Tatacara Pengaturan Persembahan / Sajian di Altar Thian Kung / Giok Hong Siang Tee



Seringkali kita mengikuti ritual/upacara sembahyangan didalam kelenteng, tetapi kadang banyak yang tidak tau kenapa begini dan kenapa begitu, kita sering lihat berbagai macam hal yang unik yang mungkin banyak mengandung arti (doa diam) didalam kelenteng, untuk orang-orang awam atau yang baru pertama kali ikut ritual/upacara menjadi heran dan mungkin bertanya-tanya, berikut ini adalah sedikit penjelasan singkat mengenai ritual/upacara doa dalam kelenteng.


Sebelum dimulainya upacara dan ritual doa, tambur dan lonceng dibunyikan, dimana ini menandakan para peserta upacara dan petugas telah bersiap. Sekaligus undangan kepada Shen bing untuk hadir. kita lihat para pemimpin upacara biasa mengenakan pakaian/jubah berwarna kuning/abu-abu/orange (tidak ada patokan yang jelas). apabila hadir seorang biksu/bante maka beliau lah yang kadang memimpin upacara tersebut. jam dan upacara ritual doa ditentukan oleh pengurus dari masing-masing kelenteng sesuai dengan keperluan, untuk sembahyang tanggal 1&15 imlek ada yang berpatokan pagi ada yang berpatokan malam (jam 08.00), untuk acara upacara yang lain sama, ditentukan oleh pengurus kelenteng masing-masing.

Jumlah suara lonceng senantiasa di samakan dengan waktu pada saat upacara tersebut dimulai, (jika sembahyang pukul 8 malam maka lonceng dibunyikan 8 kali). Untuk upacara rutin tgl 1& 15 biasanya persembahan dan doa dinaikkan sekaligus, sedangkan untuk upacara sejit (bertahtanya) bagi kelenteng tersebut upacara akan dinaikkan satu persatu oleh pemimpin upacara. setelah semua perserta upacara siap ditempat, hio akan dibagikan oleh petugas (sedikit catatan apabila kita mengikuti upacara hal yang baik adalah kita memakai pakaian yang pantas, kenapa demikian hal ini pengertiannya adalah sama dengan kita menghadap kepada para pejabat/dewata itu sendiri maka perlu dipikirkan yang baik)Cara mengatur sajian/persembahan sebagai ungkapan doa diam untuk Upacara sembahyang pada Thien Gung Tuhan Yang Maha Esa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.