SEJARAH HUA TUO XIAN SHI / Dewa Pengobatan Bagian Pertama

Hua Tuo 华陀 adalah seorang ahli pengobatan yang bijaksana dan sebagai penemu latihan Gerakan Lima Jenis Hewan (Wu Jin Zhi Shi) yang kesohor dan sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia.
Beliau boleh dikatakan sebagai wakil yang menonjol dan pakar dalam kehebatan ilmu pengobatan secara operasi /bedah di Tiongkok pada jamannya. Menurut catatan sejarah, beliau pernah melakukan operasi yang berhasil pada lengan Jendral Guan Yun Zhang 关云長 (Guan Kong), yang terluka akibat kena panah beracun dari musuhnya.
Hua Tuo Bapak Pembedahan Dan Akupuntur Dunia.

Nama Hua Tuo sudah tidak asing lagi dalam dunia pengobatan China kuno.
Hua Tuo, atau biasa disebut juga Yun Hua, berasal dari Pei Guo Jiao (sekarang Haoxian, Provinsi Anhui, China).
Dia adalah seorang dokter medis yang terkemuka di China Kuno dan terkenal dengan julukan “Tabib Mujarab”.
Hua Tuo 华陀 tidak mengejar ketenaran maupun uang.
Malahan ia mencurahkan dirinya untuk mempelajari pengobatan.
Ia sangat terampil dalam berbagai macam bidang pengobatan –suatu fakta yang merefleksikan kemajuan ilmu pengobatan di abad ke-2 di China.

Hua Tuo sudah terlihat sangat pandai sejak masa belianya. Ayahnya meninggal saat dia masih berusia 7 tahun. Karena keluarganya miskin, ibunya memutuskan untuk mengirim Hua Tuo untuk belajar pengobatan kepada dr. Cai, seorang teman dekat ayahnya.
Hua Tuo pergi ke kota dan bertemu dengan dr. Cai. Setelah ia mengutarakan keinginannya menjadi seorang dokter pengobatan, dr. Cai berpikir pada dirinya sendiri,
“Ayah Hua Tuo adalah teman saya. Jika saya tidak mengambilnya sebagai murid, orang-orang di kota akan berpikir bahwa saya adalah orang yang memutuskan hubungan dengan keluarganya setelah seorang teman meninggal, dan memperlakukan teman tanpa kesetiaan.
” Saya sebaiknya mengambilnya sebagai murid. Bagaimanapun, saya harus mengetes anak itu untuk menentukan apakah ia memang ditakdirkan untuk pengobatan.”
Dokter Cai melihat beberapa muridnya sedang mengumpulkan daun mulberi di halaman belakang, tetapi mereka mendapat kesulitan untuk mencapai daun di dahan tertinggi ketika memanjat pohon.

Ia memutuskan ini akan menjadi tes pertama untuk Hua Tuo. Ia bertanya pada Hua Tuo,
“Bisakah kamu memikirkan cara untuk mengumpulkan daun dari dahan tertinggi di pohon itu?”
Hua Tuo berkata dengan percaya diri, “Oh, itu mudah.”
Hua Tuo meminta sepotong tali, dan mengikatkan batu kecil di ujung tali tersebut. Ia melemparkan tali itu di sekeliling dahan tertinggi dan berhasil mengumpulkan semua daun di dahan itu, melengkung karena berat dari batu.
Selanjutnya, dr. Cai melihat dua ekor kambing sedang berkelahi dengan mata mereka yang memerah.
Tidak ada seorang pun yang bisa memisahkan kedua kambing ini.
Ia memutuskan ini akan menjadi tes kedua untuk Hua Tuo.
Ia berkata “Hua Tuo, bisakah kamu memisahkan kedua kambing ini?” Hua Tuo segera menjawab,
“Tentu saja”. Ia mengambil rumput memenuhi kedua tangannya dan meletakkanya di sebelah kambing tersebut di kedua sisi.
Kambing- kambing itu telah lapar karena berkelahi, maka mereka segera berlari untuk menikmati rumput tersebut.
Perkelahian itu berhenti bahkan tanpa perlu diusahakan.
Sangat kagum dengan kepandaian Hua Tuo, dr. Cai dengan gembira menerimanya sebagai murid.

Hua Tuo belajar sangat rajin sejak permulaan.
Dia menitikberatkan pada praktik klinis sesungguhnya dan akhirnya menjadi seorang dokter legendaris pada dinasti Han Timur.
Bahkan setelah ia mendapat reputasi sebagai seorang dokter pengobatan, ia tidak pernah membeda-bedakan pasiennya. Ia akan menyediakan jasanya ke mana pun ia pergi. Ia memperlihatkan sebuah jiwa yang mulia dengan mengobati penyakit dan menyelamatkan nyawa. Ia belajar pengobatan seumur hidupnya.
Ia mengembangkan teori pengobatan yang inovatif dan teknik pengobatan yang mengagumkan dalam berbagai bidang pengobatan, termasuk pengobatan luar, dalam, ginekologi, akupunktur, parasitolog, dan terapi fisik sebagai pengobatan medis.
Ia juga sangat terampil dalam pembedahan.
Sesungguhnya, ia adalah dokter pertama yang melakukan operasi pembedahan perut dalam sejarah kedokteran China.

Untuk mengurangi sakit akibat pembedahan pasien, ia menemukan bubuk Ma Fei San , yang digunakan untuk pembiusan seluruh badan. Seribu enam ratus tahun kemudian, bangsa Eropa mulai menggunakan obat bius untuk operasi pada permulaan abad 19.

GERAKAN LIMA HEWAN

Inovasi dalam bidang akupunktur juga ditemukan oleh Hua Tuo.
Pernah suatu ketika seorang pasien mencari pengobatan medis darinya karena ia mempunyai masalah dengan kakinya dan tidak dapat berjalan. Setelah mengecek nadinya, Hua Tuo menotok beberapa titik akupunktur di punggungnya, dan memberi 7 tusukan akupunktur di tiap titik.

Pasien dengan cepat sudah dapat berjalan setelah pengobatan. Berdasarkan pengalamannya sendiri dalam akupunktur, ia menemukan “Titik Akupunktur Jia Ji”, sebuah titik akupunktur yang mengapit tulang belakang.

Orang-orang di kemudian hari menyebut titik akupunktur tersebut sebagai “Titik Hua Tuo” Hua Tuo juga menemukan seperangkat latihan yang dianamakan, “Gerakan 5 Hewan” yang mengambil gerakan dari 5 macam hewan, yaitu macan, rusa, beruang, monyet, dan burung. Latihan ini menjadi sangat populer di zamannya.

Salah satu murid Hua Tuo, yaitu Wupu, secara terus-menerus berlatih “Gerakan 5 Hewan”menurut yang diajarkan oleh gurunya.
Bahkan dalam umurnya yang 90-an, Wupu tetap sangat kuat dan sehat dengan pendengaran dan pengelihatan yang tajam, serta gigi yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.