KISAH DAN ASAL USUL SAN CAI 善 財 (Bocah Rejeki) shejit Bln 1 tgl 20 Imlek


KISAH DAN ASAL USUL SAN CAI 善 財 (Bocah Rejeki) shejit Bln 1 tgl 20 Imlek

SAN CAI adalah seorang biksu muda yg sengaja datang ke Po Tho Shan (Gunung Potalaka) untuk berguru pada Dewi Guan Yin. Suatuhari San Chai melihat Dewi Guan Yin yg lari terbirit2 dikejar sekawanan preman yg ingin memperkosanya, karena sudah terdesak sangdewi ahirnya melompat kejurang untuk mempertahankan kesucainnya. 

Tertegun melihat gurunya yg teweas bunuh diri, San Cai pun jadi putus asa & mengikuti
gurunya melompat kejurang.Sesampainya didasar jurang ternyata San Cai tidak mati/terluka & justru merasa badannya lebih ringan & sehat darisebelumnya. Belum hilang rasa herannyatiba2 muncul lah Dewi Guan Yin yg menerangkan bahwa kejadian tadi hanyalah ujian ketulusan untuk San Cai.& karena dia lulus, maka diapun berhak memperoleh keabadian jg. Versi cerita Sun GoKong, disini San Cai diceritakan berasal dari Ang Hai Ji (bocah merah) putra siluman kerbau yg ingin memangsa biksu Tong. Setelah ditaklukan Dewi Guan Yin, Ang HayJi kemudian diangkat sebagai muridnya & berganti nama manjadi San Cai.


San Cai adalah putra dari Gu Mo Ong (Dewa Kerbau) dan Putri Kipas besi . demikian cerita dari buku novel Xi You Ji 西遊記 atau Perjalanan Ke Barat. sebelum menjadi pengawal Guan Yin Phu Sa (Bodhisattva Avalokitesvara) namanya Ang Hai Jie ( si bocah merah )
San Cai dan Long Nii Tentang Shan Cai dan Long Nii ini, ada kisahnya tersendiri. Pada waktu Tu Di Gong mengantar Miao Shan ke pulau Pu Tuo, menjaganya selama 9 tahun, sampai akhirnya sang putri mencapai kesempumaan. 

Ditentukan hari pelantikan Miao Shan menjadi Pu Sa adalah pada tanggal 19 bulan 9 Imlik. Tu-Di menyebarkan banyak undangan untuk menghadiri pelantikan tersebut.
Yang diundang antara lain adalah San Guan Da Di, Shi Dian Yan Luo (10 Raja Akherat) Ba Xian (8 Dewa), Wu Yue Da Di (Dewa dari Lima Pegunungan) dan lain-lain. Pada hari yang telah ditentukan, para undangan telah berkumpul, Miao Shan duduk diatas singgasana bunga teratai, lalu para Dewata itu mengumumkan pelantikan dikalangan ke-Buddha-an dan wilayahkekuasaannya di langit dan bumi.

Kemudian mereka beranggapan bahwa tidak sepantasnyalah Miao Shan yang sekarang dinamakan Guan Shi Yin berada di Xiang Shan seorang diri tanpa pembantunya. Mereka mengusulkan agar dicarikan dua pembantu, seorang perjaka dan gadis yang bertugas melayani semua keperluannya di tempat itu. Tu Di diserahi tugas untuk menemukan calon yang sesuai.

Dalam perjalanan mencari calon pembantu Guan Yin ini, Tu Di bertemu dengan seorang pendeta muda yang bemama Shan Cai. Setelah kematian kedua orang tuanya, Shan Cai menjadi pertapa di gunung Da Hua Shan, tapi tanpa bimbingan ia merasa sulit untuk mencapai kesempumaan. Dengan perantara Tu Di akhirnya Shan Cai menghadap Guan Yin. Guan Yin masih meragukan kesungguhan hati pemuda ini dan ingin mengujinya. Disuruhnya pemuda itu menempati sebuah puncak di pulau itu, dan menunggu sampai Guan Yin menemukan cara untuk mengatur kesempumaannya.

Miao Shan kemudian memanggil Tu Di dan meminta agar para dewa yang hadir disitu mau menyamar menjadi bajak - bajak laut yang mau mengepung gunung itu, membawa obor dan senjata tajam mengancam akan membunuh Guan Yin. 
"Aku akan lari ke puncak dimana Shan Cai sekarang berada dan menguji kesetiaannya", kata sang Dewi. Tak lama kemudian segerombolan bandit dan bajak laut datang mengepung vihara di Xiang Shan itu. Guan Yin melarikan diri ke puncak, ia terpeleset dan terguling ke dalam jurang. 

Melihat sang dewi terguling, Shan Cai tanpa ragu - ragu segera terjun untuk menyelamatkannya. "Anda tidak mempunyai sesuatu yang berharga untuk dirampok mereka, mengapa takut dan terjun ke jurang,sehingga terancam bencana kematian", tanya Shan Cai.
Melihat pemuda itu menangis, Guan Yin berkata "Aku harus tunduk pada kehendak langit". Shan Cai, dengan segala kepedihan hatinya, berdoa kepada Langit dan Bumi agar Sang Dewi ini diselamatkan. "Seharusnya kau tak perlu menunjukkan diri untuk menolong aku dengan penuh resiko. Aku belum menjelmakan kau kembali dan mengantarmu kesempurnaan. Tapi kau adalah anak yang berani, aku sekarang tahu hatimu baik, Lihatlah kebawah sana " kata Guan Yin.

Shan Cai lalu menoleh "Aku melihat mayat". 'Ya, itulah badanmu yang lama.Sekarang kau telah dijelmakan kembali, dan kau dapat terbang dan membumbung keangkasa sesuka hatimu!" Guan Yin berkata.
Shan Cai membungkukkan badannya tanda terima kasih dan Guan Yin berkata lagi "Selanjutnya kau selalu berada disampingku dan berdoa, jangan meninggalkan aku seharipun". sejak itulah Shan Cai selalu hadir disebelah Guan Yin.

Tentang bagaimana Shan Cai menjadi murid Guan Yin, cerita terkenal "Xi You Ji" mempunyai versi yang lain lagi. Dikisahkan dalam perjalanan mengambil kitab suci ke langit barat, Pendeta Xuan Zhang bersama ketiga muridnya Sun Wu Kong, si Kera Sakti, Zhu Ba Jie Siluman Babi dan Sha He Shang dicegat oleh seorang siluman yangbewujud anak kecil yang sangat sakti.

