Cerita Riwayat Guan Yu (Guan Gong) bagian 6



Sebagai dewata, Kwan Kong dipuja umat Taoisme, Konfusianisme dan Buddhisme, Kaum Taoist memujanya sebagai Dewata pelindung dari malapetaka peperangan, sedangkan kaum Konfusianisme menghormati sebagai Dewa Kesusasteraan dan kaum buddhis memujanya sebagai Hu Fa Qie Lan atau Qie Lan Pelindung Dharma.

Menurut kaum Buddist, setelah Kwan Kong meninggal arwahnya muncul dihadapan rahib Pu Jing di kuil Yu Quan Si di gunung Yu Quan Shan, propinsi Hubei, Rahib Pu Jing pernah menolong Kwan Kong yang akan dicelakai seorang panglima Cao Cao, dalam perjalanan bergabung dengan Liu Bei. Setelah itu karena takut pembalasan Cao Cao si rahib menyingkir ke gunung Yu Quan Shan dan mendirikan Kuil Yu Quan Si. Liu Bei yang sangat berterima kasih akan budi Ragib Pu Jing kepada adik angkatnya itu, lalu memberikan dana yang cukup besar untuk membangun kelenteng Yu Quan SI sebagai balas budi.

Setelah meninggal roh Kwan Kong kemudian pergi menemui Rahib Pu Jing yang ketika itu sedang bersemedi, Kwan Kong menampakkan diri di hadapan Rahib itu, tempat penampakan roh Kwan Kong itu kemudian ditandai oleh sebatang pilar yang bertuliskan “Disini tempat Guan Yun Chang dari dinasti Han menampakkan diri”. Pilar batu itu adalah hadiah dari kaisar Wan Li jaman Dinasti Ming dan masih bisa dilihat sampai sekarang.Kepada Rahib Pu jing, roh Kwan Kong minta pelajaran Dharma. Sejak itu Kwan Kong menjadi pengikut Buddist dan berikrar menjadi pengawal agama Buddha dan ajarannya.

Telah lebih 1000 tahun sejak itu Kwan Kong dipuja sebagai Boddistsatwa Pelindung Buddhadharma.Penghormatan terhadap Kwan Kong sebagai orang ksatria yang teguh terhadap sumpahnya, tidak goyah akan harta kekuasaan dan kedudukan dan setia terhadap saudara-saudara angkatnya, menyebabkab ia memperoleh penghormatan yang tinggi oleh kaisar - kaisar pada jaman berikutnya.

Kwan Kong memperoleh gelar yang tidak tangung-tanggung Ia dsebut ” Di ” yang berarti ” Maha Dewa ” atau ” Maha Raja “. Sejak itu Ia disebut Guan Di atau Guan Di Ye ( Koan Te Ya - Hokkian ) yang berarti Paduka Maha Raja Guan, sebutan Kedewaan yang sejajar dengan Xuan Tian Shang Di. Tercatat disini beberapa gelar kehormatan untuk Kwan Kong yang dianugrahkan oleh kaisar - kaisar dari berbagai dinasti :

1. Pada tahun 1120 kaisar Wei Zong dari dinasti Song memberi gelar kehormatan sebagai ” Zhong - Yi - Hou atau Raja Muda Nan Setia dan Berbudi “. Delapan tahun kemudian sejak itu, kaisar Gao Zong menanbah dengan sebutan Xie Tian Shang Di atau Maha Raja Agung dan Penentram Langit ( Hiap Thian Siang Te - Kokkian ).

2. Kaisar Wei Zong dari Dinasti Yuan ( Mongol ) pada tahun 1330, menghormatinya dengan tambahan gelar ” Wen Heng Di Jung atau Maha Raja Kesusastraan Yang Abadi “.

3. Kemudian pada tahun 1594 kaisar Wan Li dari dinasti Ming memberi gelar ” Zhong-Yi Da Di yang berarti Maha Raja Agung Yang Berbudi Dan Setia”. Pada jaman ini lebih banyak lagi kelenteng untuknya didirikan sedangkan yang telah ada dipugar diseluruh negeri agar masyarakat luas dapat lebih leluasa menghormatinya.

4. Tahun 1813 kaisar Jia Qing dari dinasti Qing ( Manzhu ) melengkapi gelar untuk Kwan Kong dengan menyebutkan ” Wu Sheng Guan Gong atau Guan Gong Orang Bijak Kemiliteran “.

5. Pada tahun 1813, konon Kwan Kong menampakkan diri membantu pasukan kerajaan dalam pertempuran dengan pasukan pemberontakan. Sejak itu kaisar Xian Feng mengangkat sebagai Dewata Pelindung Kerajaan dan menambah sebutan Fu-Zi yang berarti Nabi, setara dengan nabi besar Kong Fu-Zi ( Kong Hu cu - Hokkian ) dalam upacara kehormatan.

Kwan Kong ditampilkan dengan berpakaian perang 1 lengkap, kadang - kadang membaca buku dengan putra angkatnya Guan Ping ( Koan Ping - Hokkian ) yang memegang cap kebesaran dan Zhou Chang pengawalnya yang setia, bertampang hitam brewokan, memegang golok Naga Hijau Mengejar Rembulan, senjata andalan tuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.