kenyataan bahwa sebenarnya Hou Yi sedang menjalani hukuman karena membunuh sembilan matahari, maka Kaisar Langit hanya mengatakan agar Hou Yi tidak menemui Mi Fei lagi. Patah hati! Maka satu-satunya yang bisa dilakukan Hou Yi adalah pulang ke rumah. Namun, Chang-E tidak menyambut dengan gembira.
“Bagaimana bisa kamu pulang kesini setelah apa yang kamu lakukan? Pulanglah kamu ke perempuan yang tidak tahu malu itu!”, kata Chang-E. Hou Yi tidak berkata apa-apa, karena menyadari bahwa dirinya memang bersalah. Sementara itu Feng Yi yang masih tidak puas dengan keputusan Kaisar Langit, memanggil para naga dari Sembilan Sungai dan memerintahkan mereka membuat awan dan hujan selama satu bulan penuh.
Bencana ini menandingi bencana yang pernah ditimbulkan sepuluh matahari. Semua binatang dan tanaman tenggelam, yang menyebabkan rakyat kelaparan. Maka sekali lagi Hou Yi memanggul busur dan panahnya, memanggil semua pengikutnya dan pergi berburu burung, binatang, dan ikan untuk memberi makan Chang-E dan para anggota sukunya. Chang-E tidak merasa senang dengan memakan binatang-binatang liar ini. Dia ingin makan buah-buahan dan dia meminta Hou Yi menunjukkan kegagahannya.
“Saya dahulu dapat mengambil bintang untukmu”, kata Hou Yi, “namun sekarang kita adalah manusia dan seluruh daerah dilanda banjir dan semuanya mati, dimana kamu mengharapkan saya bisa mendapatkan buah-buahan?”
“Itu semua salahmu! Kenapa kamu harus membunuh sembilan matahari itu? Seharusnya kamu sadar bahwa mereka adalah anak dari Kaisar Langit. Dan bagaimana kamu bisa juga bermesraan dengan Mi Fei yang telah menikah dengan Feng Yi? Kamu tidak tahu malu!”, teriak Chang-E sambil menangis. Hou Yi menyadari bahwa dirinya memang salah. “Baiklah, itu semua salahku. Tenanglah. Marah akan membuat kamu cepat menjadi tua”, kata Hou Yi dengan penuh kesabaran.
Mendengar kata “tua”, Chang-E tertegun dan melihat bayangannya di air. Dan Chang-E terkejut menyaksikan kerut-kerut pada mukanya. Dia menyadari bahwa itu adalah sesuatu yang wajar pada manusia, dan kejadian itu tidak dapat dihindarinya. Chang-E berteriak-teriak histeri. “Saya tidak ingin berubah! Saya tidak ingin menjadi jelek! Saya ingin kembali ke surga!”
“Itu tidak mungkin”, kata Hou Yi, “Kaisar Langit tidak mengijinkan kita kembali.” “Saya tidak mau tahu! Saya tidak mau menjadi tua! Saya tidak mau menjadi jelek! Kamu harus menemukan cara agar saya tetap abadi dan cantik!” “Baik, baik. Saya akan memikirkan caranya”, kata Hou Yi. Hou Yi kebingungan. Dimana dia bisa mendapatkan cara membuat seseorang abadi dan tetap cantik?
Namun bila dia tidak mendapatkannya, itu akan berterusan tanpa akhir. Maka dia pergi dan tidak berani pulang ke rumah. Hou Yi ingin pergi ke tempat Mi Fei namun dia takut melanggar perintah Kaisar Langit, itu membuat semangatnya semakin turun dari hari ke hari. Hou Yi menjadi pemabuk, dan mulai menunjukkan sifat kasar.
Hou Yi mulai bersikap kasar kepada para murid dan anggota sukunya. Dan itu membuat orang-orang tidak menyukai Hou Yi, terutama Feng Meng dan seorang anak buah Feng Meng, Han Cho. Feng Meng telah lama belajar memanah dari Hou Yi, dan merasa bahwa dirinya sudah melebihi Hou Yi. Dia secara rahasia menyukai Chang-E, namun tidak berani bertindak apa-apa karena dia takut akan busur dan panah gaib yang dimiliki Hou Yi. Sedangkan Han Cho adalah seorang tamak yang menginginkan menjadi ketua menggantikan Hou Yi, tentunya jika Hou Yi dibinasakan. Maka mereka berdua merencanakan hal jahat terhadap Hou Yi dan Chang-E.



Bersambung....
READ MORE - Mitologi: Kisah Dewi Bulan Dengan Pemanah Matahari (bagian 2 dari 3 Tulisan) Full Version

Mitologi: Kisah Dewi Bulan Dengan Pemanah Matahari (bagian 3 dari 3 Tulisan) Full Version