Ternyata siluman anak kecil itu adalah putra Niu Mo Wang (Gu Mo Ong Hokkian) dan Luo Sa Nii (Lo Sat Li-Hokkian), yang diberi nama Niu Sheng Ying (Gu Seng Eng-Hokkian) alias Hong Hai Er (Ang Hay Ji-Hokkian) atau si Anak Merah. Si Anak Merah ini sakti sekali, ia bermaksud menawan pendeta Xuan Zang untuk disantap dagingnya. Beberapa kali Sun Wu Kong dibuat tak berdaya oleh semprotan api saktinya. Tapi si Monyet Sakti tak kehabisan akal. Ia lalu minta bantuan Guan Yin Pu Sa untuk menaklukkan Hong Hai Er. 

Akhirnya Hong Hai Er dapat ditaklukkan dan dibawanya pulang ke Pu Tuo Shan untuk menjadi muridnya dan diberi gelar Shan Cai. Versi ini memang berbeda sekali dengan apa yang dituturkan dalam kisah Miao Shan.
READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL SAN CAI 善 財 (Bocah Rejeki) shejit Bln 1 tgl 20 Imlek

ASAL USUL PERAYAYAAN CAP GO MEH - ARTIKEL CAP GO MEH (BAGIAN 2 - AKHIR)

 
ASAL USUL PERAYAYAAN CAP GO MEH - ARTIKEL CAP GO MEH (BAGIAN 2 - AKHIR)

Cerita tentang Penyalaan Lampu
Pada Zaman dulu, banyak terdapat Raksasa dan Binatang buas yang sering menganggu umat Manusia. Oleh Karena itu, masyarakat saat itu membentuk pasukan untuk mengusir raksasa dan binatang buas tersebut. Suatu hari, seekor burung dewa tersesat dan jatuh ke bumi sehingga tidak sengaja dibunuh oleh para pemburu binatang buas tersebut. Kaisar Langit mengetahuinya dan sangat marah sekali yang kemudian memerintahkan para tentara langit untuk menghukum umat manusia dengan cara membakar bumi pada tanggal 15 bulan pertama penanggalan Imlek.

Seorang Putri dari Kaisar Langit yang sangat berbaik hati sangat sedih dan tidak tega untuk melihat umat manusia yang tidak bersalah mengalami penderitaan tersebut. Putri tersebut secara diam-diam turun ke bumi untuk memberitahukan perintah kaisar langit tersebut kepada umat manusia. Orang-orang yang mendengarkannya sangat panik dan takut sekali, beberapa saat kemudian seorang Lansia (lanjut usia) mengeluarkan suatu ide agar setiap rumah menyalakan lampu, petasan dan kembang api pada hari ke 14, 15 dan 16 bulan pertama penanggalan Imlek untuk mengelabui Kaisar langit. Dengan demikian, Kaisar Langit akan mengira bahwa bumi lagi mengalami kebakaran dan ledakan.

Semua orang menyetujui ide tersebut dan lakukan persiapan masing-masing. Pada malam ke 15 bulan pertama saat Kaisar langit melihat ke bumi, Kaisar Langit melihat bumi terang benderang seperti benar-benar terjadi kebakaran dan juga terdengar suara ledakan selama 3 hari berturut-turut. Dengan demikian, masyarakat saat itu dapat selamat dari musibah kebakaran tersebut dan dapat melindungi harta benda mereka dari bencana. Untuk memperingati keberhasilan tersebut, pada tanggal 15 bulan pertama Imlek, setiap keluarga menyalakan lampu dan memasang lentera dirumahnya serta membunyikan petasan dan kembang api.

Keberhasilan pemberantasan pemberontakan Keluarga Lv [吕] oleh Han Hui Di
Pada Dinasti Han, setelah wafatnya Kaisar Han Gao Zu [汉高祖] (kaisar pertama Dinasti Han, Liu Bang). Putra dari Permaisuri Lv [吕后] yang bernama Liu Ying [刘盈] naik tahta menjadi kaisar dengan gelar Kaisar Han Hui Di [汉惠帝]. Tetapi Kaisar Han Hui Di sangat lemah dan sifatnya yang pengecut dan ragu-ragu menyebabkan kekuasaannya jatuh ke tangan Permaisuri Lv [吕后]. Setelah Kaisar Han Hui Di wafat, Kekuasaan sepenuhnya diambil alih oleh Permaisuri Lv, banyak jabatan tinggi diduduki oleh keluarga Lv. Para menteri dan pejabat tinggi Dinasti Han sangat marah, sedih dan kuatir akan Dinasti Han yang semestinya adalah milik keluarga Liu, tetapi mereka tidak dapat berbuat apa-apa terhadap Permaisuri Lv. Setelah wafatnya Permaisuri Lv, Pejabat-pejabat keluarga Lv yang dulunya mendapat dukungan penuh dari Permaisuri Lv merasa kuatir dan terancam. Mereka yang dipimpin oleh Jenderal Lv Lu [吕禄] merencanakan untuk merebut kekuasaan kerajaan Dinasti Han.

Perencanaan Rahasia tersebut akhirnya terdengar oleh Liu Nang yang saat itu menjabat sebagai Raja Qi. Untuk melindungi Dinasti Han dari pemberontakan tersebut, Liu Nang memutuskan untuk melakukan penyerangan terhadap keluarga Lv dan kelompoknya.
Setelah berhasil memberantas pemberontakan ini, anak kedua dari Kaisar Han Gao Zu yang bernama Liú héng [刘恒] naik tahta menjadi Kaisar Dinasti Han dengan gelar Han Wen Di [汉文帝]. Untuk memperingati keberhasilan ini, Kaisar Han Wen Di memerintahkan untuk melakukan perayaan pada tanggal 15 bulan pertama Imlek, Setiap keluarga di Ibukota diharuskan untuk menggantungkan Lentera, menyalakan lampu dan melakukan Pesta yang meriah di seluruh sudut Ibukota.
READ MORE - ASAL USUL PERAYAYAAN CAP GO MEH - ARTIKEL CAP GO MEH (BAGIAN 2 - AKHIR)

LEGENDA DEWA PINTU / Men Shen 門神 (Shejit Bln 1 tgl 15 Imlek) 3 dari 3 Tulisan

Foto Kisah Para Dewa dan Ajaran Tao. 
LEGENDA DEWA PINTU / Men Shen 門神 (Shejit Bln 1 tgl 15 Imlek) 3 dari 3 Tulisan
Popularitas karakter dewa pintu mulai menanjak di zaman Dinasti Tang, di mana legenda dewa pintu paling terkenal berasal dari zaman ini.
Dikatakan bahwa naga Sungai Jing melanggar perintah langit karena menurunkan hujan pada
waktu dan kapasitas yang salah sehingga langit menitahkan salah seorang menteri, Wei Zheng untuk menghukumnya. Karena takut dihukum, sang naga kemudian meminta perlindungan kepada Kaisar Taizong (Li Shimin) yang saat itu berkuasa. Taizong mengiyakan permintaan naga dan mengajak Wei Zheng bermain catur supayalupa batas waktu untuk menghukum sang naga. Namun, rupanya Wei Zheng hanya perlu menebas leher sang naga dalam mimpinya sehingga siasatTaizong gagal memenuhi janjinya pada sang naga. Sang naga yang mati penasaran kemudian datang menghantui Taizong tiap malam di istananya. 


