ASAL USUL PEH CUN (Festiva Duan Wu) bagian 3 dari 4 Tuisan



SEJARAH Qu Yuan

Qu Yuan (屈原) adalah penyair dan pejabat pemerintahan dari Negara Chu pada Periode Negara Perang.[1][2] Dilahirkan pada tahun 340 SM, Qu Yuan lahir dari salah satu keluarga berpengaruh di negara Chu.[2] Ia adalah penasehat untuk Kaisar Huai yang memerintah dari 328 SM sampai 299 SM.[2]


Qu Yuan memiliki karier politik yang bagus sampai seluruh menteri Kaisar Huai menuduhnya, membuatnya dikucilkan dari arena politik Negara Chu.[1] Dengan absennya Qu Yuan, negara Chu akhirnya dikalahkan Negara Qin.[1] Mendengar kabar kekalahannya, Qu Yuan melompat ke Sungai Miluo di provinsi Hunan.[1] Festival Perahu Naga adalah festival untuk mengenang kematiannya.[1] Sedangkan tradisi memakan Bakcang(Hanzi: 肉粽, hanyu pinyin: rouzong) adalah tradisi yang bermula dari rakyat yang bersimpati atas kematian Qu Yuan.[1] Mereka melempar nasi ke dalam sungai untuk mencegah makhluk di dalam air memakan jenazah Qu Yuan.[1]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.