KISAH DEWA CHENG HUANG YE / SENG ONG YA bagian 2 dari 3 Tulisan



DEWA PELINDUNG KOTADAN PARA PEMBANTUNYA,
CHENG HUANG, WEN WU PAN, QI YE DAN BA YE.

Cheng Huang (Seng Hong - Hokkian) sebetulnya berarti parit pelindung benteng kota (Cheng - benteng, Huang - parit). Cheng Huang adalah Dewa Pelindung kota. Pemujaan terhadap Cheng Huang berasal dari pemujaan terhadap Shui Yong Shen (DewaPengawas Saluran Air) yaitu salah satu dari Ba Zha Shen.Seperti yang telah disinggung di atas, upacara sembahyang Ba Zha dimulai oleh kaisar Yao (2357 - 2258 SM) untuk menghormati Ba Zha Shen (delapan dewa pelindung tanaman pangan).

Dewa Pengawas Saluran Air, Shui Yong Shen, salah satu dari Ba Zha Shen,menduduki tempat penting diantara kedelapan dewa itu. Lama-kelamaan arti saluran air diperluas meliputi saluran atau parit pelindung benteng yang disebut Cheng Huang.Pada jaman San Guo (Sam Kok - Hokkian) 221 - 265 Masehi) dinegeri Wu (Gouw — Hokkian), Cheng Huang mulai dipuja tersendiri,lepas dari Ba Zha Shen dan didirikan Cheng Huang Miao (Seng Hongbio — Hokkian).

Memasuki dinasti Tang (618 — 907 M) di tiap ibukota, propinsi mulai banyak didirikan kuil pemujaan Cheng Huang. Sejak itu Cheng Huang secara resmi menjadi Dewa Pelindung Kota, dengan panggilan yang umum Cheng Huang Lao Ye (Seng Hong Lo Ya - Hokkian). Setelah Ming Tai Zu (Beng Thay Tjow -Hokkian) kaisar pertarna dinasti Ming berkuasa, dia lalu mengangkat Cheng Huang di ibu kota negara (pada waktu itu di Nanjing) sebagai Tian Xia Dou Cheng Huang (Thian Hee Touw Seng Hong — Hok-kian) yang berarti Dewa Pelindung Ibukota negara dengan gelar Ming Ling Wang (Beng Leng Ong — Hokkian).

Lalu, semua Cheng Huang dari tiap ibukota propinsi diangkat sebagai Du Cheng Huang (Touw Seng Hong - Hokkian) yang berarti Dewa Pelindung Ibukota dan diberi anugerah "Wang" (setingkat dengan Raja Muda). Kemudian Cheng Huang dari tiap ibukota karesidenan dianugerahi gelar "Wei Ling Gong" (Wi Ling Kong — Hokkian), sedangkan yang ada pada kabupaten dianugerahi gelar "Ling Ying Hou" dan pada tingkat kawedanan diberi gelar "Xian You Bo" (Hian Yu Pek - Hokkian).Pada masa dinasti Qing (1644 — 1911) diharuskan tiap-tiap kantor pemerintah baik sipil maupun militer, mulai dari tingkat terendah, membangun sebuah kelenteng untuk memuja Cheng Huang di dekat-nya, sebagai lambang Yang (pemerintahan yang nyata, kantor pemerintah) dan Yin (pemerintahan oleh roh, yang berwujud kelenteng Cheng Huang) dan para pejabat yang bertugas disitu, diharuskan bersembahyang di kelenteng Cheng Huang tersebut, tiap tanggal 1bulan 15 tiap bulan, guna menunjukkan penghormatan kepada penguasa dari Alam Baka itu.

Kepercayaan di kalangan rakyat menganggap bahwa orang setelah meninggal, arwahnya akan dibawa ke hadapan Cheng Huang Lao Ye untuk diperiksa, lalu diputuskan akan masuk neraka atau surga.Cheng Huang Lao Ye mempunyai banyak anak buah, diantaranya adalah 2 orang pembantu yang membawa pedang dan cap, Wen Wu Pan (Bun Bu Poan — Hokkian) yaitu jaksa sipil dan militer, Qi Ye (Cit Ya - Hokkian) dan Ba Ye (Pat Ya - Hokkian), lalu ada lagi yangdisebut Er-shi-si Si (Dji Tjap Si Su - Hokkian) 24 pejabat.#

SUMBER: buku Dewa Dewi Kelenteng hal 128 - 130.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.