Wei Zheng mengetahui perihal ini dan mengurus 2 jenderal, Qin Qiong dan Yuchi Gong untuk berjaga di luar pintu istana. Sang naga tidak datang menghantui Taizong untuk beberapa hari, namun kembali kemudian lewat pintu belakang yang tidak dijaga.
Wei Zheng kemudian memutuskan untuk berjaga sendiri di pintu belakang dan sang naga tidak pernah kembali setelah itu. Taizong menyadari tak mungkin membiarkan jenderal dan menterinya berjaga terus di istananya, memutuskan untuk melukis potret kedua jenderalnya di daun pintu kiri dan kanan, serta Wei Zheng di pintu belakang. Ini kemudian yang mengawali penggunaan potret Qin Qiong dan Yuchi Gong di pintu berdaun dua (biasanya pintu depan) serta Wei Zheng untuk pintu dengan satu daun.

SEJARAH FAKTUAL
Sebenarnya dewa pintu mulai ada sejak zamannya Huangdi, 5000 tahun lalu, namun ini sebuah legenda. Catatan mengenai dewa pintu yang lebih akurat adalah di zaman Dinasti Shang, di mana dewa pintu berawal dari kepercayaan tradisional di Tiongkok sebelum munculnya agama. Raja-raja Dinasti Shang menjadikan pintu sebagai satu objek dari lima objek penghormatan pada masa itu. Kepercayaan tradisional Tionghoa menganggap bahwa setiap benda mempunyai rohnya sendiri-sendiri. Dewa pintu lebih jauh merupakan bentuk penghormatan ke-4, penghormatan pada benda-benda. Pintu dipilih karena pintu merupakan bagian dari rumah tempat tinggal yang sangat penting, simbol perlindungan terhadap ancaman dari luar dan dilewati setiap hari. Manusia selalu membutuhkan keseimbangan jasmani dan spiritual, pintu yang nyata dianggap hanya melindungi dari makhluk yang nyata, untuk melindungi dari makhluk halus, maka pintu haluslah yang mengambil peranan ini. Inilah cikal bakal dewa pintu.

Mengapa dewa pintu dimanusiakan?
Pemanusiaan dewa pintu sebenarnya mulai populer pada zaman Dinasti Han. Banyak karakter dewa-dewi dalam kebudayaan Tionghoa yang dimanusiakan untuk menambah kedekatan pada manusia, misalnya bentuk penghormatan terhadap langit yang dimanusiakan sebagai Kaisar Langit (Giok Hong Tay Te), atau bumi yang dimanusiakan sebagai Dewa  Bumi/Tanah (Tho Te Kong).


Siapa saja yang dikarakterkan sebagai dewa pintu dalam sejarah?
Zaman Han = Shen Shu dan Yu Lu
Zaman Tang = Qin Qiong dan Yuchi Gong, Wei
Zheng, Zhong Kui
Zaman Song dan Yuan = Qin Qiong dan Yuchi
Gong, Zhao Yun, Yue Fei.
Semua karakter di atas adalah karakter sejarah nyata, kecuali Shen Shu dan Yu Lu yang
merupakan tokoh legenda. Satu2nya persamaan di antara mereka mayoritas adalah jenderal perang yang terkenal pada masanya masing-masing kecuali Wei Zheng yang terkenal sebagai menteri vokal serta Zhong Kui yang terpelajar namun berperawakan sangat jelek sampai-sampai hantupun takut kepadanya.


EVOLUSI DEWA PINTU MASA KINI
Dewa pintu di masa sekarang berbentuk lukisan biasanya hanya ditemukan di pintu  kelenteng.
Rumah-rumah penduduk tidak melukis gambar dewa pintu di daun pintu rumah mereka, biasanya hanya ada tempat menancapkan hio di sebelah kiri kanan pintu. Namun, masih ada tradisi menempel lukisan dewa pintu di daun pintu pada malam Tahun Baru (tanggal 30 bulan 12 penanggalan Imlek). Zaman sekarang, dewa pintu tidak hanya ditujukan untuk melindungi rumah dari hal-hal buruk, namun juga untuk mengundang nasib baik dan keberuntungan. Selain itu, lukisan dewa pintu di kelenteng sebenarnya juga ditekankan pada nilai artistiknya, biasanya sangat mengundang perhatian dari pemerhati arsitektur tradisional Tiongkok karena kekhasannya.
READ MORE - LEGENDA DEWA PINTU / Men Shen 門神 (Shejit Bln 1 tgl 15 Imlek) 3 dari 3 Tulisan

HARI KEBESARAN GUANG SHENG DI JUN (Bln 1 tgl 13 Imlek, 2568 IMLEK) KIsah 2 dari 5 Artikel

Foto Kisah Para Dewa dan Ajaran Tao. 
HARI KEBESARAN GUANG SHENG DI JUN (Bln 1 tgl 13 Imlek, 2568 IMLEK) KIsah 2 dari 5 Artikel

Guang Sheng Di Jun (baca: Kuan Sheng Ti Cuin) biasa dipanggil Guan Yu (baca: Kuan Yu). Beliau adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman Tiga Negara. Memiliki gelar-gelar yang berbeda di setiap dinasti seperti Guan Di Ye (baca: Kuan Ti Ye), Wu Sheng Di Jun (baca: Wu Sheng Ti Cuin), Fu Mo Da Di (baca: Fu Mo Ta Ti) atau Bodhisattva Penakluk Iblis dan lain sebagainya.

Pemuja dewa Kwan Kong sangat luas baik dari kalangan umat ajaran Taoisme, Kungfusius maupun Buddhisme. Guan Sheng Di Jun {Hok Kian = Kwan Seng Tek Kun} atau yang lebih dikenal sebagai Guan Gong {Kwan Kong} terutama bagi orang Tiong Hoa suku Hokkian. Rakyat pada umumnya memujanya bersama 4 Dewata pendidikan lainnya sebagai Lima Dewata Pendidikan (Wu Wen Chang), Dewata Sipil dan Militer (Wen Wu Shuang Shen) dan salah satu dari Dewata Kekayaan (Cai Shen / Cay Sin). Bersama anak angkatnya Guan Ping (baca: Kuan Phing) dan pengawal setianya Zhou Cang (baca: Cou Chang), bertiga banyak dipuja baik di vihara, kelenteng maupun di rumah-rumah.

