Waktu Baik untuk Menikah



Umumnya, "usia menikah" merujuk pada usia seseorang yang dianggap pantas untuk menikah. Ada kebiasaan rakyat yang memengaruhi "usia menikah" seseorang. Menurut kebiasaan tradisional China, pria dan wanita harus menikah bila sudah pantas. Kata 'pantas' meliputi aspek berikut:

Usia Tepat Untuk Menikah bagi individu
 Menurut aturan, pria dan wanita harus menikah pada usia yang pantas. Kalau tidak, orang akan menganggap mereka menderita penyakit yang tidak bisa diungkapkan; ini biasanya berlaku untuk wanita.

    Namun, kebiasaan berbeda dilakukan oleh orang China pada zaman yang berbeda. Jadi, usia berapa yang dianggap sebagai usia yang tepat? Sampai Dinasti Qing, Pria biasanya menikah pada usia 20, sedangkan wanita pada usia 17 atau18.

    Beberapa orang percaya pada tabu pernikahan 'aneh' seperti tidak boleh menikah pada usia 18, karena akan mengundang nasib buruj. kesimpulan ini diambil dari konsep "18 lapis neraka". Selain itu, ada beberapa faktor yang mendorong praktik "pernikahan anak".

Usia yang Tepat bagi Pria dan Wanita untuk menikah
Bagi orang China, perbedaan usia penting dan bermakna. Maka, usia mungkin menjadi hambatan bagi orang muda untuk menikah.

    Dengan memperhatikan konsep usia menikah, setiap dinasti memiliki definisi dan tabu sendiri. Dipercaya bahwa beberapa kategori pria dan wanita tidak cocok untuk menikah. Dan, bila mereka mendesak, pernikahan itu akan membawa sial. Konon untuk menghindari bencana, pria Han China tidak boleh menikahi wanita yang usianya tiga, enam, atau sembilan tahun lebih tua darinya. Biasanya, pria harus lebih tua dari wanita. Akan ideal bila pria berusia tujuh tahun lebih tua dari istrinya. Orang percaya bahwa bila istri lebih tua dari suami meskipun satu tahun, hal ini akan menyebabkan "kesepian". dan tak ada yang bisa memastikan dari mana kepercayaan ini muncul. Namun sudah ada banyak kasus, di mana wanita lebih tua daripada pria, tidak hanya satu atau dua, tapi tujuh atau delapan, beberapa bahkan 10 tahun.

    Dengan mempertimbangkan tabu pernikahan, orang China biasanya, peduli dengan urutan saudara. Di beberapa tempat, adik perempuan atau lelaki tidak boleh menikah bila kakak sulung mereka melajang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.