KISAH DAN ASAL USUL SAN CAI 善 財 (Bocah Rejeki) shejit Bln 1 tgl 20 Imlek


KISAH DAN ASAL USUL SAN CAI 善 財 (Bocah Rejeki) shejit Bln 1 tgl 20 Imlek

SAN CAI adalah seorang biksu muda yg sengaja datang ke Po Tho Shan (Gunung Potalaka) untuk berguru pada Dewi Guan Yin. Suatuhari San Chai melihat Dewi Guan Yin yg lari terbirit2 dikejar sekawanan preman yg ingin memperkosanya, karena sudah terdesak sangdewi ahirnya melompat kejurang untuk mempertahankan kesucainnya. 

Tertegun melihat gurunya yg teweas bunuh diri, San Cai pun jadi putus asa & mengikuti
gurunya melompat kejurang.Sesampainya didasar jurang ternyata San Cai tidak mati/terluka & justru merasa badannya lebih ringan & sehat darisebelumnya. Belum hilang rasa herannyatiba2 muncul lah Dewi Guan Yin yg menerangkan bahwa kejadian tadi hanyalah ujian ketulusan untuk San Cai.& karena dia lulus, maka diapun berhak memperoleh keabadian jg. Versi cerita Sun GoKong, disini San Cai diceritakan berasal dari Ang Hai Ji (bocah merah) putra siluman kerbau yg ingin memangsa biksu Tong. Setelah ditaklukan Dewi Guan Yin, Ang HayJi kemudian diangkat sebagai muridnya & berganti nama manjadi San Cai.


San Cai adalah putra dari Gu Mo Ong (Dewa Kerbau) dan Putri Kipas besi . demikian cerita dari buku novel Xi You Ji 西遊記 atau Perjalanan Ke Barat. sebelum menjadi pengawal Guan Yin Phu Sa (Bodhisattva Avalokitesvara) namanya Ang Hai Jie ( si bocah merah )
San Cai dan Long Nii Tentang Shan Cai dan Long Nii ini, ada kisahnya tersendiri. Pada waktu Tu Di Gong mengantar Miao Shan ke pulau Pu Tuo, menjaganya selama 9 tahun, sampai akhirnya sang putri mencapai kesempumaan. 

Ditentukan hari pelantikan Miao Shan menjadi Pu Sa adalah pada tanggal 19 bulan 9 Imlik. Tu-Di menyebarkan banyak undangan untuk menghadiri pelantikan tersebut.
Yang diundang antara lain adalah San Guan Da Di, Shi Dian Yan Luo (10 Raja Akherat) Ba Xian (8 Dewa), Wu Yue Da Di (Dewa dari Lima Pegunungan) dan lain-lain. Pada hari yang telah ditentukan, para undangan telah berkumpul, Miao Shan duduk diatas singgasana bunga teratai, lalu para Dewata itu mengumumkan pelantikan dikalangan ke-Buddha-an dan wilayahkekuasaannya di langit dan bumi.

Kemudian mereka beranggapan bahwa tidak sepantasnyalah Miao Shan yang sekarang dinamakan Guan Shi Yin berada di Xiang Shan seorang diri tanpa pembantunya. Mereka mengusulkan agar dicarikan dua pembantu, seorang perjaka dan gadis yang bertugas melayani semua keperluannya di tempat itu. Tu Di diserahi tugas untuk menemukan calon yang sesuai.

Dalam perjalanan mencari calon pembantu Guan Yin ini, Tu Di bertemu dengan seorang pendeta muda yang bemama Shan Cai. Setelah kematian kedua orang tuanya, Shan Cai menjadi pertapa di gunung Da Hua Shan, tapi tanpa bimbingan ia merasa sulit untuk mencapai kesempumaan. Dengan perantara Tu Di akhirnya Shan Cai menghadap Guan Yin. Guan Yin masih meragukan kesungguhan hati pemuda ini dan ingin mengujinya. Disuruhnya pemuda itu menempati sebuah puncak di pulau itu, dan menunggu sampai Guan Yin menemukan cara untuk mengatur kesempumaannya.

Miao Shan kemudian memanggil Tu Di dan meminta agar para dewa yang hadir disitu mau menyamar menjadi bajak - bajak laut yang mau mengepung gunung itu, membawa obor dan senjata tajam mengancam akan membunuh Guan Yin. 
"Aku akan lari ke puncak dimana Shan Cai sekarang berada dan menguji kesetiaannya", kata sang Dewi. Tak lama kemudian segerombolan bandit dan bajak laut datang mengepung vihara di Xiang Shan itu. Guan Yin melarikan diri ke puncak, ia terpeleset dan terguling ke dalam jurang. 

Melihat sang dewi terguling, Shan Cai tanpa ragu - ragu segera terjun untuk menyelamatkannya. "Anda tidak mempunyai sesuatu yang berharga untuk dirampok mereka, mengapa takut dan terjun ke jurang,sehingga terancam bencana kematian", tanya Shan Cai.
Melihat pemuda itu menangis, Guan Yin berkata "Aku harus tunduk pada kehendak langit". Shan Cai, dengan segala kepedihan hatinya, berdoa kepada Langit dan Bumi agar Sang Dewi ini diselamatkan. "Seharusnya kau tak perlu menunjukkan diri untuk menolong aku dengan penuh resiko. Aku belum menjelmakan kau kembali dan mengantarmu kesempurnaan. Tapi kau adalah anak yang berani, aku sekarang tahu hatimu baik, Lihatlah kebawah sana " kata Guan Yin.

Shan Cai lalu menoleh "Aku melihat mayat". 'Ya, itulah badanmu yang lama.Sekarang kau telah dijelmakan kembali, dan kau dapat terbang dan membumbung keangkasa sesuka hatimu!" Guan Yin berkata.
Shan Cai membungkukkan badannya tanda terima kasih dan Guan Yin berkata lagi "Selanjutnya kau selalu berada disampingku dan berdoa, jangan meninggalkan aku seharipun". sejak itulah Shan Cai selalu hadir disebelah Guan Yin.

Tentang bagaimana Shan Cai menjadi murid Guan Yin, cerita terkenal "Xi You Ji" mempunyai versi yang lain lagi. Dikisahkan dalam perjalanan mengambil kitab suci ke langit barat, Pendeta Xuan Zhang bersama ketiga muridnya Sun Wu Kong, si Kera Sakti, Zhu Ba Jie Siluman Babi dan Sha He Shang dicegat oleh seorang siluman yangbewujud anak kecil yang sangat sakti.

Ternyata siluman anak kecil itu adalah putra Niu Mo Wang (Gu Mo Ong Hokkian) dan Luo Sa Nii (Lo Sat Li-Hokkian), yang diberi nama Niu Sheng Ying (Gu Seng Eng-Hokkian) alias Hong Hai Er (Ang Hay Ji-Hokkian) atau si Anak Merah. Si Anak Merah ini sakti sekali, ia bermaksud menawan pendeta Xuan Zang untuk disantap dagingnya. Beberapa kali Sun Wu Kong dibuat tak berdaya oleh semprotan api saktinya. Tapi si Monyet Sakti tak kehabisan akal. Ia lalu minta bantuan Guan Yin Pu Sa untuk menaklukkan Hong Hai Er. 

Akhirnya Hong Hai Er dapat ditaklukkan dan dibawanya pulang ke Pu Tuo Shan untuk menjadi muridnya dan diberi gelar Shan Cai. Versi ini memang berbeda sekali dengan apa yang dituturkan dalam kisah Miao Shan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.