Nama asli Guan Yu adalah Shou Chang kemudian berganti nama menjadi Yun Chang, dilahirkan di kabupaten Jie, wilayah Hedong (sekarang kota Yuncheng, provinsi Shanxi), ia memiliki nama lengkap Guan Yunchang. Guan Yu merupakan jenderal utama Negara Shu Han, ia memiliki ilmu bela diri yang hebat juga beredukatif. Di saat usia 16 tahun, tepatnya di Taman Bunga Persik (Tao Yuan), ia bersumpah setia mengangkat saudara dengan Liu Bei (kakak tertua) dan Zhang Fei (adik terkecil).

Di penghujung dinasti Han Ling Di (baca: Han Ling Tik), pemberontakan Serban Kuning berkobar di mana-mana. Di saat pemerintahan kaisar Xian (baca: Shien),Yuan Shao, Dong Zhuo (baca: Tong Cuo) dan Cao Cao (baca: Chau Chau) masing-masing memaklumatkan diri sebagai kaisar dan mengklaim legitimasi sebagai kekaisaran yang mewarisi Dinasti Han. Guan Yu bertempur bersama Liu Bei dan Zhang Fei dalam menumpas Pemberontakan Serban Kuning dan berjuang membela negara serta mengembalikan ketentraman bangsa Tiongkok yang sedang bergejolak. Meski ditawari wanita dan harta bergelimangan, Guan Yu tetap setia melindungi istri Liu Bei yang ditawan bersamanya oleh Cao Cao.

Tahun 216, Cao Cao mengangkat diri sebagai Raja Wei. Setahun kemudian, Liu Bei menyerang Hanzhong yang saat itu dikuasai Cao Cao. Pengkhianatan dari dalam dan kampanye militer Sun Quan (baca: Shun Chuen) di wilayah tengah menyebabkan Cao Cao terpaksa harus mundur dari Hanzhong. Liu Bei juga mengangkat diri menjadi Raja Hanzhong pada tahun 219. Tahun yang sama, Guan Yu memimpin pasukan menyerang Cao Cao, namun Lu Meng melakukan serangan dari belakang secara mendadak ke Jingzhou. Guan Yu berhasil ditangkap dan dibunuh oleh Lu Meng. Beliau tutup usia pada usia 68 tahun. Kesetiaan dan Pri Kebenaran Guan Yu sungguh terpuji, beliau mempertahankan kepribadian luhur Gang Zheng : Ksatria, adil, jujur, teguh, berintegritas, dan gagah berani, akhirnya mencapai kesempurnaan sebagai Maha Bodhisattva Satyakalama. 

Guan Yu dikenal pintar mengelola keuangan bahkan menulis buku Ri Qing Bu (baca: Re Ching Pu), sebuah buku yang hingga kini masih digunakan oleh kalangan pengusaha untuk mencatat dengan jelas semua hutang dan piutang. Di tambah dengan para pengusaha harus berdagang berpegang kepada kejujuran dan kepercayaan sehingga beliau semakin dipuja sebagai dewa kekayaan.

Sejalan dengan perkembangan zaman, setelah melewati masa yang panjang ( lebih kurang 1700 tahun ), pemujaan terhadap dewa Kwan Kong menjadi bervariasi :
1. Bagi kalangan yang belajar ilmu bela diri memuja beliau sebagai Dewata Militer (Wu Sheng).
2. Para pelajar menempatmuliakan dewa Kwan Kong sebagai 5 Dewata Pendidikan (Wu Wen Chang).
3. Para pengusaha memuliakan beliau sebagai Dewa Harta/Rezeki.
4. Sementara bagi kalangan buddhisme, dewa Kwan Kong dipuja sebagai Bodhisattva Pelindung Dhamma.

Gambar dan arcanya populer dengan wujud duduk membaca Kitab Hikayat Zaman Chun Chiu ( salah satu dari 5 kitab klasik ) Kebanyakan dipuja oleh kalangan pengusaha sebagai dewa rezeki, sementara kepolisian ataupun orang yang belajar silat akan menempat-muliakan dewa Kwan Kong dengan wujud panglima perang yang menyandang golok naga.
Konon, setiap kali aktor yang akan berlakon menjadi dewa Kwan Kong dalam film, seminggu sebelumnya harus membersihkan diri dan tidak boleh berhubungan dengan wanita serta menempat-muliakan dewa Kwan Kong di belakang panggung.
READ MORE - HARI KEBESARAN GUANG SHENG DI JUN (Bln 1 tgl 13 Imlek, 2568 IMLEK) KIsah 2 dari 5 Artikel

DAFTAR HARI ULANG TAHUN BUDDHA / BODHISATTVA, DEWA-DEWI, LELUHUR dan PERGANTIAN MUSIM

Foto Kisah Para Dewa dan Ajaran Tao. 
DAFTAR HARI ULANG TAHUN BUDDHA / BODHISATTVA, DEWA-DEWI, LELUHUR dan PERGANTIAN MUSIM

Daftar Dewa Dewi Sejit (Ulang Tahun) atau Mencapai Kesempurnaan :

*Bulan 1 Imlek / Lunar*
• Tanggal 1 ( Ce It ) : Mi Le Fo / Maitreya Bodhisattva Sejit.
• Tanggal 6 ( Ce Lak ) : Co Su Kong & Buddha Dipamkara (Ran Deng Fo) Sejit.
• Tanggal 8 ( Ce Pek ) : Tien Tie Kong Sejit.
• Tanggal 13 ( Cap Sha ) : Kwan Seng Tek Kun Sejit.
• Tanggal 15 ( Cap Go ) : Sam Kuan Tai Tie Sejit. 


*Bulan 2 Imlek / Lunar*
• Tanggal 2 ( Ce Jie ) : Hok Tek Ceng Sin Sejit.
• Tanggal 3 ( Ce Sha ) : Bun Chiang Te Kun Sejit.
• Tanggal 15 ( Cap Go ) : Tay Siang Lo Kun & Ciu Thian Sian Ni Sejit.
• Tanggal 19 ( Cap Kaw ) : Kwan Im Hud Co / Avalokitesvara Bodhisattva Sejit.
• Tanggl 21 ( Jie It ) : Phu Sian Pho Sat / Samantabhadra Bodhisattva Sejit.
• Tanggal 22 ( Jie Jie ) : Kwee Seng Ong Sejit.
• Tanggal 25 ( Jie Go ) : Hian Tian Siang Tee Sejit.


