Anak Muda (Chen Xiang) Membelah Gunung Selamatkan Ibunya
Cerita tentang bagaimana Chen Xiang membelah gunung untuk menyelamatkan 
ibundanya adalah sebuah kisah yang menyentuh mengenai pemuda heroik yang
 berhati teguh dan berani dalam pertempurannya melawan kejahatan. 
Ketulusan yang is pancarkan terus menggapai hati banyak mahkluk. Di 
puncak barat Gunung Hua menjulang sebuah batu besar yang terlihat telah 
terbagi tiga. Sebuah kapak raksasa berbentuk bulan sabit setengah 
tertancap di sisi batu ini. Legenda menceritakan Chen Xiang telah 
membelah batu untul menyelamatkan ibunya. 
Zaman dahulu kala, ada
 pelajar bernama Liu Yanchang  pergi ke ibukota untuk menjalani ujian 
kekaisar-an. Dalam perjalanan ia mampir di Gunung Hia untuk berwisata 
melihat-lihat tempat tersebut. Pada saat yang sama ada kuil San Shengmu 
seorang peri yang lembut dan cantik, terletak di Gunung Hua. San Shengmu
 menjalani kehidupan yang sepi setelah diutus untuk menjaga Gunung Hua. 
Satu hari, San Shengmu sedang bernyanyi dan menari sendirian di kuil 
ketika ia menyadari bahwa ada seorang pelajar melangkah masuk ke kuil. 
Dalam keraguannya, ia berubah menjadi patung di atas alas berbentuk 
bunga teratai. Tatkala Lin Yanchang melangkah masuk dan melihat patung 
tersebut, ia begitu terpukau oleh kecantikan sosoknya. Tak mampu 
menyembunyikan perasaannya, Liu Yanchang menge-luarkan kuasnya dan 
menuliskan kekagumannya terhadap San Shengmu di dinding kuil. 
Menyaksikan anak muda berbakat yang mengungkapkan perasaan untuknya 
membuat benak San Shengmu tergetar. San Shengmu pun sangat terpikat oleh
 Liu Yanchang. San Shengmu memutuskan ia harus menikah dengan Liu 
Yanchang, mengabaikan peraturan yang melarang dari Kerajaan Kayangan 
yang melarang penyatuan seperti itu. San Shengmu menjelma menjadi gadis 
biasa dan mengatakan kepada Liu Yanchang tentang perasaannya. Pasangan 
muda itu menikah dan hidup bahagia bersama. Ketika Liu Yanchang hendak 
menjalani ujian, San Shengmu hamil. Dengan enggan mereka berpisah, dan 
Liu Yanchang menyuruhnya untuk menamai anak mereka Chen Xiang. Liu 
Yanchang akhirnya berhasil menjalani ujian dan ditugaskan untuk menjadi 
gubernur Yangzhou. Di tengah-tengah perayaan pencapaiannya itu, Liu 
Yanchang tidak menyadari bahwa San Shengmu sedang mengalami kesulitan. 
Pada saat itu hari ulang tahun Ibunda Ratu dan is merencanakan pesta 
Peach Panjang Umur di Kerajaan Kayangan. Semua dewa-dewi datang untuk 
merayakan peristiwa ini, tetapi San Shengmu yang tengah hamil memohon 
izin untuk tidak hadir, dengan alasan dirinya sakit. Saudara 
laki-lakinya Dewa Erlang mengetahui bahwa San Shengmu sudah menikah 
dengan manusia dan tengah mengandung anaknya. Dewa Erlang murka karena 
San Shengmu telah indanggar peraturan Kayangan dan ingin membawa San 
Shengmu kembali ke kerajaan. Setelah pertempuran sengit, San Shengmu 
dikalahkan saudara laki-lakinya itu dan di-sekap dalam Dark Cloud Cave 
di bawah Gunung Hua. San Shengmu melahirkan Cheng Xiang dalam gua yang 
dalam dan gelap. Ia menyuruh pelayannya untuk membawa anaknya diam-diam 
ke Yangzhou agar anaknya bisa hidup bersama ayahnya. Ketika Cheng Xiang 
tumbuh dewasa, ia memahami bahwa ibunya selama ini disekap dan menderita
 di bawah Gunung Hua. Cheng Xiang memutuskan dengan teguh untuk 
menyelamatkan ibunya. Namun, ia tidak tahu ibunya ada di mana. Lalu, ia 
berjumpa dengan seorang dewa, Dewa Guntur. Setelah mengetahui faktanya, 
Dewa Guntur jatuh kasihan kepada Chen Xiang sehingga menyuruh anak muda 
itu untuk berbaring di tempatnya dan mulai membagi keahliannya kepada 
Chen Xiang. Ketika Chen Xiang menjadi petarung ahli, ia berterima kasih 
kepada gurunya itu dan mulai berjalan ke Gunung Hua. Sebelum pergi, Dewa
 Guntur memberinya kapak pembelah-gunung. Saat Chen Xiang sampai di Dark
 Cloud Cave, ia berteriak memanggil ibunya. Namun Sang Shengmu pun tahu 
bahwa anak muda itu tidak sebanding dengan dengan saudaranya Dewa 
Erlang. San Shengmu memanggil anak muda itu dan memintanya agar memohon 
kepada pamannya. 
Chen Xiang terus memohon kepada Dewa Erlang, 
saking kerasnya sampai seolah-olah permohonannya itu dapat didengar oleh
 telinga yang tuli. Tetapi, Dewa Erlang bersikukuh untuk tidak 
melepaskan saudara perempuannya. Dewa Erlang menghunus pedang dan 
pisaunya lalu mulai menye-rang Chen Xiang. Keduanya terlibat dalam 
pertempuran sengit. Empat peri merasa Dewa Erlang terlalu kejam karena 
telah melakukan perbuatan tersebut kepada keponakannya, diam-diam mereka
 membantu Cheng Xiang. Dengan pertolongan mereka, Chen Xiang menang atas
 Dewa Erlang yang lari karena kalah. Setelah mengalahkan pamannya, Chen 
Xiang melesat lari kembali ke Gunung Hua segera, mengangkat kapaknya dan
 mulai membelah tebing batu. Suara keras menggema setinggi langit ketika
 Gunung Hua membelah terbuka. Chen Xiang bergegas masuk ke gua untuk 
mendapatkan ibunya. Setelah bertahun-tahun terpenjara di dalam gua, San 
Shengmu akhirnya bersatu kembali dengan putranya.
Mata Ketiga Dewa Erlang
Ada banyak penjelasan mengapa Dewa Erlang mempunyai tiga mata. Satu 
alasan adaiah fitur nenek moyang orang Shu menyerupai babi, sehingga 
mata mereka vertikal. Mata ketiga Dewa Erlang merupakan representasi 
bagaimana rupa nenek moyang orang Shu. Kemungkinan lain adatah matanya 
miring ke atas, sebuah fitur yang sesuai diberi nama mata phoenix, yang 
umum bagi banyak orang Gina. Namun, penjelasan lainnya adatah nenek 
moyang bangsa Shu senang mengambar hiasan di tengah-tengah dahi mereka.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar