KISAH DAN ASAL USUL HAN TAN KONG (CENG IT THIAN KUN) PEMIMPIN WU LU CAY SEN (Bagian 1 / 3 ) Shejit Bln 3 tgl 15 Imlek

KISAH DAN ASAL USUL HAN TAN KONG (CENG IT THIAN KUN) PEMIMPIN WU LU CAY SEN (Bagian 1 / 3 ) Shejit Bln 3 tgl 15 Imlek
Han Tan Kong atau dikenal dengan Zhao Gong Ming (Tio Kong Beng) adalah Dewa Rejeki yang sangat terkenal di Tiongkok.
Dewa ini mempunyai wilayah pemujaan yang luas dan termasuk yang paling populer, karena kepercayaan yang menyatakan bahwa dari tangannyalah rejeki manusia berasal.
Latar belakang kisah Cai Shen Ye ada beberapa macam versi. Yang paling banyak dikenal adalah Riwayat Zhao Gong Ming (Tio Kong Beng-Hokkian) yang diambil dari novel Feng Shen. Dalam novel itu diceritakan antara lain sebagai berikut :
Kaisar Zhou-Wang (Tiu Ong-Hokkian) dari Kerajaan Shang memerintahkan Jenderalnya yang kenamaan Wen Zhong (Bun Tiong-Hokkian) untuk menyerbu Xi-Chi, basis pasukan Wen Wang (Bun Ong-Hokkian). Untuk mencapai maksudnya itu, Wen Zhong minta bantuan enam orang sakti mandraguna, guna membentuk formasi barisan yang disebut Shi-Jue-Zhen (Sip Ciat Tin-Hokkian) atau Barisan Sepuluh Pemusnah. Tapi Jiang Zi Ya berhasil menghancurkan enam diantaranya. Melihat kekalahan dipihaknya Wen Zhong minta bantuan Zhao Gong Ming yang pada waktu itu bertapa di Gua Lou-Fu Dong, pegunungan E Mei Shan (Go Bi San-Hokkian).
Gong Ming menyatakan kesanggupannya untuk membantu. Pada waktu ia turun gunung, seekor “harimau besar” menerkam. Harimau itu tak berkutik di bawah tudingan kedua jari tangannya. Dengan “angkin” diikatnya leher si raja hutan, kemudian dikendarai. Pada dahi harimau itu kemudian ditempelkan selembar “FU” atau surat jimat. Untuk selanjutnya si raja hutan tunduk di bawah perintahnya dan menjadi tunggangannya.
Dengan mengendarai harimau, Zhao Gong Ming bertempur dengan Jiang Zi Ya. Setelah beberapa ratus jurus Zhao Gong Ming mengeluarkan “Ruyung Sakti“nya dan menghajar Jiang Zi Ya hingga roboh dan tewas. Tapi untung, datanglah Guang Cheng Zi (Kong Sheng Cu-Hokkian) ia menolong Zi Ya dan dia hidup kembali. Huang Long Zhen Ren (Ui Long Cin Jin-Hokkian) keluar untuk bertempur dengan Zhao Gong Ming, tapi tertawan oleh “Tali Wasiat” Gong Ming. Chi Jing Zi dan Guang Cheng Zi pun terpukul jatuh oleh Pertapa yang berkesaktian segudang itu.
Tapi kemudian Zi Ya mendapat bantuan seorang sakti dari pegunungan Wu-Yi yang bernama Xiao Sheng. Semua barang wasiat Zhao Gong Ming berhasil dirampas. Merasa kehilangan muka, Zhao Gong Ming kabur ke pulau San Xian Dao (Pulau Tiga Dewa) untuk menemui seorang pertapa wanita yang sakti, Yun Xiao Niang Niang. Kepada Yun Xiao Niang Niang, Gong Ming meminjam sebuah “Gunting Wasiat” untuk merebut kembali wasiat2nya yang dirampas musuh.
Ternyata “Gunting Wasiat” itu adalah dua ekor naga yang berubah rupa, sebab itu kemampuannya luar biasa. Banyak dewa2 sakti dari pihak Zi Ya terpotong menjadi dua bagian dan tewas dengan engerikan, karena pusaka ini. Jiang Zi Ya jadi gelisah, para prajuritnya juga menjadi gentar. Pada saat yang kritis itu datanglag seorang Taoist dari pegunungan Gun Lun Shan (Kun Lun San-Hokkian) yang bernama Lu Ya. Lu Ya menyuruh Zi Ya membuat “Boneka dari rumput“. Pada badan boneka tersebut diletakkan selembar kertas yang dituliskan nama Zhao Gong Ming. Dibagian kepala dipasang pelita kecil, demikian pula pada bagian kaki. Di depan boneka itu diadakan sembahayang selama 21 hari berturut2.
Zi Ya atas nasehat Lu Ya, bersembahyang di situ beberapa hari. Dia Terus bersembahyang sampai suatu hari Zhao Gong Ming merasakan jantungnya berdebar2, badannya terasa panas dingin tak menentu. Semangatnya luruh, begitu pula semua tenaganya. Pada hari yang ke 21, setelah mencuci rambutnya, Zi Ya mementang busur dan mengarahkan anak panah ke mata kiri boneka rumput tersebut. Zhao Gong Ming yang berada di kubu pasukan Shang mendadak merasa mata kirinya sakit sekali dan kemudian buta. Panah Zi Ya berikutnya diarahkan ke mata kanan boneka Zhao Gong Ming dan panah ketiga di jantungnya. Dengan demikian Zhao Gong Ming yang sakti itu akhirnya tewas oleh lawan.
Setelah Wu Wang berhasil menghancurkan pasukan Shang dan mendirikan Dinasti Zhou, Zi Ya melaksanakan perintah gurunya untuk mengadakan “Pelantikan Para Malaikat”. Zhao Gong Ming kemudian dianugerahi gelar Jin Long Ru Yi Zheng Yi Long Hu Xuan Tan Zhen Jun atau secara singkat disebut Zheng Yi Zhen Jun (Ceng It Cin Kun-Hokkian) atau Xuan Tan Zhen Jun (Hian Than Cin Kun-Hokkian). Xuan Tan Zhen Jun mempunyai empat pengiring yang disebut “Duta Dewa Kekayaan”, “Cai Shen Shi Zi”, yaitu :
1. Xiao Sheng yang bergelar Zhao Bao Tian Zun (Malaikat Pemanggil Pusaka).
2. Cao Bao yang bergelar Na Zhen Tian Zun (Melaikat Pemungut Benda Berharga).
3. Deng Jiu Gong yang bergelar Zhao Chai Shi Zi (Malaikat Pemanggil Kekayaan).
4. Yao Shao Si yang bergelar Li Shi Xian Guan (Pejabat Dewa Keuntungan).
Xuan Tan Zhen Jun bersama keempat pengiringnya ini seringkali ditampilkan secara bersamaan dalam bentuk gambar dan disebut Wu Lu Cai Shen (Ngo Lo Cay Sin-Hokkian) atau Dewa Kekayaan dari Lima Jalan.
Di tempat pemujaan secara pribadi dalam rumah2 penduduk, seringkali Dewa Kekayaan ini ditampilkan sebagai seorang Panglima Perang berpakaian perang lengkap, wajahnya bengis, satu tangan menggenggam senjatanya yang berupa “Ruyung” dan tangan yang lain membawa “Sebongkah Emas“, mengendarai seekor “Harimau Hitam“. Ini merupakan pelukisan yang diambil daro novel Feng Shen itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.