*Bulan 3 Imlek / Lunar*
• Tanggal 3 ( Ce Sha ) : Hian Thian Siang Tee Sejit.
• Tanggal 9 ( Ce Kaw ) : Sia Jien Kong Sejit.
• Tanggal 15 ( Cap Go ) : U Lu Chai Sen & Hian Tan Kong
• Tanggal 16 ( Cap Lak ) : Tjuen Thi Po Sat / Maha Cundi Bodhisattva Sejit.
• Tanggal 19 ( Cap Kaw ) : Tai Yang Seng Kun Sejit.
• Tanggal 23 ( Jie Sha ) : Ma Co Po / Thian Siang Sing Bo Sejit.
• Tanggal 25 ( Jie Go ) : Tjan Kue Tjo Su Sejit.


*Bulan 4 Imlek / Lunar*
• Tanggal 4 ( Ce Shi ) : Wen Cu Po Sat / Manjushri Bodhisattva Sejit.
• Tanggal 8 ( Ce Pek ) : Sakyamuni Buddha, Hoa Kung Koa Mu & Ho Hap Sien Sejit.
• Tanggal 14 ( Cap Shi ) : Lie Tung Ping & Han Tjung Lie Sejit.
• Tanggal 18 ( Cap Pek ) : Huo To Sejit.
• Tanggal 28 ( Jie Pek ) : Bhaisajaraja Bodhisattva Sejit.


*Bulan 5 Imlek / Lunar*
• Tanggal 6 ( Ce Lak ) : Co Su Kong Sejit.
• Tanggal 13 ( Cap Sha ) : Kwan Ping Thai Cu Sejit.
• Tanggal 18 ( Cap Pek ) : Chang Tian Se Sejit.
• Tanggal 23 ( Jie Sha ) : Tien Kou (Anjing Langit) Sejit.


*Bulan 6 Imlek / Lunar*
• Tanggal 3 ( Ce Sha ) : Wei Too Pho Sat / Dharmapala Pancaskandha Bodhisattva Sejit.
• Tanggal 6 ( Ce Lak ) : To Ti Pa Kung Po Po Sejit.
• Tanggal 19 ( Cap Kaw ) : Kwan Im Hud Co / Avalokitesvara Bodhisattva Mencapai Kesempurnaan.
• Tanggal 24 ( Jie Shi ) : Kwan Seng Te Kun & Jie Liong Kun Nan Ji Tai Ti Sejit.
• Tanggal 29 ( Jie Kaw ) : Sam Po Kong / Sam Po Tai Jin Sejit.


*Bulan 7 Imlek / Lunar*
• Tanggal 1 ( Ce It ) : Tay Siang Lo Kun Sejit.
• Tanggal 13 ( Cap Sha ) : Sien Jin Ku Pho & Ta She Che Pho Sat / Mahasthamaprapta 

Bodhisattva Sejit.
• Tanggal 15 ( Cap Go ) : Sam Koan Tay Tee Sejit / Hari Ullambana.
• Tanggal 19 ( Cap Kaw ) : Tai Sui Sejit.
• Tanggal 22 ( Jie Jie ) : Cai Sen Ye (Dewa Rezeki) Sejit.
• Tanggal 30 ( Sha Cap ) : Tee Cong Ong Pho Sat / Ksitigarbha Bodhisattva Sejit.


*Bulan 8 Imlek / Lunar*
• Tanggal 3 ( Ce Sha ) : Tapekong Dapur & Pe Tew Seng Kun Sejit
• Tanggal 8 ( Ce Pek ) : San Cie Fu Ren Sejit.
• Tanggal 15 ( Cap Go ) : Sun Go Kong, Hok Tek Ceng Sin, Tai Im Seng Kun, Fa Cu Pho Sat & Pau Kung Sejit.
• Tanggal 18 ( Cap Pek ) : Ciu Thian Sian Nie Sejit.
• Tanggal 22 ( Jie Jie ) : Kwee Seng Ong & Buddha Dipamkara (Ran Deng Fo) Sejit.
• Tanggal 27 ( Jit Cit ) : Kong Fu Cu Sejit.
• Tanggal 28 ( Jie Pek ) : Erl Lang Sen Sejit.


*Bulan 9 Imlek / Lunar*
• Tanggal 1 ( Ce it ) : Nan Tew Seng Kun Sejit.
• Tanggal 9 ( Ce Kaw ) : Li Lo Cia & Hian Tian Siang Tee Sejit.
• Tanggal 19 ( Cap Kaw ) : Kwan Im Hud Co / Avalokitesvara Bodhisattva Pelepasan Agung.
• Tanggal 30 ( Sha Cap ) : Yao Se Fo / Buddha Bhaisajyaguru Sejit.


*Bulan 10 Imlek / Lunar*
• Tanggal 3 ( Ce Sha ) : Mo San Cu She Sejit.
• Tanggal 5 ( Ce Go ) : Tat Mo Tjo Su Sejit.
• Tanggal 10 ( Cap ) : Hua Kung Hua Mu Sejit.
• Tanggal 12 ( Cap Jie ) : Chi Thien Ta Sen Fu Cu Sejit.
• Tanggal 15 ( Cap Go ) : Sam Koan Tay Tee Sejit.
• Tanggal 23 ( Jie Sha ) : Ceuw Chong Ciang Cun ( Pengawal Kwan Kong) Sejit. 


*Bulan 11 Imlek / Lunar*
• Tanggal 6 ( Ce Lak ) : Co Su Kong Sejit.
• Tanggal 9 Nov Solar : Se Mien Fo Sejit.
• Tanggal 17 ( Cap Chit ) : O Mi Tuo Fo / Amitabha Buddha Sejit.


*Bulan 12 Imlek / Lunar*
• Tanggal 8 ( Ce Pek ) : Sakyamuni Buddha Memperoleh Penerangan.
• Tanggal 16 ( Cap Lak ) : Hok Tek Ceng Sin & Tay Siang Lo Kun Sejit.
• Tanggal 20 ( Jie Cap ) : Lo Pan Sejit.
READ MORE - DAFTAR HARI ULANG TAHUN BUDDHA / BODHISATTVA, DEWA-DEWI, LELUHUR dan PERGANTIAN MUSIM

Sekilas Kisah dan Asal Usul Sang Raja Neraka bagian 1

Foto Kisah Para Dewa dan Ajaran Tao.
Dalam rangka Shejit Giam Lo Ong (Tgl 8 Bln 1 Imlek), Sekilas Kisah dan Asal Usul Sang Raja Neraka bagian 1

Menurut buku Asian Mythology, Yan Luo Wang/Giam Lo Ong tidak mempunyai asal usul. Yan Luo Wang sudah ada sejak bumi ini berwujud. Di buku ini dijelaskan Yan Luo Wang/Giam Lo Ong adalah nama yang diberikan bangsa China. Dalam bahasa Jepang disebut Emma-O dan dalam bahasa India disebut Yama....Menurut buku Asian Mythology, Yan Luo Wang / Giam Lo Ong tidak mempunyai asal usul. Yan Luo Wang sudah ada sejak bumi ini berwujud.
Di buku ini dijelaskan Yan Luo Wang/ Giam Lo Ong adalah nama yang diberikan bangsa China. Dalam bahasa Jepang disebut Emma-O dan dalam bahasa India disebut Yama.

