Samantabhadra Bodhisattva / Pu Xian Phu Sa / 普賢菩薩

Dalam rangka menyambut HUT Samantabhadara Bodhisattva yang jatuh pada hari Minggu, 19 Maret 2017 (Lunar tanggal 21 bulan 02), Cetya Tathagata Jakarta akan memberikan artikel mengenai Samantabhadra Bodhisattva / Pu Xian Phu Sa / 普賢菩薩
Dalam bahasa sansekerta, Samantabhadra Bodhisattva mempunyai makna yaitu “Pribadi Maha Agung Yang Layak Memperoleh Penghormatan Secara Universal”. Menurut Sutra Buddhis, dikatakan bahwa Samantabhadra Bodhisattva mendampingi Hyang Buddha Shakyamuni di sisi sebelah kanan dengan menunggangi seekor gajah putih dengan 6 gading yang merupakan simbol dari "Praktek Agung". Sedangkan yang mendampingi Hyang Buddha Shakyamuni di sisi sebelah kiri adalah Manjushri Bodhisattva yang menunggangi seekor singa. Bodhisattva Manjushri melambangkan intelegensi, kebijaksanaan dan lulusnya seseorang dalam menempuh ujian kehidupan dan memperoleh ijazah spiritual pada tingkatan tertentu. Sedangkan Bodhisattva Samanthabadra mewakili doktrin atau ajaran agama. Di dalam kegiatan pembinaan diri, Bodhisattva Manjushri menggaris bawahi "Prajna", sedangkan Bodhisattva Samantabhadra, menggaris bawahi "Samadhi", kebajikan dan praktek. Dari kedua tokoh Bodhisattva ini, melambangkan kesempurnaan dalam prinsip Buddha Mahayana tingkatan paling tinggi.
Samantabhadra Bodhisattva sangat dihormati sebagai seorang pelindung bagi para pelaku Dharma. Dimana Beliau kemudian membuat "10 Sumpah Agung" sesuai dengan yang tertulis dalam Sutra Avatamsaka yaitu:
1. Untuk memuliakan dan menghormati para Buddha
2. Untuk memuja Sang Tathagata
3. Untuk memberikan persembahan kepada para Buddha, dimana persembahan yang sangat berarti adalah dengan mempraktekkan ajaran Sang Buddha sehingga dapat memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang lain.
4. Untuk melakukan pertobatan dan menyesali semua perbuatan buruk pada masa lalu baik dari pikiran, ucapan maupun tindakan dan memperbaikinya
5. Untuk menghayati kegembiraan di dalam (melakukan) penimbunan jasa-jasa kebajikan.
6. Untuk selalu berusaha agar "Roda Dharma" (ajaran Buddha) akan selalu lestari dan diteruskan kepada orang lain
7. Untuk memohon agar Sang Buddha tetap berada di dunia fana agar dapat memberikan manfaat kepada orang banyak
8. Untuk selalu mengikuti jalan ke-Buddha-an (ajaran Buddha) agar depat mencapai pencerahan
9. Untuk selalu dapat hidup secara harmonis dengan semua makhluk
10. Untuk dapat selalu menyalurkan semua manfaat dan kebajikan yang dikumpulkan demi keselamatan semua makhluk
Tempat suci Samantabhadra Bodhisattva adalah di gunung E Mei Shan di propinsi Si Chuan di sebelah Barat, yang merupakan salah satu dari empat gunung suci agama Buddha di Tiongkok. Di Jepang ia sering kali dipuja oleh para pengikutnya untuk memperoleh kemakmuran dan panjang umur, bahkan sebagian pihak menganggap ia sebagai pelindung pengobatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.