Pendahuluan tentang Sutra Buddha Penyembuhan (Bhaisajyaguru Vaidurya Prabhasa Tathagata)

Foto Cetya Tathagata Jakarta.
Pendahuluan tentang Sutra Buddha Penyembuhan (Bhaisajyaguru Vaidurya Prabhasa Tathagata)
Buddha Penyembuhan ( Bhaisajyaguru Vaidurya Prabhasa Tathagata ) adalah salah satu dari ketiga Buddha Utama dalam obyek pemujaan Mahayana dan merupakan seorang Buddha dari masa lalu. Lebih dikenal sebagai Buddha Pengobatan atau Guru Penyembuhan. Beliau sangat dekat di hati pemujanya, karena banyak diantara mereka yang benar-benar telah menerima berkah-Nya dalam bentuk penyembuhan ajaib dari berbagai penyakit.

Kemanjuran dari Hyang Buddha dalam mencegah bencana dan memberikan kemakmuran disamping menyembuhkan penyakit telah menarik sejumlah pengikut dan pemuja yang cukup besar sejak Dinasti Chin Timur (AD 317-420) sampai sekarang. Sutra Buddha Pengobatan (Bhaisajya Sutra) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin pada masa itu, memberikan gambaran yang lengkap tentang Buddha tanpa tandingan itu, tanah Buddha, dan kedua belas Ikrar Agung-Nya. Sekalipun demikian, Sutra yang diterjemahkan oleh Guru Tripitaka Hsuan Tsang ( bhiksu yang terkenal dari Dinasti Tang ) kemudian dikenal sebagai Sutra Guru Penyembuhan ( Bhaisajyaguru Vaidurya Prabhasa Tathagata ) menjadi lebih terkenal dan dibaca oleh kebanyakan orang di masa kini.

Selain menyembuhkan penyakit, melindungi dari bencana seperti kelapran, kekeringan, dan wabah, memberikan panjang umur dan membantu yang meninggal. Hyang Buddha dikenal telah memberikan berbagai manfaat duniawi kepada mereka yang bersujud kepada-Nya. Di dalam Vihara, Buddharupang-Nya biasanya ditempatkan bersama Buddha Sakyamuni dan Buddha Amitabha. Buddha Sakyamuni ditengah, Buddha Bhaisajyaguru di sebelah kanan-Nya, dan Buddha Amitabha dikiri-Nya. Bila digambarkan sendiri, Beliau memegang symbol berupa mangkok berisi obat dengan tangan kiri-Nya dan biasanya diikuti oleh kedua siswa-Nya yaitu Bodhisattva Cahaya Surya dan Bodhisattva Cahaya Rembulan.

Sewaktu masih menjadi Bodhisattva, Beliau membuat 12 ( dua belas ) Ikrar Agung untuk membebaskan makhluk hidup dari belenggu karma. Beliau berikrar untuk melindungi kemajuan mereka kea rah penerangan, membantu mereka memegang larangan, membebaskan mereka dari perangkap praktek keagamaan yang menyimpang dan doktrin palsu, memberikan makanan dan minuman kepada mereka yang lapar, memulihkan tubuh yang cacat, menolong mereka yang akan dihukum mati dan membimbing mereka ke arah kehidupan yang tenang dan berbahagia. Dari kedua-belas ikrar-Nya, ikrar ke tujuh secara khusus menjamin untuk membebaskan manusia dari penyakit badaniah dan mengusir kebingungan spiritual sehingga Beliau dijuluki “Tabib Jiwa”.

Disebabkan oleh akar kebajikan dari kehidupan dimasa lampau, Anda sekarang memiliki kesempatan yang langka untuk masa yang akan datang. Agar bisa begitu, Anda hanya perlu menjunjung nama Guru Penyembuhan ini dengan tulus dan tanpa keraguan. Sehari-hari anda harus merenungkan ikrar atau wujud-Nya, mengucapkan nama-Nya dan memberikan persembahan dengan apa pun yang bisa diberikan. Bagi mereka yang mengalami banyak kesusahan, sakit-sakitan, penderitaan, bencana, dalam keluarga banyak perselisihan dan sebagainya dapat melakukan pengucapan nama Buddha ini untuk menghilangkan segala macam kesulitan, pengucapan selengkapnya adalah :
“Na mo Xiao Zai Yen Shou Yao Shi Fo” dalam Bahasa Mandarin
Atau
“Nambu Siao Zai Yang Siu Yok She Hud” dalam Bahasa Hokkian
Atau
“Namo Siao Zai Yang Shiu Yok She Hud” dalam logat Teochew / Tio Ciu
Atau
“Namo Bhaisajyaguru Buddha” dalam Bahasa Sansekerta


Didalam Sutra Guru Penyembuhan, Hyang Buddha Sakyamuni juga mengungkapkan kepada Bodhisattva Manjusri suatu Dharani Agung yang harus diucapkan seseorang guna menolong makhluk hidup dari penyakit dan kesusahan.

Sewaktu mengucapkan Dharani atau nama Hyang Buddha seseorang harus membayangkan rupang Buddha tersebut, maka dia akan memasuki suatu keadaan “samadhi pengucapan Buddha” (Buddha reci-tation Samadhi; salah satu dari delapan puluh empat ribu Pintu Dharma menuju pencerahan). Yang mana seseorang mengucap tetapi tidak mengucap, dan tidak mengucap tetapi mengucap. Satu hal penting yang perlu diperhatikan agar bisa mendapatkan manfaat dan, hasil sebesar-besarnya dari pengucapan Dharani, nama Buddha maupun Sutra itu adalah sangat diperlukan keyakinan dan ketekunan yang tidak surut.

Akhir kata perlu diketahui bahwa peringatan ulang tahun Hyang Buddha Bhaisajyaguru jatuh pada tanggal 30 bulan 9 penanggalan Candrasangkala ( Lunar Kalender ). Semoga segenap makhluk hidup bisa mendengar, membaca, mengerti, menerima, mempertahankan, dan menyebarluaskan Sutra ini sehingga dengan demikian memperoleh berkah, manfaat, perlindungan, kedamaian, dan kegembiraan bagi mereka sendiri maupun makhluk lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.