"TUHAN TAK AKAN MEMBERIKAN BERKAH KPD UMAT YG TDK DPT MENGHARGAI BUDI / JASA ORANG LAIN



Pada zaman dahulu, di negara Tiongkok propinsi Hang Zhou terdpt sebuah desa yg memiliki tanah yg subur. Sebagian besar mata pencaharian penduduk di desa itu adalah bertani,sehingga mereka pun hidup makmur.

Di desa itu terdpt seorg saudagar kaya yg bernama Han Sen , memiliki puluhan hektar tanah persawahan. Krn keuletan dan kebaikannya, ia dikarunia hasil sawah yg berlimpah ruah. Walau kaya, Han Sen tdk pernah lupa daratan. Ia tetap hidup bersahaja dan sgt mematuhi semua nasehat yg diberikan ayah dan ibunya.

Tetapi amat disayangkan, Han sen memiliki seorg istri yg boros (Mei Su) .Mungkin telah menjadi kepribadian keluarga istrinya, setiap makan nasi pasti tdk habis dan sisa nasi di piring dibuang begitu saja. Nasehat Han Sen selama 2 thn tdk dihiraukan istrinya dgn alasan di gudang beras mereka masih banyak cadangan beras. Lagipula,nasi yg dibuangnya cuma sedikit saja.

Para leluhur mengatakan " TUHAN TAK AKAN MEMBERIKAN BERKAH KPD UMAT YG TDK DPT MENGHARGAI "

Tdk slamanya langit itu cerah. Pada suatu ketika sawah Han Sen diserang hama wereng yg meng akibatkan tanaman padinya rusak semua. Empat kali penanaman dilakukan dan semuanya gagal panen akibat hama wereng yg mengganas.

Persediaan beras di gudang pun mulai habis. Han Sen sekeluarga mulai menghemat dgn memakan bubur . Setiap hari, kecuali Mei su yg tdk tahan makan bubur selama 2 minggu. Melihat suaminya yg telah bangkrut , ia pun memiliki rencana utk meninggalkan suaminya. Segala alasan mulai dijadikan sbg bahan utk bertengkar agar berpisah. Bahkan terakhir Mei su mulai mencari masalah dgn kedua orang tua Han sen .

Pada suatu pagi, ketika Mei Su telah siap-siap utk meninggalkan rumah, Han Sen mengajaknya utk mengunjungi tanah persawahan mereka sejenak. Kareba ada sesuatu yg akan diperlihatkan Han Sen kpd istrinya, sblm mereka berpisah. Ditengah-tengah area persawahan milik Han Sen terdpt sebuah peternakan ayam yg luas sekali. Ribuan ekor ayam di ternak disana utk diambil daging dan sebagian diambil telurnya.

Mei Su : " peternakan siapakah ini?"

Han Sen : " Peternakan ini berasal dr nasi yg kamu buang selama 2 thn , istriku."

Mei Su : " Bagaimana mungkin?? Nasi yg kubuang sedikit saja setiap hari. Bagaimana bisa menjadi peternakan ayam seluas ini??"

Han Sen : " Pada mulanya saya membeli 4 ekor ayam betina dan 1 ekor ayam jantan . Ke-5 ekor ayam itu saya perihara di belakang rumah kita dgn diberi sisa nasi yg kamu buang tiap hari. Kemudian ayam itu bertelur dan menetaskan anak ayam, sehingga ayam kita bertambah terus. Sebagian ayam kujual utk membeli makanan mereka dan sebagian nasi yg kamu buang secara rutin kuberikan pd ayam kita. Demikianlah usaha peternakan ini saya kelola dan berkembang terus sampai hari ini.'

Melihat suaminya ternyata tdk bangkrut, Mei su ingin kembali kpd suaminya lg. Han sen bersedia menerima istrinya kembali dgn satu syarat, yaitu "BILA SEEMBER AIR SETELAH DI SIRAM KELUAR DR RUMAH DPT DIKUMPULKAN KEMBALI", barulah Han sen dpt menerima istrinya kembali. Mungkinkah ?? Bersalahkah Han sen yg tdk bersedia menerima istrinya kembali?

Suami istri yg baik adalah ia selalu bersama kita baik didlm kesusahan maupun ketika senang. Siapapun yg tetap setia bersama kita walaupun ketika susah, HARGAILAH dan hormatilah dia sepanjang masa. Bagaimana ia yg hanya bersedia bersama kita di saat senang saja?

Pantaskah ia dihargai dan dihormati? Kita jugalah yg lebih mengetahuinya.

" LEBIH BAIK MENELAN BOLA BESI PANAS SPT BARA API DRPD SELALU MENERIMA MAKANAN DR ORG LAIN DAN TETAP BERKELAKUAN BURUK SERTA TDK TERKENDALI "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.