Dalam mitologi Cina, Yan Luo Wang/Giam Lo Ong adalah Raja yang memerintah Diyu (Cina Tradisional: 地獄; Cina Ringkas: 地狱; pinyin: Dìyù; Wade-Giles: Ti-yü; secara harfiah "penjara bumi"). Diyu merupakan tempat orang mati atau "neraka".

Diyu biasanya digambarkan sebagai sebuah labirin bawah tanah dengan berbagai tingkat dan ruang, di mana jiwa-jiwa diambil setelah kematian dan disiksa untuk menebus dosa-dosa yang mereka lakukan ketika hidup. Menurut legenda Cina, ada delapan belas tingkatan Neraka. Masing-masing Neraka memiliki siksaan dan hukuman yang berbeda. Di sana orang-orang berdosa mengalami siksaan yang mengerikan sampai "kematian", setelah itu mereka dikembalikan ke keadaan aslinya dan penyiksaan dilakukan lagi berulang-ulang.
Yan Luo Wang/Giam Lo Ong dan 2 pembatunya, Malaikat Berwajah Kuda dan Malaikat Berkepala Sapi Yan Wang Luo memiliki 2 pembantu, Malaikat Berwajah Kuda dan Malaikat Berkepala Sapi. Tugas mereka adalah untuk membawa roh-roh orang mati ke hadapan penghakiman Yan Luo Wang, di mana dia melihat melalui catatan kehidupan dan menilai bagaimana mereka harus dihukum.

Dalam keyakinan Buddha dan Tao, Neraka terdiri dari 10 pengadilan yang dibawahi oleh 10 Raja Neraka, dan terdiri dari 18 Tingkat Hukuman.

Dikisahkan, Kaisar Langit, yang memerintah Langit dan Bumi, menempatkan Yan Luo Wang bertugas mengawasi urusan Diyu. Di dalam Diyu ada bermacam jenis neraka, ada neraka dingin, gelap dan neraka lain-lain. Ada 12.800 neraka terletak di bawah bumi, delapan neraka gelap, delapan neraka dingin dan 84.000 neraka lain-lain yang terletak di alam semesta. Semua orang akan pergi ke neraka tapi berapa lama mereka tinggal bervariasi tergantung pada tingkat kejahatan mereka sampai akhirnya mereka dilahirkan kembali. Tetapi sebelum itu jiwa-jiwa mereka harus melalui tingkatan-tingkatan hukuman di Neraka sesuai keputusan dari Yan Luo Wang.

Yan Luo Wang kemudian mengurangi jumlah neraka menjadi 18 yang dibawahi oleh 10 Raja Neraka.
10 Raja Neraka:
1. Jiang, Raja Qinguang (秦廣王蔣), diyakini adalah Jiang Ziwen (蔣子文) dari Dinasti Han Timur
2. Li, Raja Chujiang (楚江王歷)
3. Yu, Raja Songdi (宋帝王余)
4. Lü, Raja Wuguan (五官王呂)
5. Bao Raja Yama (閻羅王包), diyakini adalah Bao Zheng dari Dinasti Song Utara
6. Bi, Raja Biancheng (卞城王畢)
7. Dong, Raja Taishan (泰山王董), diyakini adalah Dong Ji (董極) dari Dinasti Han akhir.
8. Huang, Raja Dushi (都市王黃), diyakini adalah Huang Sile (黃思樂) dari Periode 5 Dinasti
9. Lu, Raja Pingdeng (平等王陸)
10. Xue, Raja Zhuanlun (轉輪王薛)
READ MORE - Sekilas Kisah dan Asal Usul Sang Raja Neraka bagian 1

Riwayat Dipankara Buddha / Ran Deng Fo / 燃燈佛 / མར་མེ་མཛད།

Foto Cetya Tathagata Jakarta.
HUT dari Dipankara Buddha pada esok hari Kamis, 02 Februari 2017 (Lunar tanggal 06 bulan 01), 

Riwayat Dipankara Buddha / Ran Deng Fo / 燃燈佛 / མར་མེ་མཛད།
Dipankara dalam bahasa sansekerta mempunyai makna "Burning Lamp" / "Lamp Bearer" yang mempunyai arti "Pelita Yang Menyala" / "Pembawa Pelita" Oleh karena itu Buddha Dipankara mempunyai makna "Buddha Pembawa Pelita" / "Buddha Pelita Yang Menyala".
Menurut legenda, Buddha Dipankara terlahir pada malam hari. Pada saat Beliau lahir, tubuh-Nya memancarkan sinar yang menerangi seisi ruangan menyebabkan satu ruangan penuh dengan cahaya yang terang benderang. Oleh karena itu, kedua orang tuanya menamakan-Nya Dipankara.

Pada kelahiran sebelumnya, Buddha Shakyamuni adalah pengikut yang sangat taat dari Buddha Dipankara. Dahulu, Shakyamuni Buddha pernah mempersembahkan setangkai bunga teratai yang mempunyai 5 kelopak kepada Buddha Dipankara. Menurut Sutra Sadharmapundarika, bunga teratai adalah suatu bunga yang sangat suci dalam ajaran Buddha dan merupakan simbol dari kemurnian dan keindahan dari ajaran Buddha. Lalu, bunga teratai dengan 5 helai kelopak adalah sesuatu yang sangat jarang ditemukan / dilihat dimana mana, merupakan bunga yang sangat langka. Buddha Dipankara demikian senangnya atas persembahan tersebut dan lalu bernubuat bahwa seorang Shakyamuni akan mencapai pencerahan sempurna setelah 91 kalpa dan akan menanggung nama Shakyamuni.