Mereka mengatakan kepada Hou Yi bahwa Ibu Raja yang tinggal di puncak Gunung Kunlun memiliki ramuan yang dapat membuat seorang abadi dan tetap cantik. Demi Chang-E, Hou Yi mendaki Gunung Kunlun yang penuh dengan bahaya, dimana akhirnya dia bisa menjumpai Ibu Raja. Karena pengorbanan yang dilakukan oleh Hou Yi begitu besar untuk mencapai puncak Gunung Kunlun, Ibu Raja memberikan sebuah pil keabadian.
Seseorang yang memakan pil ini akan dapat ke surga, Ibu Raja berkata kepada Hou Yi, namun jika dua orang membaginya, maka mereka berdua dapat hidup abadi. Mereka harus memakan pil itu tepat pada tanggal 15 bulan 8, ketika bulan penuh, demikian kata Ibu Raja lebih lanjut. Hou Yi sangat gembira mengetahui hal tersebut, dan segera pulang ke rumah untuk memberitahu Chang-E.
Mereka membagi pil tersebut menjadi dua dan akan memakannya pada waktu yang telah diberitahu, sehingga mereka berdua dapat menjadi abadi. Saat itu adalah tanggal 12 bulan 8, tiga hari kemudian merupakan hari yang ditunggu. Namun Hou Yi mendengar adanya “ramuan permata” di Gunung Tienshan yang dapat membuat wanita semakin cantik.
Maka untuk membuat Chang-E bahagia dan menebus kesalahan yang pernah dilakukan, Hou Yi pergi untuk mendapatkan ramuan tersebut. Menurut perhitungan Hou Yi, dia akan mendapatkan ramuan itu dan kembali ke rumah dalam waktu tiga hari. Karena Hou Yi ingin memberi kejutan kepada Chang-E, dia tidak mengatakan apa-apa mengenai kepergiannya. Tiga hari berlalu dan Chang-E melihat bahwa Hou Yi tidak akan kembali.
Dia bertanya kepada Feng Meng mengenai hal itu, dan Feng Meng berkata bahwa dia tidak diperbolehkan untuk berkata apa-apa. Karena ditanya terus menerus, maka Feng Meng dengan liciknya mengatakan bahwa, “Hou Yi tidak mengijinkan saya berkata apa-apa”. “Mengapa tidak? Kemana dia pergi?”, tanya Chang-E. “Saya tidak dapat mengatakannya. Hou Yi akan membunuh saya!” “Tidak. Hou Yi tidak akan melakukan apa-apa terhadapmu. Katakan saja”, desak Chang-E. “Dia….dia pergi untuk mencari Mi Fei”, bohong Feng Meng. Chang-E tertegun. Betapa tidak tahu budi suaminya. Chang-E sangat marah mendengarkan hal itu.
Dan saat bulan mulai muncul, Chang-E mengambil pil keabadian yang telah diberikan oleh Hou Yi, perlahan-lahan menuju ke halaman dan memandang ke langit. Dia mengenang semua kehidupan bahagia yang pernah dinikmati di surga. Tidak ada banjir, tidak ada sakit, tidak ada penderitaan, dan tidak ada kesedihan. Manusia harus mengalami semuanya. Betapa enak hidup di surga, pikir Chang-E. Sekarang Chang-E memiliki pil keabadian. Namun, apakah Hou Yi akan pulang?
Chang-E berpikir, mungkinkah Hou Yi berencana untuk memakan pil itu berdua dengan Mi Fei dan meninggalkan dirinya? Kebahagian di surga, dan penderita di dunia. Hati Chang-E dipenuhi dengan berbagai kemelut emosi.
Tiba-tiba, Chang-E mendengar suara derap tapak kuda, dan menebak bahwa itu pasti suaminya pulang. Dengan penuh kebingungan, dia meminum pil itu semuanya, dan saat itu juga dia merasa tubuhnya semakin ringan dan mulai melayang di udara. “Chang-E! Chang-E!”, teriak Hou Yi sambil memegang erat ramuan permata yang didapatkan dari Gunung Tienshan. Namun Chang-E tidak menghiraukannya. Chang-E terus melayang semakin cepat dan cepat.
Dengan penuh kemarahan Hou Yi melempar ramuan permata dan mengambil busur serta panah gaibnya, namun dia tidak berani untuk memanah. Chang-E ingin pergi ke surga, namun dia malu kepara para Dewa-Dewi di surga yang telah menyaksikan dirinya meninggalkan suaminya. Maka dia menjadi takut dan mengubah arah ke bulan yang dingin dan sepi.
Hou Yi menyaksikan semuanya dari bumi, dan berpikir bahwa dia dapat memanah jatuh bulan. Dia dapat melakukan hal itu, namun dia tidak berani menghadapi kenyataan bahwa dia akan membunuh istrinya yang tersayang. Maka, dengan penuh kemarahan, dia mematahkan busur dan panah gaibnya. Kenapa harus tetap memiliknya, jika dia ternyata tetap tidak dapat menolong istrinya?
Feng Meng dan Han Cho melihat semua kejadian dari tempat tersembunyi, dan tersenyum bahagia. Hou Yi begitu sedih. Dengan satu perintah, dua orang itu bersama empat pengikut mereka mendatangi dan akan membunuh Hou Yi. Tapi, meski tanpa busur dan panah gaibnya Hou Yi tetap tidak dapat dikalahkan dirinya berhasil mengalahkan dan membunuh murid-murid beserta pengikut yang telah mengkhianatinya.
Kisah Dewi Bulan Dan Pemanah Matahari
Dan kemudian Hou Yi bimbang karena hidup sendiri di bumi, sedangkan istrinya sudah mendarat di Bulan dan menjadi dewi Bulan yang konon tinggal hanya dengan seekor kelinci pemberian dari dewi-dewi di surga. Setiap malam Hou Yi hanya memandang indahnya bulan. Dia berpikir istrinya juga merindukannya, maka dia setia menunggu Chang`E menengoknya turun ke bumi.
Waktu terus berjalan, Hou Yi semakin tua. Setiap malam Hou Yi selalu memandang ke bulan dan selalu menyediakan makanan kesukaan istrinya Kue Bulan karena dia selalu berharap istrinya akan turun kembali menemuinya di bumi. Namun ternyata hal itu tak dapat terwujud hingga akhir usia Hou Yi.
Kaisar Langit yang melihat kehidupan Hou Yi yang kesepian lambat laun merasa kasihan. Ketika Hou Yi meninggal, Hou Yi diangkat oleh Kaisar Langit dan dijadikan Dewa Matahari. Kini setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek, ketika bulan menunjukkan keindahan secara penuh, orang Tionghoa melihat ke bulan dan mengingat Chang-E dan legendanya. Perayaan ini dikenal sebagai Perayaan Pertengahan Musim Gugur, juga dikenal sebagai Perayaan Bulan.



READ MORE - Mitologi: Kisah Dewi Bulan Dengan Pemanah Matahari (bagian 3 dari 3 Tulisan) Full Version

ASAL USUL dan KISAH DEWI JIU TIAN XUAN NU / 九 天 玄 女 bag 1 dari 3 Tulisan



Seperti yang sudah umat TAO ketahui, Jiu Tian Xuan Nu merupakan salah satu Dewi purba. Jiu Tian Xuan Nu adalah Dewi yang sering membantu pahlawan-pahlawan.
Konon, cerita pada jaman raja satria Huang Ti yang pernah mengajarkan rakyat menanam palawija.
Sebelum Huang Ti menyatukan negara, Beliau pernah perang dasyat melawan Je Yu. Je Yu itu adalah sebangsa hewan yang aneh, badannya merupakan binatang tapi dia memakai bahasa manusia, juga makan batu dan pasir untuk hidup. Je Yu ini biasa disebut badan kuningan kepala besi.
Pada waktu perang di daerah Juk Luk, Je Yu ini membuat kabut besar yang menyebabkan tentara-tentara Huang Ti menjadi kehilangan arah. Tetapi untungnya para anak buah itu menciptakan kereta kompas. Dengan kereta tersebut, mereka baru bisa lolos dari kepungan kabut tadi.
Sedang pusing dengan taktik perang, malamnya Huang Ti bermimpi bertemu dengan Dewi SI WANG MU dan berkata padanya: "Saya akan mengirimkan utusan untuk membantu kamu, kamu akan menang perang". Lalu Huang Ti membuat altar dan berdoa / sembahyang tiga hari tiga malam. Hasilnya, nampaklah Jiu Tian Xuan Nu (jiǔtiān xuán nǚ ), memberinya Kitab Suci, Pusaka, Buku Perang dan lain-lainnya; hingga Huang Ti dapat mengalahkan Je Yu dan dapat menyatukan negara.
Waktu itu, yang Huang Ti dapatkan adalah Buku Suci HUANG TI YIN FU CING yang dihargai oleh generasi selanjutnya.


