Kisah Maha Dewa Taiyi Zhenren beberapa kali menolong Nazha sebagai Muridnya



KISAH tentang Nezha si Gelang sakti Roda Api dan Li Jing sang Dewa Pagoda. Dikisahkan disuatu provinsi bernama Tang, disebuah negara yang bernama Shang, ada seorang perwira tinggi militer bernama Li Jing. Dalam kisahnya disebutkan bahwa Li Jing telah mempunyai dua orang anak yaitu Jinzha dan Muzha serta seorang istri bernama Yin.

Pada saat itu nyonya Yin sedang mengandung anak ketiganya , namun hal aneh terjadi karena usia kandungan nyonya Yin sudah mencapai hampir 36bulan atau 3tahun namun belum ada tanda-tanda akan segera melahirkan. Akhirnya pada saat usia kehamilan nyonya Yin tepat 3tahun, nyonya Yin pun melahirkan. Namun hal aneh terjadi karena yang dilahirkan nyonya Yin bukan seorang putera ataupun puteri melainkan hanya segumpal bola daging (lah kok mirip Gandari dari kisah Mahabharata yak).

Li Jing sang suami dari nyonya Yin pun bingung bukan kepalang dan ia menggangap bahwa yang terlahir dari kandungan istrinya itu adalah iblis. Akhirnya Li Jing mengambil sebuah pedang/golok untuk membelah gumpalan daging tersebut, ajaib ketika gumpalan daging terbelah terdapat seorang bayi didalamnya (ada beberapa versi menyebut nezha laki-laki ada juga yang menyebut perempuan) yang pada lengannya sudah terdapat gelang. Tidak sampai disitu saja ternyata bayi yang terlahir tersebut ternyata bisa langsung berdiri, berjalan dan berbicara, dan bayi itupun diberi nama Nezha.

Li Jing yang menganggap bayi itu adalah jelmaan iblis berusaha membunuh sang bayi, namun hal itu dicegah oleh seorang pertapa sakti Taiyi Zenren yang memang sudah meramalkan kejadian tersebut. Dan bayi tersebut pun diangkat menjadi murid sang pertapa. Nezha pun tumbuh menjadi anak-anak pada umumnya dengan kenakalan-kenakalan seperti anak-anak namun yang membedakan Nezha memiliki kesaktian yang tinggi.

Kisah pun berlanjut sampai dengan Nezha sudah tumbuh menjadi seorang anak (mungkin sekitar belasan tahun kali ya, soalnya usia tidak disebutkan disumber manapun yang penulis baca), ia mencuci selendangnya (dibeberapa versi kadang disebutkan sapu tangan) disebuah muara sungai ditepi laut timur. Karena kesaktiannya tanpa sengaja ia mengguncang-guncang istana milik Raja Naga laut timur yang berada didasar lautan. Hal ini membuat marah sang raja dan ia mengutus putera ketiganya yang bernama Aobang untuk mencari tahu penyebab masalah dan menghentikannya.

Aobang pun pergi kepermukaan dan menemukan Nezha yang sedang mencuci yang menjadi sumber penyebab terguncangnya istana Raja Naga laut timur. Tanpa pikir panjang Aobang pun menegur Nezha dan memintanya untuk berhenti melakukan kegiatannya. Namun karena sifat Nezha yang masih anak-anak (mungkin juga usianya masih anak-anak), Nezha tidak mau berhenti mencuci. Hal ini membuat marah Aobang dan ia pun menyerang Nezha, terjadi perkelahian yang sengit antara mereka. Namun karena kesaktiannya Nezha akhirnya menang dan membunuh Aobang dengan cara mencabut urat/nadi dari tubuh sang pangeran Naga.