Buddha Dipankara diperhitungkan sebagai guru bagi Buddha Shakyamuni di dalam garis suksesi Shakyamuni mencapai pencerahan sempurna sebagai Buddha dan juga disebut sebagai "Buddha Masa Lampau". Ada banyak sekali kuil / vihara yang menahbiskan atau memberi penghormatan kepada "Para Buddha Dari Tiga Masa" yang diabadikan sebagai Dipankara Buddha (di sisi kiri), Shakyamuni Buddha (di tengah) dan Maitreya Buddha (di sisi kanan). Mereka disebut "Para Buddha Dari Tiga Masa" yang me-representasikan "Tiga Masa" yaitu "Masa Lampau, Masa Kini dan Masa Depan".

Dipankara Buddha secara umum digambarkan sebagai sosok Buddha yang sedang duduk, namun penggambarannya sebagai sosok Buddha yang sedang berdiri umum di Tiongkok, Thailand, dan Nepal. Dengan tangan kanan-Nya yang secara umum membentuk "Mudra Perlindungan" / "Abhaya Mudra" dan seringkali membentuknya dengan kedua tangan-Nya.
READ MORE - Riwayat Dipankara Buddha / Ran Deng Fo / 燃燈佛 / མར་མེ་མཛད།

Shejit Yuan Shi Tian Zun / Goan Si Thian Cun 元始天尊 ~ 元始天尊聖誕吉慶


Hari Shejit Yuan Shi Tian Zun / Goan Si Thian Cun 元始天尊 ~ 元始天尊聖誕吉慶 adalah Cia Gwee Ce It Imlek 2568. 

San Qing / 三清 terdiri dari Yuan Shi Tian Zun /
Goan Si Thian Cun 元始天尊 .Ling Bao Tian Zun /
Leng Poo Thian Cun 靈寶天尊,Tai Shang Lao
Jun / Tay Sang Lo Kun 太上老君.
Yuan Shi Tian Zun / Goan Si Thian Cun 元始天尊 adalah Dewa tertinggi dari Taoisme , Beliau menghuni suatu wilayah yang disebut San Qing / 三清 Tiga Nirwana . San Qing pertama disebut Yu Qing / Giok Jing 玉请 atau Surga Kemurnian Kumala dihuni oleh anggota Trimurti yg tertua yaitu Yuan Shi Thian Zun ini.
Beliau berasal dari mula jagat raya ini dan tidak mempunyai atasan , tapi dari beliaulah diturunkan semua mahluk yg ada di alam semesta ini, oleh sebab itu beliau dinamakan Yuan Shi yg berarti " yang paling mula " . beliau adalah asal kebenaran, beliau pula yg pada setiap masa perubahan dunia yg ditandai dengan Kalpa ( Masa yg panjang ), mengeluarkan doktrin yg penuh kerahasiaan dan yg memberi ajaran tentang masalah kedewaan .
READ MORE - Shejit Yuan Shi Tian Zun / Goan Si Thian Cun 元始天尊 ~ 元始天尊聖誕吉慶

Asal Usul dan Sejarah Co Su Kong (Ching Cui Co Su) 清水祖師 dlm rangka Shejit Bln 11 tgl 6 Imlek

Foto Kisah Para Dewa dan Ajaran Tao. 
Asal Usul dan Sejarah Co Su Kong (Ching Cui Co Su) 清水祖師 dlm rangka Shejit Bln 11 tgl 6 Imlek

Co Su Kong – Dewa Dari Cadas Air Jernih (清水祖師 Qing Shui Zu Shi) {Hok Kian = Ching Cui Co Su}disebut juga sebagai 烏面祖師Wu Mian Zhu Shi (Dewa yang berwajah hitam). Di kalangan rakyat Taiwan, penduduk di propinsi Hok Kian, RRC, & orang-orang Hok Kian di manca negara beliau sering dihormati sebagai 祖師公 Zu Shi Gong {Co Su Kong}. Sebutan lain untuk beliau adalah : 清水巗祖師 Qing Shui Yan Zu Shi (Dewa dari cadas air jernih), 昭應祖師 Zhao Ying Zu Shi (Guru Besar Zhao Ying), dan 落鼻祖師 Luo Bi Zu Shi (Dewa yang hidungnya terlepas).
Co Su Kong berasal dari propinsi Hok Kian, kabupaten Yong Chun. Nama panggilan sehari-hari adalah 陳昭應 Chen Zhao Ying {Hok Kian = Tan Ciao Eng}. Beliau lahir pada tanggal 6 bulan 11 Imlek, tahun 1044 M, pada zaman Dinasti Song [960-1279 M], masa pemerintahan Kaisar Ren Zhong tahun keempat. Chen Zhao Ying pada usia kanak-kanak telah mencukur rambut untuk menjadi Bhikkhu. Beliau pergi ke Gunung 大靜山 Da Jing Shan untuk berguru kepada Guru Zen 明松禪師 Ming Song Chan Shi, yang kemudian menamainya kembali dengan Pu Zu {Pho Ciok}.
Setelah membina diri dengan tekun selama 3 tahun, beliau mencapai kesempurnaan, lalu berpamitan kepada gurunya. Sebelum berangkat gurunya mewariskan jubah & patra kepada Chen Zhao Ying, dan berpesan kepadanya agar berpegang teguh pada semangat cinta kasih Buddhisme, & memberikan manfaat kepada makhluk hidup & dunia sebagai misi luhur seumur hidup.
Chen Zhao Ying mahir dalam pengobatan & mendatangkan hujan bagi penduduk di sekitar An Xi {An Hui} & Xia Men {E Meng}. Beliau sering membantu penduduk yang miskin dalam hal pengobatan dan menolong orang-orang membangun jembatan. Di dekat gua tempat beliau bertapa terdapat sumber air yang jernih, yang bernama Qing Shui Yan {Ching Cui Giam} yang berarti Cadas Air Bersih. Dengan air jernih & meditasi di gua ini Chen Zhao Ying mengobati orang-orang yang meminta pertolongannya. Karena itu beliau mendapat sebutan 清水巗祖師 Qing Shui Yan Zu Shi {Qing Shui Zu Shi} yang berarti Dewa dari Cadas Air Jernih.
Co Su Kong kadang disebut juga 烏面祖師 Wu Mian Zhu Shi (Dewa yang berwajah hitam). Pada saat bertapa di gua Qing Shui Yan, beliau diganggu oleh setan iblis. Lalu beliau terdesak sampai masuk ke lubang selama 7 hari 7 malam. Walaupun terkurung dalam lubang selama berhari-hari, beliau tidak meninggal. Pada saat keluar dari lubang, wajah beliau seluruhnya sudah dipenuhi warna hitam. Inilah sebabnya mengapa beliau disebut juga sebagai Wu Mian Zhu Shi.
Qing Shui Zu Shi sering ditampilkan dengan wajah berbeda-beda, kadang berwarna hitam, kuning atau merah. Ada ahli sejarah yang berpendapat bahwa perbedaan warna muka disebabkan karena asal daerah pemujaan yang berbeda-beda. Arca Qing Shui Zu Shi ditampilkan sebagai seorang Bikkhu yang yang duduk bersila dengan memakai topi 5 warna Buddhis, dengan memakai jubah {Jia Sha} berwarna merah.
Pernah pada suatu kali, arca Co Su Kong copot hidungnya. Belakangan, walaupun sudah diperbaiki oleh orang, namun setiap kali akan timbul bencana alam atau mara bahaya yang akan menimpa penduduk setempat, hidungnya akan copot kembali. Ini merupakan isyarat akan datangnya bencana. Sehingga Co Su Kong disebut juga sebagai 落鼻祖師 Luo Bi Zu Shi, yang berarti Dewa yang Hidungnya Terlepas.
Co Su Kong wafat pada saat bersemedi tanggal 6 bulan 6 Imlek, tahun 1143 M, pada masa pemerintahan Kaisar Wei Zhong dari Dinasti Song tahun ke sembilan.
READ MORE - Asal Usul dan Sejarah Co Su Kong (Ching Cui Co Su) 清水祖師 dlm rangka Shejit Bln 11 tgl 6 Imlek

