Adat Pembawa Keberuntungan di Rumah


Zaman dulu, bangsa China adalah bangsa agraris yang suka hidup dalam pemukiman. Mereka tidak hanya menekankan fungsi rumah, tapi juga mengaitkan aspek ini pada kebangkitan dan kejatuhan keluarga. Setiap klan dan keluarga ingin menjadi makmur dan kuat untuk menghormati Ieluhurnya. Untuk mencapai tujuan ini, serangkaian tabu dan aturan untuk tempat tinggal dibuat.

Menurut konsep tradisional China, tempat tinggal berkairan erat dengan orang, masyarakat, dan dunia, Demikianlah, mereka akan mematuhi tabu tertentu untuk mencari keberuntungan dan mencegah bencana Mematuhi Adat Tidur dan Makan Kamar tidur adalah tempat orang beristirahat dan tidur. Bagi orang China, adalah tabu tidur di kamar yang dihangatkan dengan api. Ada pepatah, "Jangan nyalakan api bila tidak ada orang di kamar; jangan tidur bila kamar dihangatkan dengan api". Tabu lain meliputi tidur menghadap jendela dan tidur dekat jendela atau pintu, Ada pepatah dalam Makna

Umum tentang Adat Istiadat yang mengatakan, "Bila orang meletakkan kepalanya di depan pintu, hantu akan tersandung kepa-lanya dan orang itu akan menjadi sakit dan gila." Orang China menghindari menempatkan ranjangnya di arah yang bersilangan dengan ruas atap karena mereka percaya ini akan membuat mereka miskin. Banyak suku bangsa menganggap permukaan meja dapur, kompor, dan tungku api sebagai tempat memuja dewa. Adalah tabu melangkahi permukaan meja daput atau duduk di atas kompor atau di sisinya. Mereka tidak diizinkan menghangatkan kaki, kaus kaki, atau sepatu di kompor. Mereka harus menghindari melempar sisa makanan ke api; mengentak ketika mematikan api; dan menggunakan sumpit untuk memukul panci dan kompor. Tabu ini juga biasa dijalankan di kelompok etnis minoritas. Konon, orang yang melanggar tabu ini akan menyinggung dewa kompor, dewa api, dan dewata lainnya, dan bencana dan kemalangan akan menimPa mereka.
Mematuhi Adat dalam Kegiatan Lain " Kepercayaan keno percaya bahwa wabah disebab kan oleh hantu wabah. Menurut Sejarah Adat Istiada Taiwan hantu wabah akan tinggal di berbagai tempat di rumah bergantung waktu dan hari. Bila orang tidak tahu keberadaannya, ia akan dihantui dan terserang penyakit. Bangsa Han China sangat memperhatikan kes-elamatan keturunannya. Selalu menutup pintu kamar adalah tabu karena ini menyiratkan bahwa mereka tidak akan memiliki keturunan. Mereka tidak akan duduk, menginjak, atau berdiri di ambang pintu, yang meru-pakan tempat tinggal dewa rumah. Selain orang Han China, suku minoritas juga melakukan kebiasaan ini. Provinsi Hebei melakukan kebiasaan menu-tup jendela. Menurut Survei Sosial Daerah-Daerah (, petani akan menutup jendela mereka setelah musim gugur. Bila pekerjaan penutupan selesai sebelum hari pertama bulan ke-10, mereka harus membuat lubang kecil di ujung atas jendela. Lubang an ditutup setelah tanggal tersebut. Konon, hantu dilepas attic kakenindbaari neraka pada hari ke-1 5 bulan ke-7 dan pada hari pertama bulan ke-10. Bila jendela ditutup . pada waktu itu, ditakutkan hantu akan tetap tinggal. 
Orang Han China menghindari meletakkan dua sapu bersamaan di rumah karena sapu mengingatkar akan kesialan yang berkaitan dengan wanita. Oranl takut roh jahat di sapu akan menyebabkan kejatuhat keluarga. Menumpuk dua kursi juga tabu karena in Itu menyiratkan makna "berakhir". Sapu besar yang digunakan untuk menyapu halaman tidak boleh digunaka di dalam rumah karena akan menyebabkan menantu pria tidak datang lagi. Di daerah Henan, orang menghindari membersihkan halaman dan kebun pada sore hari karena akan mengundang pertengkaran. Di daerah tertentu, orang akan menyapu ke arah dalam untuk menumpuk kekayaan dan keberuntungan. Di provinsi Jilin, setiap rumah memiliki tiang terbungkus di atas, Yang menyatakan tempat kediaman leluhur.
Tabu Penempatan Cermin
Pada zaman kuno, orang rnenyimpulkan bahwa cermin memiliki fungsi geoniansi unik. Sekarang. beberapa tabu tentang penempatan cermin masih dipakai. Misalnya:
Cermin menghadap ranjang—dikatakan bahwa bila seseorang terkejut melihat bayangannya sendiri di cermin pada malam hari ia akan melihat rohnya. Selain itu, hal ini menyebabkan pasangan selalu bertengkar.
Cermin menghadap pintu kamar—dewa cermin akan mengusir dewa pintu dan ruangan itu akan berisi roh jahat.
Cermin menghadap gerbang rumah—dewa cermin akan menghalangi dewa pinto dan dewa kekayaan masuk rumah. Bagi usahawan, ini berarti bisnis mereka akan kesulitan.
Cermin menghadap kompor—akan ada pedentangan antara dewa dapur dengan dewa cermin. Anggota keluarga tertentu bisa jatuh sakit.
Cermin menghadap dewa-dewa—menaruh cermin menghadap altar dianggap tidak horrnat karena dewa-dewa akan meninggalkan rumah setelah berselisih dengan dewa cermin.
Cermin menghadap ruang belajar—ini menyebabkan Prang di kamar kehilangan konsentrasi. Selain itu, dewa sastra tidak suka anak-anak melihat cermin ketika belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.