READ MORE - ASAL USUL dan KISAH DEWI JIU TIAN XUAN NU / 九 天 玄 女 bag 1 dari 3 Tulisan

ASAL USUL dan KISAH DEWI JIU TIAN XUAN NU / 九 天 玄 女 bag 2 dari 3 Tulisan

Konon, Jiu Tian Xuan Nu pernah mambantu Sung Ciang.
Sung Ciang ini merupakan Ketua daerah Liang San Be yang sering membantu orang-orang miskin yang kekurangan.
Dalam cerita buku "SUI HU JUAN", pada waktu Sung Ciang dalam perjalanan menuju Liang San Be, dia dikejar-kejar oleh musuh. Lalu dia bersembunyi di dalam sebuah kuil, ternyata dia diketahui oleh musuhnya, kelihatan maut sudah menunggu. Namun, pada saat detik-detik bahaya, di belakang altar dalam kuil tersebut timbul gumpalan awan hitam dan meniupkan seuntai angin keras yang dingin. Musuh yang mengejar ketakutan melihat keadaan aneh mendadak itu dan lari tunggang langgang.
Tidak lama kemudian, tampak dua anak perempuan berbaju hijau di hadapan Sung Ciang dan mengajaknya pergi untuk menemui Seorang Dewi. Dewi tersebut adalah Jiu Tian Xuan Nu. Kemudian, Sung Ciang diajak makan kurma dari DIAN dan minum arak yang harum. Jiu Tian Xuan Nu juga berkata padanya: "Saya akan memberitahu kamu tiga jilid Buku Langit, kamu harus bisa menjalankan TAO dengan baik, jadi orang harus jujur, setia kawan, setia pada negara, yang jelek dan yang sesat dikikis semua dan dikembalikan pada kebenaran". Dewi Jiu Tian Xuan Nu juga berpesan bahwa buku-buku itu tidak boleh diperlihatkan pada orang lain, sesudah mantap, bakarlah buku-buku tersebut. Dewi juga menurunkan empat kata-kata langit yang cocok menjadi ramalan hidup Sung Ciang di kemudian hari.
Sesudah kejadian itu, Sung Ciang masih pernah bertemu lagi dengan Dewi Jiu Tian Xuan Nu, yaitu pada waktu dia jadi Jendral Dinasti Sung yang sedang perang sengit dengan tentara-tentara negeri Liaw. Dewi Jiu Tian Xuan Nu mangajarkan tehnik perang yang kongkrit.
Dewi Jiu Tian Xuan Nu selalu mengulurkan tangan waktu raja kesatria dan pahlawan-pahlawan sedang mengalami kesulitan.


READ MORE - ASAL USUL dan KISAH DEWI JIU TIAN XUAN NU / 九 天 玄 女 bag 2 dari 3 Tulisan

ASAL USUL dan KISAH DEWI JIU TIAN XUAN NU / 九 天 玄 女 bag 3 dari 3 Tulisan

Dewi Jiu Tian Xuan Nu selalu mengulurkan tangan waktu raja kesatria dan pahlawan-pahlawan sedang mengalami kesulitan, sehingga boleh dikata sebagai "DEWI MEMBANTU".
Selain itu Dewi Jiu Tian Xuan Nu juga mengajarkan cara-cara perang yang kongkrit. Oleh karena itu, ada orang yang menganggap Dewi Jiu Tian Xuan Nu sebagai "DEWI PERANG".
Hari kebesaran Dewi Ciu Thian Sian Nie adalah tanggal 9 bulan sembilan Imlek


READ MORE - ASAL USUL dan KISAH DEWI JIU TIAN XUAN NU / 九 天 玄 女 bag 3 dari 3 Tulisan

12 Kaidah Emas Keberhasilan Bisnis Tao Zhu Gong 陶朱公





Bangsa China telah mengisi halaman sejarah peradaban manusia dengan catatan-catatan yang mengagumkan, termasuk dalam hal perniagaan seperti : Fan Li 范蠡) ( hidup sekitar tahun 400an SM ) adalah seorang tokoh legendaris yang hidup pada zaman musim semi dan gugur (春秋時代), Dinasty Zhou sebuah masa dimana Tiongkok terpecah atas beberapa negara Feodal yang saling berperang.
Dia dikenal sebagai politikus penuh visi, ahli strategi perang, penasihat yang baik dan negarawan ulung yang mengabdi pada Raja Goujian dari Yue ( 越王勾践 ) untuk bangkit dari kehancuran dan menjadi penguasa di daratan tengah.