Raja Naga Laut Timur yang mengetahui kematian puteranya Aobang dan kesaktian Nezha pun menghadap kepada kaisar langit untuk meminta keadilan. Kaisar langit pun mengirim utusan untuk turun ke bumi dan menemui keluarga Nezha dan menjatuhkan Hukuman. Di kediaman Li Jing dan istrinya nyonya Yin yang terkejut mendengar berita yang dikirim oleh raja Langit murka dan bingung akan ulah kenakalan Nezha. Diam-diam Nezha menguping pembicaraan tersebut dan akhirnya memilih bunuh diri agar keluarganya bebas dari hukuman Langit dengan cara mencabut urat/nadinya sendiri. Karena kematian Nezha , seluruh keluarga dari Li Jing pun terbebas dari hukuman langit.

Roh Nezha yang ternyata umur hidupnya belum habis ditolak untuk masuk akhirat oleh raja neraka, dan naasnya ia juga tidak bisa kembali hidup dibumi karena Jasadnya telah Hancur. Pada saat kebingungan itu ia pun menemui sang gurunya Taiyi Zenren, dan oleh petunjuk sang guru kalau Nezha ingin kembali hidup keluarganya harus membangun sebuah kuil untuk dirinya dan membiarkan ia mendapat persembahan dari masyarakat selama kurang lebih satu tahun. Roh Nezha pun masuk kedalam mimpi nyonya Yin ibunya, dalam mimpi ia menceritakan saran dari sang guru.

Nyonya Yin yang sangat menyayangi Nezha pun menyanggupi permintaan Nezha dan secara diam-diam tanpa sepengetahuan Li Jing suaminya membangun sebuah kuil untuk persembahan kepada Nezha, sesuai dengan petunjuk Taiyi Zenren. Dan tanpa disangka dan diduga kuil tersebut menjadi ramai dikunjungi oleh masyarakat yang memberikan persembahan terhadap Nezha, pada saat hampir satu tahun Li Jing mengetahui kuil tersebut dan ia pun murka sehingga Li Jing menghancurkan dan membakar kuil Nezha.

Usaha yang hampir berhasil menjadi sia-sia belaka Nezha yang marah kepada Li Jing ayahnya dan bingung kembali menemui sang guru Taiyi Zenren , pada kali ini sang guru memberikan tubuh pada Nezha yang terbuat dari Bunga Lotus (sejenis teratai) dan membuat Nezha hidup kembali. Tidak hanya itu sang guru juga memberikan dua buah pusaka miliknya , yaitu Tombak sakti dan Roda Api yang membuat Nezha semakin sakti dan bisa terbang dengan cepat kemanapun ia mau.

Nezha yang bangkit kembali masih menyimpan dendam terhadap Li Jing sang ayah, akhirnya menuntut balas dengan cara menyerang dan berusaha membunuh Li Jing. Li Jing yang merupakan orang hebat mampu menahan serangan-serangan Nezha , namun Li Jing mengetahui bahwa tubuhnya yang biasa tidak mampu melawan tubuh abadi milik Nezha. Pada saat terdesak dan hampir putus asa, muncullah Jiang Ziya yang membantu Li Jing.

Jiang Ziya membantu Li Jing dan memberikannya sebuah pagoda berukuran kecil untuk mengurung Nezha didalamnya, namun Jiang Ziya meminta Li Jing untuk membantunya dalam perang menggulingkan Kaisar Zhou yang lalim serta korup dan mengakhiri Dinasti Shang. Akhirnya Li Jing menyanggupi hal tersebut dan dengan pagoda sakti yang diberikan oleh Jiang Ziya, Li Jing mampu menangkap dan mengurung Nezha didalam pagoda sakti miliknya.

Nezha yang terkurung didalam pagoda sakti pun tidak bisa berbuat apa-apa, dan muncullah Jiang Ziya yang berkata pada Nezha bahwa ia akan dibebaskan namun dengan syarat tidak lagi menyimpan dendam terhadap Li Jing ataupun Jiang Ziya, menuruti kedua orang tuanya (Li Jing dan nyonya Yin) dan membantu Jiang Ziya dalam berperang untuk menggulingkan Dinasti Shang. Akhirnya Nezha pun menuruti syarat dari Jiang Ziya. Dan semenjak itu pasukan Jiang Ziya bertambah kuat dengan bergabungnya ayah dan anak Li Jing dan Nezha.



   



Foto Kisah Para Dewa dan Ajaran Tao.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.