Tabu Makanan Tertentu



Dibandingkan dengan suku bangsa lain, bangsa Han China kurang mengekang diri bila menyangkut makanan. Meskipun tidak banyak, tapi tetap ada beberapa tabu tertentu dalam hal makanan. Beberapa kepercayaan kuno masih memengaruhi cara orang makan. Kebanyakan berasal dari keinginan manusia untuk mendapat perlindungan. 
Orang China menghindari makanan yang dianggap kotor. Misalnya, daging anjing adalah makanan tabu bagi sebagian besar orang China dan sebagian suku minoritas. Daging anjing tidak boleh disajikan pada perjamuan. Pada masa lalu, wanita yang tidak subur percaya bahwa memakan daging anjing akan menye-babkan keguguran pada masa depan. Orang juga takut kepada hewan dan tanaman tertentu, dan menolak memakannya. Mereka meno-lak makan hewan liar seperti macan tutul dan beruang karena takut makhluk ini akan membuat mereka men-jadi ganas. Beberapa percaya bahwa makan bumbu seperti cabai akan menyebabkan mereka cepat marah. Di provinsi Fujian, nelayan menghindari makan ikan yang jatuh ke lantai untuk menghindari risiko terjatuh. Orang di provinsi Shandong melarang anaknya makan jojoba mentah karena mereka takut anaknya sakit. 
Bahan makanan yang disebut di atas mungkin tidak menyebabkan penyakit atau tidak kotor. Orang mungkin mengaitkan makanan tersebut pada kesulitan dan karenanya menghindari memakannya. Beberapa tabu dilakukan karena cinta atau peinu-jaan terhadap hewan. Misalnya, beberapa wilayah di China melarang konsumsi daging sapi atau kuda. menganggap sapi dan kuda sebagai alat kerja yan, ring. Karenanya, mereka khawatir terhadap   akibatnya bila mereka makan daging hewan-hewan ini. Konon Zhu Yuanzhang, pendiri Dinasti Ming, diselamatkan oleh kura-kura bercangkang lunak dalam pertempuran dengan Chen Youliang di Nanchang. Sebuah kuil dibangun untuk menghormati makhluk ini dan kuil ini masih berdiri hingga sekarang. Orang-orang Nanchang memujanya sebagai "tuan" dan mereka dilarang mengonsumsi kura-kura. Selain itu, beberapa tabu makanan juga ditujukan pada orang-orang. Misalnya, di provinsi Zhejiang, anak-anak tidak diizinkan makan ceker ayam untuk mencegall mereka memiliki tangan seperti ceker yang mengha bat kemampuan menulis. Mereka juga tidak diizinkan.
makan sayuran yang baru dicabut karena mereka bisa menjadi orang yang tidak bi-jaksana. Telur ikan juga meru-pakan makanan tabu karena di-percaya bisa menjadikan orang bodoh. Beberapa bahan makanan dilarang dikonsumsi selama upacara sembah-yang sebagai tanda hormat dan penghargaan pada dewa desa. Di daerah Jiangnan, gadis muda dilarang makan manisan yang digunakan untuk menyembahyangi dewa dapur. Tabu makanan ini, dalam beberapa hal, disebab-kan oleh takhayul. Namun, mereka juga merupakan cara mencari keberuntungan dan menghindari ben-cana, dan merupakan bentuk usaha untuk menghindari terjadinya kejadian tidak menyenangkan dan tidak menguntungkan. 
 Asal Usul Tidak Membunuh Ayam pada Malam Tahun Baru
Orang China biasanya menyiapkan perjamuan dan pesta selama Tahun Baru Imlek. Ayam adalah keharusan. Namun, dulu di Zhoushan provinsi Zhejiang, prang dilarang membunuh ayam selama Tahun Baru. 

Konon selama tahun terakhir Dinasti Ming. ada seorang penduduk Zhoushan. Zhang Mingzhen, yang merupakan seorang jenderal terkenal yang mengaiahkan pasukan Qing berulang kali. Pada Malam Tahun Baru 1651, pasukan Qing tiba-tiba menyerang ketika Zhang sedang bertempur di utara. Pasukan Qing memiliki perjanjian bahwa mereka akan membunuh siapa pun hingga fajar ketika ayam berkokok. Akibatnya, mereka membunuh 18.000 penduduk Zhoushan dan hanya enam keluarga masih hidup. Ketika pasukan hendak membunuh Liu Jia'ao dan keluarganya, mereka mendengar ayam berkokok. Mereka memutuskan menghentikan pembunuhan. Sisa enam keluarga yang selamat, dan orang-orang Zhoushan bisa hidup. Sejak itu, kebiasaan tidak membunuh ayam pada malam Tahun Baru diturunkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.