Adat Istiadat La Ba

Di sebagian besar wilayah Cina terlihat orang-orang menyantap bubur La Ba pada hari kedelapan di bulan kedua belas.Kebiasaan ini dimulai sejak lama, seawal Dinasti Song, dimana istana, kantor pemerintahan, kuil-kuil dan rumah-rumah penduduk terlihat memasak bubur La Ba dalam panci. Kebiasaan tersebut dilakukan lebih teliti dan teratur pada masa dinasti Qing , ketika kaisar, kaisar wanita, dan pangeran memberikan bubur La Ba ke penduduk negri. Di kuil-kuil, nasai, buah-buahan, dan makanan lain juga dibagikan untuk dimakan para bhiksu. Para rakyat biasa juga terlihat mempersembahkan sesajen bubur La Ba kepada leluhur. Mereka juga berkumpul bersama keluarga untuk menikmati bubur tersebut dan memerikan bubur kepada para para teman dan kerabat.

Ada banyak variasi bubur La Ba yang menakjubkan dan sulit untuk dibayangkan. Versi yang paling umum adalah bubur manis yang dimasak dengan buah-buahan dengan delapan jenis padi-padian yang baru dipanen. Namun, para penduduk desa di Central Plain lebih menyukai versi yang lebih asin yang dibuat dari bahan nasi, padi-padian, buncis, kacang cowpea, kacang merah, kacang tanah, dan buah kurma. Mereka juga menambahkan daging cincang, wortel, kol, mie dari kacang hijau, rumput lau dan tahu. Bubur La Ba versi Beijing tampak paling meriah, dengan lebih dari 20 bahan termasuk kurma, biji terarai, kacang walnuts, kacang kastanya, buah apricot, kacang Pinus, lengkeng kering, Hazelnut,kismis, biji Gingko, water caltrop, green bamboo strips, kelopak mawar, kacang merah dan kacang tanah. 

Ada keluarga yang melakukan upaya lebih banyak dalam menyiapkan bubur La Ba. Mereka bisa saja mengukir bahan-bahan dalam berbagai bentuk manusia, binatang, dan tumbuhan sebelum memasukannya ke dalam panci untuk dimasak. Satu variasi yang menarik adalah penambahan "buah singa" ke dalam bubur. Buah ini terbuat dari beberapa macam buah. Tubuh buah terbuat dari kurma panggang yang dibuang bijinya, kepalanya terbuat dari setengah kacang Walnut, kakinya terbuat dari biji peach, dan ekornya terbuat dari apricot. Bagian-bagian tersebut diletakan menjadi satu dengan menggunakan sirup yang lengket dan ditempatkan sebagai hiasan dalam bubur. Sebuah mangkuk besar bisa memuat dua bahkan empat singa. Namun, satu lagi hiasan yang lebih rumit untuk bubur adalah menguunakan berbagai makanan, warna-warni seperti pasta kurma, pasta kacang merah, ubi Cina,, dan cemilan, tanaman hawthorn, dan mengolahnya menjadi berbagai bentuk seperti delapan makhluk abadi, bintang panjang umur atau arca budha. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.