KISAH DEWQ QING SHUI ZHU SHI (CO SU KONG) bag 2


Hari ini Go Gwee Ce Lak Imlek 2567. Hari Qing Shui Zu Shi / Jing Cui Co Su 清水祖師公 mencapai Kesempurnaan

清水祖師 Qing Shui Zhu Shi {Hok Kian = Ching Cui
Co Su} adalah Dewa Pelindung para imigran yang
berasal dari Quan Zhou {Hok Kian = Coan Ciu}.
Panggilan akrab beliau adalah 祖師公 Zu Shi
Gong {Hok Kian = Co Su Kong}.

Terdapat pula berbagai sebutan kehormatan
untuknya, seperti : Qing Shui Yan Zu Shi (Guru
Besar dari cadas air jernih), 昭應祖師 Zhao Ying
Zu Shi (Guru Besar Zhao Ying), San Dai Zu Shi
(leluhur dari 3 keturunan), Luo Bi Zu Shi (Dewa
yang hidungnya terlepas), Hei Mian Zu Shi
(leluhur yang berwajah hitam).

Co Su Kong adalah seorang Bikkhu yang bernama
Chen Zhao Ying {Hok Kian = Tan Ciao Eng}.
Beliau lahir di propinsi Fu Jian {Hok Kian},
kabupaten Qing Xi, pegunungan Feng Chai Shan
pada tanggal 6 bulan 11 Imlek, tahun 1044 M,
pada zaman Dinasti Song [960-1279 M], masa
pemerintahan Kaisar Ren Zhong tahun keempat.
Chen Zhao Ying sejak usia kanak-kanak telah
meninggalkan hidup keduniawian, berguru kepada
Acharya San Bing Sian Su, yang kemudian
menamainya kembali dengan Pu Zu {Pho Ciok}.
Chen Zhao Ying mahir dalam pengobatan &
mendatangkan hujan bagi penduduk di sekitar An
Xi {An Hui} & Xia Men { E Meng}.

Beliau sering membantu penduduk yang miskin
dalam hal pengobatan dan menolong orang-orang
membangun jembatan. Di dekat gua tempat
beliau bertapa terdapat sumber air yang jernih,
yang bernama Qing Shui Yan {Ching Cui Giam}
yang berarti Cadas Air Bersih. Dengan air jernih &
meditasi di gua ini Chen Zhao Ying mengobati
orang-orang yang meminta pertolongannya.
Karena itu beliau mendapat sebutan 清水巗祖師
Qing Shui Yan Zu Shi {Qing Shui Zu Shi} yang
berarti Guru Besar dari Cadas Air Jernih.
Qing Shui Zu Shi sering ditampilkan dengan
wajah berbeda-beda, kadang berwarna hitam,
kuning atau merah. Wajah yang hitam
melambangkan kemenangan atas roh-roh jahat
yang mengganggunya pada saat bermeditasi di
Qing Shui Yan. Ada pula ahli sejarah yang
berpendapat bahwa perbedaan warna muka
disebabkan karena asal daerah pemujaan yang
berbeda-beda. Arca Qing Shui Zu Shi ditampilkan
sebagai seorang Bikkhu yang yang duduk bersila
dengan memakai topi 5 warna Buddhis, dengan
memakai jubah {Jia Sha} berwarna merah.
Konon pada saat marah, hidungnya dapat
terlepas, tapi setelah berdoa, batang hidung itu
dapat ditemukan kembali dalam lengan jubahnya.
Hidung itu lalu ditempelkan kembali pada tempat
semula. Karena hal ini, Qing Shui Zu Shi disebut
juga 落鼻祖師 Luo Bi Zu Shi, yang berarti Dewa
yang Hidungnya Terlepas.
Co Su Kong wafat pada saat bersemedi tanggal 6
bulan 6 Imlek, tahun 1143 M, pada masa
pemerintahan Kaisar Wei Zhong dari Dinasti Song
tahun ke sembilan.
Kelenteng Qing Shui Zu Shi banyak terdapat di
propinsi Fu Jian {Hok Kian}. Di Taiwan & negara
Asia lainnya, kelenteng Qing Shui Zu Shi didirikan
oleh kelompok imigran dari 廈門 Xia Men { E
Meng}. Karena para imigran dari Xia Men ini
banyak terdapat pula di Indonesia, maka
kelenteng yang memuja Qing Shui Zu Shi juga
ada, antara lain : Kelenteng 金德院 Kim Tek Ie,
Jakarta; Kelenteng Da Jue Si {Tai Kak Si}, Jl. Gg
Lombok, Semarang; & Kelenteng Tanjung Kait,
Tangerang. *


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.