Legenda Festival Lampion

Hari ke 15 bulan pertama lunar dikenal dengan yuan xiao jie. Zaman dahulu, bulan pertama tahun lunar disebut  xiao dan arena hari ke 15 bulan pertama lunar terlihat bulan purnama pertama pada tahun tersebut, hari tersebut jadi dikenal sebagai Yuan Xiao. festival lampion mulai diadakan pada masa dinasti han dengan budaya mengaggumi lampion diperkenalkan oleh kaisar Ming Di. sebagai penganut Buddha yang setia ia memerintahkan agar lampu dinyalakan setelah mendengar bahwa para biksu akan menyalakan lampu untuk menunjukkan rasa hormat kepada buddah pada hari ke 15 saat bulan pertama lunar. kebiasaan ini berkembang menjadi festival lampion di masa kini.

Legenda Festival Lampion 


Festival Legenda Festival Lampion kala, binatang buas yang sadis berk Zaman dahulu membunuh manusia dan b nata aran di mul memerangi ini, tetapi mereka malah tanpa binatang buas g seda Ketika burun suc Kaisar Kayangan mengeta memerintahkan Prajurit Kayangan ntuk turun ki bumi pa kelima belas bulan pertama lunar membakar manusia beserta binatang peliharaan dan mereka Putri dari Kaisar Kayangan adalah gadis baik melihat manusia menderita hati yang tidak tega Mempertaruhkan jiwanya sendiri, gadis itu turun ke bumi untuk memberitahu manusia tentang rencana ayahnya. Semua orang terkejut tidak tahu apa yang harus dilakukan. Setelah beberapa seorang lelaki tua mengajukan rencana yang terpikir di benaknya, Pada malam keempat belas, kelima belas, dan keenam belas, mari kita terangi semua rumah kita dan nyalakan petasan dan kembang api. Dengan semua ledakan dan kobar api, Kaisar Kayangan akan mengira bahwa semua orang di muka bumi telah mati Semua orang melakukan seperti yang disarankan lelaki tua itu dan mereka terhindar dari mala petaka. Sejak saat itu, manusia menggantungkan lampion dan menyalakan kembang api untuk memperingati hari Selama masa itu, Kaisar Yang akan men perayaan besar, mengundang tamu dari negeri lain untuk berba menikmati suasana perayaan. Ia akan agi memerintahkan seluruh ibukota untuk dihias dan dan akan ada pertunjukan yang berlangsung tiada henti. Pada masa Dinasti Tang, Festival Lampion GLA p) diubah menjadi pameran ska-la besar, dan di bawah rezim Kaisar Xuan-zong pameran lampion di Chang adalah yang lebih luas, dengan menyalakan 50.000 lampion dengan desain menakjubnya yang tak terhitung. Sang Kaisar menyuruh orang orangnya membangun sebuah menara lampion raksasa setinggi 150 kaki dengan 20 ruangan. Pemandangan penuh yang inspirasi  yang membawa suasana perayaan ke puncaknya.

potongan tulisan berikut d dar Setiap Festival Lampion, jalan-jalan sepanjan bukota akan diterangi dengan warna-warna cerah dan cem ang membentuk pemandangan indah di ma kota, pria dan ta menyanyi dan sedangkan ribuan orang berkumpul di menari seputarnya untuk menonton. Malam hidup dan meriah karena rumah penya dan toko minuman anggur sibuk beraktiv lanan penuh dengan keceriaan suara dan ja n dan drum. Sctelah Zhu Yuanzhang naik takhta, ia mengeluarkan ke bah semua lampu harus dinyalakan sejak malam kedelapan bulan pertama lunar sampai hari ketujuh belas. Semua rumah akan enggantungkan lampion warna-warni yang dilukis dengan berbagai gambar. Musik meriah memenuhi udara sepanjang jalan yang terang benderang penuh cahaya, membuatnya jadi festival paling lama dan paling besar di Cina. Pada masa Dinasti Qing, Manchus mengambil alih Cina dan terus melaksanakan festival lampion. Diperpendek jadi hanya perayaan lima hari. rakyat masih meneruskan tradisi perayaan mereka, dan kebiasaan ini masih terius dilakukan sampai saat ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.