Memiliki Tanda Cinta


Dekorasi dan pola yang ditemukan dalam bangunan tidak hanya memuaskan keinginan manusia akan estetika, tapi juga mencerminkan keinginannya dalam hidup. Mereka melambangkan dambaan manusia terhadap keberuntungan, umur panhang, dan kekayaan. Bertukar tanda cinta adalah cara  kuno dalam menyampaikan pikiran dan perasaan. Meskipun tidak ada aturan baku tentang jenis tanda yang dipertukarkan, makna setiap tanda telah ditetapkan.

Dompet sebagai Hadiah Cinta
Pada zaman kuno, dompet dikenal sebagai kantong  (xiang bao) dan kantong harun (xiang dai). Sejarah dompet ini bisa dilacak sampai masa pra-Qing. Menurut  Ne Ze di Buku Ritual disebutkan bahwa generasi muda harus membawa dompet karena dompet ini melambangkan sesuatu yang pribadi, maka ini digunakan sebagai tanda oleh mereka yang saling mencintai untuk mengungkapkan perasaan mereka.

    Mempelai wanita etnis minoritas Yunnan biasa membawa beberapa dompet ke rumah mempelai pria pada hari pernikahan. Dompet ini harus dijahit olej mempelai wanita sebelumnya, dan jumlah yang dibutuhkan bergantung pada jumlah musisi, penyanyi, dan tamu yang menghadiri upacara pada malam tersebut. Manisan, kacang, jahe, dan kacang tanah dimasukkan ke dalam dompet untuk melambangkan  'melahirkan bayi sesegera mungkin'.

Manik-Manik Cinta, Cara Lain untuk Mengungkapkan Cinta
Penyair Tang terkenal, Wang Wei, pernah menuliskan puisi tentang kacang merah. Kataya: "Di negeri selatan dimana kacang merah tumbuh, berapa ranting bertunas pada musim semi? Ambilah apa yang kau inginkan dari pohon mereka akan mengingatkanmu akan pertemuan indah kita."

    Ada juga legenda lain tentang 'kacang merah'. Suatu ketika, ada seorang wanita di Zhejiang yang dikenal sebagai Hong Dou (Kacang Merah). Tidak lama  setelah menikah, suaminya meninggalkannya dan pergi ke Gunung Wuyi untuk bertanam jamur. Sejak saat itu tidak ada kabar dari suaminya. Ia menangis putus asa berhari-hari tanpa makan.

    Suatu pagi, ia tiba-tiba menghilang dan sebuah pohon dengan kacang merah ditemukan. Konon kacang merah itu adalah transformasi Hong Dou, dan karenanya benihnya bongdou.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.