Aturan Kelahiran Anak





Kelahiran adalah peristiwa keramat. Kebiasaan memilih hari baik untuk melahirkan sangat penting. Selain mengharapkan kelahiran cepat, Iancar, dan selamat, ada juga harapan bahwa si ibu melahirkan anak laki-Iaki. lni menunjukkan bahwa diskriminasi terhadap wanita masih terjadi.
Kedatangan si kecil dalam keluarga memang suatu peristiwa bahagia. Tetapi, ada tabu kelahiran yang harus dipatuhi. Melahirkan di rumah: Ini adalah kepercayaan rakyat. Wang Chong dari Dinasti Han pernah berkata: "Bertemu wanita yang sedang melahirkan dianggap sial. Maka, bagi mereka yang ingin melaksanakan acara gembira atau perjalanan, hindari bertemu dengan wanita yang melahirkan. Bahkan anggota keluarga wanita itu akan mengatur agar ia tinggal di samping kuburan atau pondok tepi jalan sebelum ia melahirkan. Ia hanya diizinkan pulang setelah bulan purnama. Ini menunjukkan betapa kerasnya peraturan itu." Pemburu juga tidak mengizinkan ibu hamil melahirkan di rumah. Wanita itu akan diminta melahirkan di luar rumah atau di kandang hewan. Konon, wanita yang sedang mela-hirkan `tidak bersih' dan bisa menyinggung busur dan alas berburu di rumah. Melahirkan di rumah orang lain: Orang mengang-gap melahirkan kotor. Maka, kunjiun.gan wanita hamil biasanya tidak diterima, apalagi 131 a ia menginap. Ada pepatah "Lebih baik membiarkan orang mati daripada melahirkan di rumahku". Konon bila orang luar melahirkan bayi di tempat seseorang, anak itu akan menarik semua berkat.

Apa yang harus dilakukan bila seseorang melahirkan di rumah orang lain? Dalam keadaan seperti itu, seorang pendeta Tao harus diundang ke rumah untuk melakukan ritual keagamaan seperti membaca kitab dan memasang tokoh spiritual untuk mengusir nasib buruk. Semua pengeluaran akan ditanggung oleh orangtua si anak. Melahirkan di rumah orangtua wanita: Bila seorang wanita melahirkan bayi di rumah orangtuanya, dipercaya keluarga orangtuanya akan miskin seumur hidup. Tetapi, masalah ini bisa diatasi bila pilar rumah orangtuanya diganti. Tabu menyinggung Tai Sui di kamar bersalin: di daerah utara, adalah tabu menempatkan ranjang bersalin menghadap dinding cerobong. pengaturan seperti itu dikhawatirkan meng-ganggu Dewa Tai Sui dan menghalangi kela-hiran. Karena Langit dan Bumi dianggap benda Ilahi, maka Tai Sui juga tidak boleh di-ganggu. Bila gangguan tidak serius, maka orang akan dihukum dengan ketidaksuburan selama 6   atau 12 tahun.  Hongt Kong dan Taiwan masih mempraktikkan kebiasa ini. Selain itu, ada juga halangan memasuki ruang bersalin. Biasanya, laki-laki dilarang memasukinya. Di China utara, bila tidak bisa menemukan bantuan wani-ta, maka suaminya diizinkan menyiapkan makanan ibu. Namun, ia tidak diizinkan membawakan makanan pada istrinya dengan memasuki ruang bersalin. Alasannya adalah karena wanita itu dianggap `tidak bersih' dan bisa membawa kesialan pada suaminya. Kedua, laki-laki adalah yang dan wanita yin, dan wanita lemah selama kelahiran. Maka, hal ini tidak baik untuk ibu dan anak. Tentang praktik memilih hari balk untuk kelahir-an, beberapa kebiasaan tampak masuk akal tapi tidak semuanya. Maka, kita perlu menggunakan kebijakan kita untuk menilai validitas setiap kebiasaan dalam zaman modern ini. Bila hanya berdasarkan takhayul feodal, kita perlu mengubah kebiasaan yang ada.


Berbagai Praktik Mempercepat Kelahiran
Biasanya, tepat sebelum wanita melahirkan, orangtuanya akan memberikan pakaian dan makanan sebelumnya. lni disebut `hadiah mempercepat kelahiran'.
Pada zaman kuno, ada takhayul di mana ibu mertua dari wanita hamil harus sering mengunjungi Kuil Dewi untuk rnendoakan keselamatan wanita yang mengandung, berharap la melahirkan anak segera dan diberkati oleh dewata dan bodhisatwa.

Sekarand; tidak banyak orang mernpraktikkan kebiasaan itu meskipun mereka percaya tentang memberikan hadiah yang bagus seperti kurrna, kastanya, dun led untuk mengungkapkan harapan balk mereka. Beberapa hadiah pembawa keberuntungan dibungkus dengan gambar labu beta , bunga bakung kilin, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.