Setelah mengundurkan diri dari panggung politik, ia menjadi pengusaha dan mengganti namanya menjadi Tao Zhugong (陶朱公). Sukses Bangsa China dalam perdagangan bukan lagi hal yang aneh. Di Indonesia, secara individu per individu etnis China dikenal sebagai pribadi yang pandai berdagang. Apa yang membedakan Bangsa China dengan bangsa lainnya dalam hal keberhasilan perdagangan?
Bangsa China umumnya menganut suatu falsafah yang aplikatif, dan–yang paling penting–diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari, juga dalam praktik perdagangan mereka. Contohnya adalah 12 prinsip bisnis yang dikemukakan oleh Tao Zhu-gong, seorang pebisnis China klasik yang hidup di tahun 400-an SM. Di akhir masa hidupnya, Tao Zhu-gong memilih menekuni dunia bisnis, padahal tawaran untuk kembali ke dunia politik terus berdatangan. Ia hidup damai di sebuah kota bernama Tao atau Dingtao (kini dikenal dengan Shandong) dengan berbisnis beras, kulit, tekstil, dan menjadi agen barang-barang lainnya.
Berdasarkan pengalaman bisnisnya, Tao Zhu-gong mengemukakan suatu teori ekonomi yang impresif yang dibukukan dengan judul 12 Kaidah Emas Keberhasilan Bisnis. Buku itu dianggap sebagai harta karun, dan tersebar luas di kalangan pengusaha China dari generasi ke generasi. Hingga saat ini, buku tersebut masih digunakan sebagai dasar praktik etika pengelolaan bisnis.
PRINSIP BISNIS KE-1: KEMAMPUAN MENGENALI ORANG
Mengetahui karakter orang akan menjamin kestabilan keuangan Anda.
(Neng Shi Ren : Zhi Ren Shan E, Zhang Mu Fu)
PRINSIP BISNIS KE-2: KEMAMPUAN MENANGANI ORANG
Memperlakukan orang dengan rasa hormat akan membuat anda diterima di kalangan luas dan membuat bisnis berkembang.
(Neng Jie Na : Li Wen Xiang Dai, Jiao Guan Zhe Zhong)
PRINSIP BISNIS KE-3: KEMAMPUAN BERFOKUS PADA BISNIS
Mengabaikan yang lama untuk mendapatkan yang baru merupakan kutukan dalam bisnis.
PRINSIP BISNIS KE-4: KEMAMPUAN MENGORGANISASI
Bila produk ditampilkan dengan baik, ia akan menarik perhatian banyak orang.
(Neng Zheng Dun : Huo Wu Zheng Qi, Duo Ren Xin Mu)
PRINSIP BISNIS KE-5: KEMAMPUAN BERSIKAP TANGKAS DAN FLEKSIBEL
Keengganan dan keraguan akan menghasilkan kesia-siaan.
(Neng Min Jie : You Yi Bu Jue, Zhong Gui Wu Cheng)
PRINSIP BISNIS KE-6: KEMAMPUAN MENAGIH PEMBAYARAN
Rajin dan rewel akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
(Neng Tao Zhang: Qin Jin Bu Dai, Qu Tao Zi Duo)
PRINSIP BISNIS KE-7: KEMAMPUAN MEMPERKERJAKAN DAN MENEMPATKAN SUMBER DAYA MANUSIA
Memilih orang yang tepat untuk pembayaran yang tepat akan menjamin bahwa orang tersebut dapat dipercaya dan diandalkan.
(Neng Yong Ren : Yin Cai Qi Shi, Ren Shi You Lai)
PRINSIP BISNIS KE-8: KEMAMPUAN BERBICARA
Kepandaian berbicara bisa mendatangkan keberuntungan dan memberikan pencerahan kepada orang lain.
(Neng Bian Lun : Zuo Cai You Dao, Chan Fa Yu Meng)
PRINSIP BISNIS KE-9: KEMAMPUAN UNGGUL DALAM PEMBELIAN
Dalam pembelian, menawar sampai setiap ons-nya tidak akan mengurangi modal anda.
(Neng Ban Huo : Zhi Huo Bu Ke, Shi Ben Bian Jing)
PRINSIP BISNIS KE-10: KEMAMPUAN MENDIAGNOSA DAN MENYAMBAR PELUANG SERTA MELAWAN ANCAMAN
Praktik bisnis yang bijaksana membutuhkan kemampuan untuk menjual dan menyimpan pada waktu yang tepat.
(Neng Zhi Ji : Shou Zhu Zui Zhi, Ke Cheng Ming Zhe)
PRINSIP BISNIS KE-11: KEMAMPUAN MEMULAI DAN MENJADI CONTOH
Persahabatan dan kepercayaan akan muncul secara alami jika disiplin dan standar yang tinggi ditegakkan.
(Neng Chang Lu : Gong Xing Yi Lu: Qin Gan Zhi Sheng)
PRINSIP BISNIS KE-12: KEMAMPUAN MELIHAT JAUH KE DEPAN
Kapan harus mencari lebih banyak, mengencangkan dan mengendurkan, tergantung pada situasi.
(Neng Yuan Shu : Duo Gua Kuan Jin, Zhuo Zhong Er Xing)
Sumber : Golden Rules Seni Bisnis Tao Zhu Gong
READ MORE - 12 Kaidah Emas Keberhasilan Bisnis Tao Zhu Gong 陶朱公

KISAH DAN ASAL USUL DU DI GONG (TO THI KONG - HOKKIAN ) DEWA BUMI / DEWA PERDAGANGAN / DEWA PERTANIAN

Kaum petani menganggap DU DI GONG sebagai Dewa pelindungnya.
Kaum pedagang memandangnya sebagai roh suci yang memasok rejeki. Dan masyarakat umum memandangnya sebagai pelindungkeselamatan.
Sebab itulah perayaan dan sembahyang untuk Du Di Gong paling banyak dilakukan dalam setahun. Pada masa yang lalu banyak kaum pedagang yang bersembahyang pada tiap tanggal 1 dan 16 Imlik tiap bulan. Sembahyang ini disebut "zuoya" atau "ya-fu" dengan tujuan untuk memohon perlindungan dan rejeki dari sang Dewa. Upacara sembahyang pada tanggal 2 bulan 1 Imlik disebut "tou-ya" (Thou-ge - Hokkian), tanggal 2 bulan 2 Imlik disebut sembahyang "ya-li" untuk merayakan hari ulang tahun Tu Di, dan tangga 16 bulan 12 Imlik disebut "wei-ya" (atau penutup).
Biasanya sembahyang ini diikuti dengan perayaan yang dimeriahkan dengan pertunjukkan wayang dan tari-tarian. Sedangkan kaum tani karena menganggap hasil jerih payahnya itu adalah hasil lindungan dari sang Dewa Bumi mereka memilih tanggal 15 bulan 8 Imlik yaitu yang lazim disebut hari raya Zhong-qiu untuk mengadakan sembahyang berterima kasih kepadanya karena hasil panennya baik. Perayaan Zong-Chiu (Tiong Ciu) atau dikenal dengan Mooncake Festival ini sangat meriah tidak hanya di desa-desa tapi juga di kota-kota besar, bahkan kota megapolitan seperti Beijing, Shanghai, Taipei, Hong Kong, Kuala Lumpur, Singapore dan Jakarta.
Tidak diketinggalan hampir disetiap pusat perdagangan pasti memiliki kelenteng Hok Tek Tjin Sin seperti:
JAKARTA
- Vihara Dewa Amurvha Bumi, Jl. Dr.Satrio Karet - Kuningan
- Kelenteng Hok Tek Tjin Sin - Pasar Baru
- Kelenteng Hok Tek Tjin Sin - Tanah Abang
TANGERANG
- Kelenteng Boen San Bio - Tangerang
BANDUNG
- Vihara Amurvha Bumi - Dkt Kartika Sari - Bandung
SEMARANG
- Kelenteng Thay Kak Sie - Wonorojo Semarang

READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DU DI GONG (TO THI KONG - HOKKIAN ) DEWA BUMI / DEWA PERDAGANGAN / DEWA PERTANIAN

Kisah dan Asal Usul Dewa Tai Bai Jin Xing

Dewai Tai Bai Jin Xing (Chinese: 太白金星; pinyin: Tài Bái Jīn Xīng; diterjemahkan sebagai:
"Bintang Maha Emas Putih / "Great White Golden Star") adalah tokoh legenda Cina Klasik "Kisah Perjalanan ke Barat" bersama Kera Sakti Sun Go Kong. Beliau adalah pembantu dari Kaisal Giok Langit, penguasa Langit. Setelah mendengar kehadiran Sun Go Kong, maka Kaisar Langit mengutus Tai Bai Jin Xing untuk membujuknya menjadi pejabat dilangit. Gelar Cie Dian Da Shen (Maha Dewa Langit) adalah gelar kosong untuk menjaga "kandang kuda di langit".

Mengetahui dirinya dibohongi, Sun Go Kong mengobrak abrik istana langit. Tai Bai Jin Xing diutus kembali agar Sun Go Kong mereda amarahnya dan dibujuk tinggal bersamanya. Dewa Tai Bai Jin Xing adalah Dewa Bintang yang paling "senior / sepuh". Dewa Bintang ini konon telah melihat bumi kiamat 7x. Lalu dalam astrologi dia dilambangkan seperti Planet Venus yg berwarna kemerahan emas dan kelihatan paling terang dari Bumi.

Hari Shejit beliau diperingati setiap tanggal 18 bulan 8 Imlek.

Tai Bai Jin Xing (Chinese: tài bái jīn xīng; hanyu pinyin: Tài Bái Jin Xing; secara harfiah disebut: "Great White Golden Star") juga disebut sebagai tai bai Jin Xing, adalah karakter fiksi dalam novel klasik cina perjalanan ke barat. Dia adalah seorang hamba dari jade kaisar raja langit. Setelah mendengar dari munculnya sun go kong, jade kaisar ditugaskan untuk taibai kutuk menjadi satu untuk mengambil dia. Awalnya taibai kutuk adalah orang pertama dari langit itu adalah untuk melihat sun go kong. Setelah sun go kong akui keberadaannya untuk meninggalkan dengan taibai kutuk. Namun, sun go kong adalah marah pada fakta bahwa dia adalah peringkat sebagai pelindung kuda (I. e., menjadikan stableboy sebagai penghinaan), dan mereka berlaku angkuh terhadap langit. Hal ini menyebabkan taibai kutuk sekali lagi bertindak sebagai Rasul dan sebagian teman menuju sun go kong. Taibai kutuk tidak ditampilkan dari pada waktu lain pertama berikut beberapa bab dari perjalanan ke barat. Taibai kutuk juga alasan untuk anggota terkenal lainnya dari perjalanan ke barat, seperti sha wujing untuk hidup. Dalam astronomi Cina, taibai kutuk adalah nama untuk venus. Tai Bai Jin Xing juga terkait sebagai Rasul Allah dari shenism, atau kepercayaan tradisional Tionghoa.



READ MORE - Kisah dan Asal Usul Dewa Tai Bai Jin Xing

KISAH DAN ASAL USUL DEWA REJEKI 5 PENJURU / WU LU CAY SHEN / 五路財神 bagian 2


Dewa Rejeki 5 Penjuru : Wu Lu Cai Shen (Hanzi=五路財神; pinyin=Wŭ lù cái shén; Hokkien=Ngo Lo Cai Sin), yaitu Dewa Harta dari Lima Jalan atau Dewa Harta Lima Penjuru.
Dalam buku Feng Shen Bang, Zhao Gong Ming dianugerahi gelar Jin Long Ru Yi Zheng Yi Long Hu Xuan Tan Zhen Jun yang secara singkat disebut Zheng Yi Xuan Tan Zhen Jun (Hanzi=正一玄壇真君; Hokkien=Ceng It Hian Than Cin Kun). Xuan Tan Zhen Jun mempunyai empat pengiring yang disebut Cai Shen Shi Zi (Hanzi=財神使者; lit. Duta Dewa Kekayaan). Ia bersama keempat pengiringnya itu sering ditampilkan secara bersama-sama dalam bentuk gambar dan disebut Wu Lu Cai Shen.
Keempatnya adalah:
1. Zhao Bao Tian Zun Xiao Sheng (Hanzi=招寳天尊蕭升; lit. Malaikat Pemanggil Mustika)
2. Xiao Sheng (Hanzi= 蕭升) adalah Dewa Harta Timur.
Na Zhen Tian Zun Zen Bao(Hanzi= 納珍天尊震寳; lit. Malaikat Pemungut Benda Berharga)
3. Cao Bao (Hanzi= 震寳) adalah Dewa Harta Barat.
Hao Chai Shi Zhe Chen Jiu Gong (Hanzi=招財使者陳九公; lit.
3. Duta Pemanggil Kekayaan) Chen Jiu Gong (Hanzi= 陳九公) adalah Dewa Harta Selatan.
4. Li Shi Xian Guan Yao Shao Si (Hanzi= 利市仙官姚少司; lit. Pejabat Dewa Keuntungan)
5. Yao Shao Si (Hanzi= 姚少司) adalah Dewa Harta Utara.
Selain Zhao Gong Ming, kelimanya tidak pernah dipuja secara terpisah. Hari raya untuk Wu Lu Cai Shen ditetapkan setiap tanggal 5 bulan 1 penanggalan Imlek.


READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DEWA REJEKI 5 PENJURU / WU LU CAY SHEN / 五路財神 bagian 2

KISAH DAN ASAL USUL DEWA KEKAYAAN SIPIL DAN MILITER / Wen Wu Cai Shen / 文武財神; - DEWA KWAN KONG / Guan Yu dan DEWA BIGAN - 比干 (Baca Pi Kan)

 

Wen Wu Cai Shen (Hanzi=文武財神; Hokkien=Bun Bu Cai Sin) adalah Dewa Harta Sipil dan Militer. Cai Shen yang tergolong dalam kelompok ini adalah Xuan Tan Yuan Shuai Zhao Gong Ming (Hanzi= 玄壇元帥趙公明; Hokkien= Hian Tan Gwan Swe Tio Kong Beng), Guan Gong (Hanzi= 關公; Kwan Kong) dan Bigan - 比干
Zhao Gong Ming Zhao Gong Ming (Hanzi= 赵公明; Hokkien=Tio Kong Beng) adalah salah satu Cai Shen yang ikonnya selalu tampil setiap perayaan Tahun Baru Imlek. Ia juga disebut "Dewa Kabar Baik" karena dapat memberikan kebahagiaan pada orang-orang. Zhao Gong Ming selalu membantu semua manusia berbudi luhur dan rajin yang sedang mengalami kesulitan sehingga menjadi berbahagia. Itulah sebabnya dirinya disebut Dewa Rejeki.[5]
Sebagai Dewa Harta Militer, Zhao Gong Ming sering ditampilkan sebagai seorang panglima perang berwajah bengis dengan pakaian perang lengkap, satu tangan menggenggam ruyung dan tangan yang lain membawa sebongkah emas, dan mengendarai seekor harimau hitam. Penggambaran ini berdasarkan buku Feng Shen Bang (Hanzi= 封神榜; lit. Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa).[3] Ia merupakan pemimpin Wu Lu Cai Shen atau Dewa Harta Lima Jalan dan menjadi Dewa Harta Tengah dalam Dewa Harta Lima Penjuru. Perayaan hari raya untuknya adalah setiap tanggal 15 bulan 3 penanggalan Imlek.[2]
Guan Gong Guan Gong dahulu pernah menjadi gubernur wilayah Yong An. Ia memimpin dengan adil dan bijaksana sehingga kota tersebut menjadi berkembang pesat dan makmur, semua rakyatnya tidak pernah berkekurangan. Ia dikenal murah hati; hadiah-hadiah seperti sutra dan emas yang ia terima tidak pernah ia gunakan, melainkan ia berikan untuk kesejahteraan rakyatnya.[5] Guan Yu dikenal dalam kisahnya menjaga kakak iparnya (istri Liu Bei) selama dalam perjalanan berdua, sehingga masyarakat China menghormati serta memuja kesetiaannya.
Para pedagang di China zaman dahulu memuja Guan Gong untuk melindungi mereka dari penyamun dan malapetaka lain selama dalam perjalanan bisnis. Akhirnya, ia dipuja bukan hanya sebagai dewa pelindung para pedagang dalam perjalanan, tetapi juga sebagai Cai Shen.[5] Karena watak Guan Gong yang lurus dan jujur, ia tidak akan memberkati bisnis atau pedagang yang curang. Sebagai Cai Shen dan pelindung, rupang yang digunakan pada altar adalah yang dalam posisi siaga memegang senjata guan dao.
Bigan Bigan (Hanzi= 比干) merupakan tokoh historis yang hidup pada masa akhir Dinasti Shang. Ia adalah putra Wen Ding (文丁), keturunan Zi (子), dan merupakan keluarga kerajaan, yaitu paman dari raja terakhir Dinasti Shang yang bernama Zhou Xin (紂王). Selain dipuja oleh masyarakat China secara umum, ia terutama dipuja oleh keluarga Lin (林) di seluruh dunia.[4]
Ia merupakan satu-satunya penasihat raja Zhou dari Dinasti Shang yang masih setia menemani serta menasihati keponakannya yang korup, sementara dua pamannya yang lain memilih untuk mengundurkan diri. Raja Zhou merasa terganggu hingga akhirnya Daji (妲己), selir kesayangannya, berkata bahwa dirinya ingin membuktikan kebenaran pepatah kuno China bahwa "jantung seorang pria yang baik memiliki tujuh lubang" (七巧玲瓏心). Bigan kemudian dieksekusi dengan jalan jantungnya dikeluarkan (比干剖心).[4]
Karena Bigan tidak mementingkan diri sendiri serta adil dan jujur, ia tidak memiliki jantung untuk dirinya sendiri. Masyarakat memujanya sebagai Dewa Harta Sipil.[4] Legenda mengatakan bahwa para pebisnis yang diberkahi Bigan hanyalah yang melakukan bisnis jujur. Ia digambarkan berpakaian pejabat sipil China kuno lengkap dengan topi khas dan jubah bermotif, membawa batangan emas atau perak di kakinya serta tongkat ruyi (tongkat berbentuk seperti huruf "S" yang biasanya terbuat dari giok)[6] yang dapat mengubah batu dan besi menjadi emas.





READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DEWA KEKAYAAN SIPIL DAN MILITER / Wen Wu Cai Shen / 文武財神; - DEWA KWAN KONG / Guan Yu dan DEWA BIGAN - 比干 (Baca Pi Kan)

KISAH DAN ASAL USUL DEWA REJEKI 5 PENJURU / PEMIMPIN DEWA REJEKI ZHAO GONG MIN (CENG IT THIAN KUNG / HAN TAN KONG bagian 2

Doa pemujaan kepada Zhao Gong Ming adalah sebagai berikut:
趙元帥寶誥 (Zhao Yuan Shuai Bao Gao)
志心皈命禮 (Zhi Xin Gui Ming Li)
北極猛將 (Bei Ji Meng Jiang)
右部天尊大元帥 (You Bu Tian Zun Da Yuan Shuai)
黑面丹脣 仁慈濟眾 (Hei Mian Dan Chun, Ren Ci Ji Zhong)
德佈乾坤 義雨宏施 (De Bu Qian Kun, Yi Yu Hong Shi)
罰逆惡倫 英雄柄冠(Fa Ni E Lun, Ying Xiong Bing Guan)
杵伏魔氛 神目如電 (Chu Fu Mo Fen, Shen Mu Ru Lei)
法視善門 照護九州 (Fa Shi Shan Men, Zhao Hu Jiu Zhou)
輔佐上帝 威鎮玄門 (Fu Zuo Shang Di, Wei Zheng Xuan Men)
檢舉人世 常佑國君 (Jian Ju Ren Shi, Chang You Guo Jun)
鑒視男女 三綱五倫 (Qian Shi Nan Nv, San Gang Wu Lun)
誠心朗誦 桂子蘭孫 (Cheng Xin Lang Song, Gui Zi Lan Sun)
大悲大願 大聖大慈 (Da Ci Da Yuan, Da Sheng Da Ci)
救苦消災 (Jiu Ku Xiao Zhai)
北極玄天上帝右部 (Bei Ji Xuan Tian Shang Di You Bu)
趙大元帥萬靈天尊 (Zhao Da Yuan Shuai Wan Ling Tian Zun)


READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DEWA REJEKI 5 PENJURU / PEMIMPIN DEWA REJEKI ZHAO GONG MIN (CENG IT THIAN KUNG / HAN TAN KONG bagian 2

Cara Berdoa kepada 5 Penjuru Dewa Rejeki

5 Penjuru dewa rejeki adalah dewata terkaya dibumi, yang memimpin ratusan bala tentara dewata yang menguasai gunung, kota dan dewa tanah/lokal setempat, yang juga pemimpin dari 36 bintang rejeki , dan tinggal di surgaloka tingkat ke-35
Dilangit dewata terkaya adalah catur maharajika (Se ta thien wang )
Di alam Bodhisattva adalah 5 jambhala ,
Di laut adalah Raja Naga, di bumi tak lain adalah 5 dewa rejeki ( Yang mewakili 5 dewa kota/Gunung/ lokal)

Karena dekat dengan alam manusia, memohon rejeki dan kekayaan kepada 5 penjuru dewa rejeki adalah sangat tepat, karena pemohonan kita lebih cepat tercapai, jika kita dapat mengerakkan hati beliau maka dewa rejeki dapat memberkahti kita keberuntungan, kekayaan , penolong ( Kui-jen) dan bebas dari wabah penyakit juga dari serangan hama bagi pertanian, perkebunan dan perternakan juga dapat menghilangkan penyakit kulit serta gangguan mara.
Bagi umat yang ingin buka usaha/ profesi dapat maju berkembang, berlatih sadhana 5 penjuru dewa rejeki, dapat membantu usaha mereka selalu dilindungi dan diberkati. 5 penjuru dewa rejeki memiliki tugas masing2;
1. Dewa Rejeki Tengah : Memberikan kemakmuran
2. Dewa Rejeki Timur : Memberikan keberuntungan
3. Dewa rejeki Selatan : Memberikan pusaka
4. Dewa rejeki Barat : Memberikan Kesehatan
5. Dewa rejeki Utara : memberikan penolong ( Kui-Jen) ,menolak bala.
Wujud Rupang Versi Lain 5 Penjuru Dewa Rejeki adalah:
1. Yang tengah (nenek nenek) : 中央财神
Nama : Wang Mu Niangniang 王母娘娘 asal usul : Perwujudan Yaochijinmu Kunci : sering Memohon dengan tulus spesialisasi : segala urusan
2.Timur 东路财神 (Pejabat bawa simpoa, kuas, dan dikaki ada ikan naga)
nama : Cai Lun 蔡伦 Selatan (membawa bejana harta dan menginjak gunung emas)
3.nama: Zheng Tong 郑通 Barat (kakek bawa papan komando dan ada burung bangau)
4.nama : 岳公武帝 yue gong wu di Utara (bawa hulu dan cermin)
5.nama: 日光童子 ri guang tong zi

READ MORE - Cara Berdoa kepada 5 Penjuru Dewa Rejeki

KISAH DAN ASAL USUL DEWA REJEKI 5 PENJURU / PEMIMPIN DEWA REJEKI ZHAO GONG MIN (CENG IT THIAN KUNG / HAN TAN KONG) bagian 1


Siapakah Zhao Gong Ming 趙公明 ?

Latar belakang kisah Cai Shen Ye ada beberapa macam versi. Yang paling terkenal adalah Riwayat 趙公明 Zhao Gong Ming {Tio Kong Beng} yang tertulis dalam 封神榜 Feng Shen Bang (Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa). Dalam Feng Shen Bang ini diceritakan sebagai berikut:Kaisar Zhou Wang {Tiu Ong} dari Kerajaan Shang memerintahkan Wen Zhong {Bun Tiong} jendralnya yang terkenal, untuk menyerbu Xi Chi, basis pertahanan pasukan Wen Wang {Bun Ong}. Untuk mencapai tujuannya tersebut, Wen Zhong minta bantuan 6 orang sakti untuk membentuk formasi barisan yang disebut Shi Jue Zhen {Si Ciap Tin} – Sepuluh Barisan Pemusnah. Tapi 姜子牙 Jiang Zi Ya berhasil menghancurkan 6 di antaranya. Melihat kekalahan di pihaknya, Wen Zhong meminta bantuan Zhao Gong Ming yang pada waktu itu sedang bertapa di gua Lou Fu Dong, pegunungan E Mei Shan {Go Bi San}.
Zhao Gong Ming menyatakan kesanggupannya untuk membantu. Pada waktu ia turun gunung, seekor harimau besar menerkam. Harimau itu tak berkutik di bawah tudingan 2 jari tangannya. Kemudian ia mengendarai harimau yang telah diikat lehernya dengan angkin (sejenis kain). Pada dahi si raja hutan tersebut ditempelkan selembar Hu (Surat Jimat). Selanjutnya harimau itu menjadi tunggangannya & tunduk pada perintahnya.
Dengan mengendarai harimau, Zhao Gong Ming bertempur dengan Jiang Zi Ya. Setelah beberapa jurus, Zhao Gong Ming mengeluarkan ruyung saktinya & menghajar Jiang Zi Ya hingga roboh & tewas. Tapi, datanglah Guang Cheng Zi {Kong Sheng Cu} yang lalu menolong Zi Ya sehingga ia hidup kembali. Huang Long Zhen Ren {Wi Liong Cin Jin} keluar untuk bertempur dengan Zhao Gong Ming, tapi ia tertawan oleh tali wasiat Zhao Gong Ming. Chi Jing Zi & Guang Cheng Zi juga terpukul jatuh oleh pertapa dengan banyak kesaktian tersebut.
Kemudian Jiang Zi Ya mendapat bantuan dari Xiao Sheng, seorang sakti dari pegunungan Wu Yi Shan. Semua wasiat dari Zhao Gong Ming berhasil dirampas. Karena merasa malu Zhao Gong Ming kabur ke pulau San Xian Dao (Pulau 3 Dewa) untuk menemui Yun Xiao Niang Niang, seorang petapa wanita yang sakti. Zhao Gong Ming meminjam sebuah gunting wasiat kepada Yun Xiao Niang Niang untuk merebut kembali wasiat-wasiatnya yang dirampas musuh.
Ternyata gunting wasiat itu adalah 2 ekor naga yang berubah wujud, dengan kemampuan yang luar biasa. Banyak dewa-dewa sakti dari pihak Jiang Zi Ya terpotong menjadi 2 bagian & tewas karena pusaka ini. Jiang Zi Ya menjadi gelisah, para prajuritnya juga menjadi gentar. Pada saat yang kritis ini datanglah seorang Taoist dari pegunungan Gun Lun Shan {Kun Lun San} yang bernama Lu Ya. Lu Ya menyuruh Jiang Zi Ya membuat boneka dari rumput. Pada tubuh boneka rumput tersebut diletakkan selembar kertas yang dituliskan nama Zhao Gong Ming. Pada bagian kepala & kaki dipasang masing-masing sebuah pelita kecil. Di depan boneka Zhao Gong Ming tersebut diadakan sembahyangan selama 21 hari berturut-turut. Jiang Zi Ya atas nasehat Lu Ya bersembahyang di situ beberapa hari. Ia terus bersembahyang sampai suatu hari Zhao Gong Ming merasakan jantungnya berdebar-debar, badannya terasa panas dingin tak menentu. Semangat & tenaganya lenyap. Pada hari ke-21, setelah mencuci rambutnya, Jiang Zi Ya mementang busur & mengarahkan anak panah ke mata kiri boneka rumput tersebut. Zhao Gong Ming yang berada di kubu pasukan Shang, mendadak merasa mata kirinya sakit sekali & kemudian menjadi buta. Panah Jiang Zi Ya berikutnya diarahkan ke mata kanan boneka Zhao Gong Ming & panah ketiga diarahkan ke jantungnya. Akhirnya Zhao Gong Ming yang sakti ini tewas terpanah oleh Jiang Zi Ya.
Dewa Kekayaan ini sering ditampilkan sebagai seorang panglima perang berwajah bengis dengan pakaian perang lengkap, 1 tangan menggenggam ruyung & tangan yang lain membawa sebongkah emas, mengendarai seekor harimau hitam. Ini merupakan gambaran berdasarkan buku Feng Shen Bang tersebut.

READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DEWA REJEKI 5 PENJURU / PEMIMPIN DEWA REJEKI ZHAO GONG MIN (CENG IT THIAN KUNG / HAN TAN KONG) bagian 1

Adat Istiadat tentang Cuaca yang Tak Bisa Diramalkan

Cuaca yang selalu berubah menyusahkan orang China kuno. Karena kurangnya pengetahuan ilmiah, pengamatan mereka terhadap cuaca pasti terpengaruh oleh agama dan teologi. Akhirnya, cuaca digunakan untuk meramalkan keberuntungan dunia. Memuja cuaca dan tabu yang berkaitan dengan cuaca memiliki tujuan mengejar nasib baik dan menghindari bencana.
Ideologi kuno bahwa ‘semua makhluk hidup memiliki jiwa’ meluas pada unsur cuaca seperti angina, hujan, Guntur dan kilat, awan, dan pelangi.Meskipun rakyat hidup dalam ketakutan dan kekuatan alam misterius ini, mereka juga memujanya.


Angin
Di antara kepercayaan rakyat, angina dianggap memberi tanda pada waktu tertentu dalam setahun. Di Jiangsu, orang bangun pada pagi hari pertama bulan pertama untuk mengamati arah angina dan meramalkan keberuntungan pertanian. Angin timur laut bagus, sedangkan angin barat laut buruk. Angin selatan dan angin tenggara pada hari agak panas buruk karena menyiratkan kemarau. Unsur aneh pusaran angin dipercaya sebagai kejadian abnormal dan karenanya harus dihindari. Konon pusaran angin disebabkan oleh langkah para hantu dan sangat sial bila orang bertemu dengannya. Bila ada yang melihat pusaran angin, ia harus mengusir bencana dengan mengutuk, meludah, dan melempar kait sepatu atau benda lain ke pusaran itu.


Hujan
Kepercayaan rakyat bahwa hujan diatur oleh makhluk langit menghasilkan praktik memohon pada Dewa Hujan atau Kaisar Naga. Ada juga tabu yang biasanya dikaitkan dengan hujan dan pertanian. Misalnya, kurangnya hujan di awal musim panas ditakuti di Henan karena menandakan tahun yang sulit untuk tanaman. Curah hujan pada malam hari pada awal musim gugur juga ditakuti karena ada pepatah, “Bila hujan tetap turun pada akhir musim panas, panenan yang kosong akan terjadi meskipun tanamannya banyak dan kuat.” Hujan waktu fajar juga buruk karena ada pepatah, “Hujan datang sebelum fajar, hantu datang setelah fajar.” Pelangi yang muncul setelah hujan untuk dipercaya sebagai penampakan surgawi dan dipandang dengan kagum oleh bangsa China kuno. Bangsa China dan beberapa suku minoritas menganggap menunjuk pada pelangi tabu karena takut menyinggung dewa.


Kilat dan Guntur
Kilat dan Guntur adalah energi besar dari dunia alami. Namun, bangsa China kuno tidak memahami mereka dan karenanya percaya bahwa mereka dikendalikan oleh Dewa Guntur dan dianggap sebagai tanda bencana.
                Ada banyak tabu yang dipatuhi oleh bangsa China berkaitan dengan guntur. Di Henan, guntur yang terjadi pada bulan pertama, kedua, atau kesembilan adalah pertanda buruk, karena guntur pada bulan pertama berarti awal penyakit; guntur pada bulan kedua menyatakan ternak sakit, sedangkan guntur pada bulan kesembilan menandai kemarau panjang di tahun berikut. Di Hebei, Guntur pada bulan ke-10 buruk karena merupakan tanda banyak kematian karena penyakit dan bencana pada tahun berikutnya. Hal ini juga dipercaya di daerah Jiangsu. Selain itu, penduduk di Jiangsu juga percaya bahwa guntur pada bulan ke-10 juga merupakan tanda bahwa panena tidak matang sebelum awal musim gugur, menyebabkan banyak kerugian.
                Semua tabu tentang cuaca diciptakan oleh manusia untuk menjaga kehidupan normal mereka, karena mereka hidup dalam keterbatasan lingkungan yang tidak bisa diramalkan. Ini adalah perwujudan keinginan untuk mengejar nasib baik dan menghindari bencana.

 


READ MORE - Adat Istiadat tentang Cuaca yang Tak Bisa Diramalkan
 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.