Pandangan tentang Bulan Hantu dan Ulambana

Imlek Bulan 7 Tanggal 1 Pintu Neraka Terbuka (Penulis Rico Ds)
Imlek Bulan 7 Tanggal 1 Pintu Neraka Terbuka, sebuah artikel yang saya temukan di Facebook Suzume Mei II dan saya bagikan kembali disini tentunya dengan tujuan semoga dapat menambah wawasan kita lebih luas lagi.
Imlek bulan 7 biasanya disebut Bulan Hantu, biasanya disebut hari "Pintu Neraka Terbuka" yang merupakan daerah yurisdis Di Zhang Wang (baca: Ti Cang Wang) karena terhitung tanggal 1 pintu neraka akan dibuka hingga tanggal 30 baru ditutup kembali.
(Guan Gui Men / baca: Kuan Kuei Men). Bahkan terdapat beberapa kelenteng yang masih melakukan ritual membuka pintu neraka ,seperti kelenteng "Lao Da Gong" atau Lau Tak Kong di Ji Long, untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para arwah untuk menikmati Jamuan Festival Penyeberangan.
Dalam masa 30 hari tersebut, semua arwah-arwah yang berada di neraka akan dilepaskan ke dunia untuk mencari makan. Konon apabila makanan yang disajikan tidak cukup maka akan membuat marah para arwah sehingga keluarga tersebut akan diganggu oleh hantu kelaparan.
Oleh sebab itu, setiap keluarga selalu menyediakan makanan yang banyak dan lezat untuk dipersembahkan kepada mereka. Biasanya sajian dihidangkan mulai pukul 04.00 sore di depan pintu rumah masing-masing sembari menggantungkan Lentera Penyeberangan (Pu Du Gong Deng / Phu Tuk Kong Teng) atau lebih umum disebut "Xie Deng Jiao (Sie Teng Ciau), tujuannya untuk menerangi jalan para arwah,
Lentera harus dihidupkan dari sore pukul 4.00 hingga keesokan paginya baru boleh dimatikan, dan baru boleh disingkirkan setelah melewati hari 30 bulan hantu.
Selain itu, dikelenteng-kelenteng juga akan memberikan sajian untuk menjamu para arwah dan menyalakan Lentera Penyeberangan secara terus menerus hingga bulan hantu berlalu, sementara beberapa kelenteng Ma Co selama bulan ini akan menutup pintu utama kelenteng sebagai tanda menolak secara halus para arwah bertandang.
Di dalam tradisi bangsa Tionghoa, imlek bulan tujuh adalah bulan yang naas, segala hal harus lebih berwaspada, tidak boleh menikah, bertunangan, pindah tempat tinggal ataupun mendirikan bangunan. Oleh sebab itu, usaha-usaha yang berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas harus pintar-pintar berpromosi, seperti harga rumah di bulan tujuh akan jauh lebih murah daripada membeli di bulan-bulan lain dan sebagainya.
Sementara dalam Buddhisme, bulan tujuh disebut sebagai "Bulan Sukacita", bahkan melangsungkan kegiatan "Prosesi Agung Harmoni bagi Daratan dan Lautan" dengan tema "Berbakti, Bersyukur, berdoa, melerai bencana memperoleh Keselamatan, seluruh keluarga bahagia penuh keharmonisan". Bahkan sama sekali tidak menyinggung kata "Hantu" sama sekali.
Master Zheng Yan Fa Shi , Pimpinan tertinggi Tzu Chi juga mengatakan hal yang serupa, bulan tujuh adalah bulan mujur, beliau mewajibkan setiap muridnya untuk mengingatkan para pengikutnya "Ketakutan kepada hantu lebih baik dialihkan menjadi ketakutan menjadi anak durhaka". Demikian barulah sesuai dengan ajaran Sang Buddha.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.