Kisah dan Legenda Dewa Zhou Cang / Chou Ts‘ang; (周倉), hari ini shejit bln 10 tgl 23 Imlek

 
Kisah dan Legenda Dewa Zhou Cang / Chou Ts‘ang; (周倉), hari ini shejit bln 10 tgl 23 Imlek,

Zhou Cang,digambarkan sebagai seorang prajurit yang kuat dengan wajah gelap dan janggut kurus. Dia awalnya mengambil bagian dalam Pemberontakan Turban Kuning, di mana ia bertemu Guan Yu yang terkesan dia karena keberanian dan kehormatannya. Meskipun ia ingin mengikuti Guan Yu, Yu menolak karena ia mengangkut keluarga Liu Bei. Zhou Chang menjadi pemberontak independen dan pindah ke Gunung Wo Niu dengan yang lain mantan sorban pemberontak kuning, Pei Yuanshao, di mana ia mendapatkan reputasi untuk kekuatan dan keterampilan.
Ketika ia kembali menemui Guan Yu, kali ini di jalan gunung, ia meninggalkan masa lalunya dan bersumpah setia.
Zhou Cang menjadi karakter pokok di samping Guan Yu dan bahkan ditunjuk menjadi tanggung jawab membawa nya Hijau Sabre. keterampilan sebagai tukang perahu kemudian akan menjadi vital untuk Guan Yu dalam banjir Fan Puri dan ia bahkan berhasil menangkap prajurit menakutkan Pang De selama serangan itu. Setelah Guan Yu meninggal Wu berbaris pada lokasi dan ditampilkan kepalanya. Setelah melihat itu Wang Fu menjatuhkan diri dari dinding kastil dan Zhou Cang mengambil hidupnya dengan tangannya sendiri.
Sebagai karakter Zhou Cang pra-tanggal Luo Guanzhong Sanguo Yanyi. Dia pertama kali muncul di Sanguozhi Pinghua (三國 志平 話), yang dihasilkan selama dinasti Yuan awal, di mana ia memainkan peran yang sangat berbeda: ia adalah seorang perwira bawahan Zhuge Liang ditugaskan untuk melindungi dan mendukung pasukan yang diangkut lembu kayunya.
READ MORE - Kisah dan Legenda Dewa Zhou Cang / Chou Ts‘ang; (周倉), hari ini shejit bln 10 tgl 23 Imlek

Asal Usul dan Kisah Singkat San Guan Da Di 三官大帝 (Dalam rangka Shejit Sam Guan Da Di - Shui Guan Bln 10 tgl 15 Imlek)


Asal Usul dan Kisah Singkat San Guan Da Di 三官大帝 (Dalam rangka Shejit Sam Guan Da Di - Shui Guan Bln 10 tgl 15 Imlek)

San Guan Da Di 三官大帝 terdiri dari Tian Guan 天官 , Di Guan 地官dan Shui Guan 水官.
Sam Koan Tay Tee (三官大帝) juga disebut Sam Kay Gong 三界公atau Sam Goan Kong 三元公 sebagai Tri Murti Taois adalah sebagai wakil Tuhan Yang Maha Esa di dunia. Ia nampak dalam perwujudan sebagai Kaisar Tiga Dunia – Langit, Bumi dan Air:

  • Kaisar Giauw 堯帝(2275 – 2258 SM) -Tian Guan (Thian Koan - Hokkian)memberikan Rahmat kepada umat manusia.Ia diperingati pada hari Siang Goan (masa awal) yaitu tanggal Cia Gwee 15 (tanggal 15 bulan 1 pada kalendar Imlek Tiongkok).
  • Kaisar Sun 舜帝(2225 – 2208 SM) - Di Guan (Tee Koan — Hokkian)memberikan pengampunan dosa kepada roh-roh di akhirat, dan umat manusia di dunia. Ia diperingati pada hari Tiong Guan (masa pertengahan) yaitu tanggal Cit Gwee 15 (tanggal 15 bulan 7 pada kalendar Imlek Tiongkok).
  • Kaisar Ie 禹帝(2205 – 2197 SM) - Shui Guan (Cui Koan — Hokkian)menjaga kelestarian bumi dari bencana banjir dan bencana alam lainnya. Ia diperingati pada hari Hee Guan (masa akhir) yaitu tanggal Cap Gwee 15 (tanggal 15 bulan 10 pada kalendar Imlek Tiongkok).
Oleh : Gerbang Kebajikan
READ MORE - Asal Usul dan Kisah Singkat San Guan Da Di 三官大帝 (Dalam rangka Shejit Sam Guan Da Di - Shui Guan Bln 10 tgl 15 Imlek)

ASAL USUL DAN KISAH DEWA YIN YANG SI(阴阳司)


ASAL USUL DAN KISAH DEWA YIN YANG SI(阴阳司)
Yin Yang Si / 阴阳司 ( malaikat bagian perdukunan dan ramalan ) disebut jg Jiu Cha Si / 纠察司, salah satu dari Er Shi Si Si 廿四司 / 24 pejabat yang membantu Cheng Huang Lao Ye 城隍老爺 . di kota2 besar, khusus utk pemujaan kepada malaikat yg bertugas menyelidiki kejahatan dan perilaku bajik manusia ini , ada kelenteng yg disebut Yin Yang Gong Miao 阴阳公廟.
Hari lahirnya pada tanggal 1 bulan 10 Imlek .
READ MORE - ASAL USUL DAN KISAH DEWA YIN YANG SI(阴阳司)
 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.