Legenda Festival Duan Wu

Selain cerita tentang Qu Yuan, legenda lain terkait dengan Wu Zixue yang juga dinamai dengan Yuan. Penguasa Chu  telah memaksanya kabur ke Wu karena membunuh saudara laki-laki dan ayahnya. Setelah loima peperangan, ia memimpin pasukan Wu masuk ke ibu kota Chu. Ketika ia mengetahui raja Chu ternyata telah wafat, ia menggali mayatnya dan mencambuknya sebagai balas dendam atas kematian ayah saudara laki-lakinya. Ketika raja Wu wafat, putranya, Fu Chai mengambil aloih takthanya. Ia memimpin negrinya dalam pertempuran dalam melawan raja Yu. Pasukan Wu sangat kuat dan tidak pernah kalah dalam peperangan. Ketika raja Yu menyerah dan meminta perjanjian perdamaian, Fu Chai setuju. Wu Zixue menyarankan bahwa mereka seharusnya menyingkirkan Yue, tetapi sarannya bagai di dengar telinga tuli, tak digubris. Fu Chai bahkan percaya pada fitnah yang ditunjukkan pada Wu Zixue dan memutuskan untuk menyingkirkannya. Fu Chai memberika sebuah pedang kepada Wu dab mendesaknya untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Wu Zixue tidak taku maut. Sebelum kematiannya, ia memberi tahu tetangganya untuk mencongkel matanya sendiri setelah ia mati dan menggantungnya di pintu timur ibukota Wu agar ia dapat melihat pasukan Yue datang untuk menghancurkan Wu. Ketika Fu Chai sangat murka dan memerintahkan mayat Wu Zuxie dibungkus dengan kulit dan dilemparkan ke sungai. 

Legenda lain menggambarkan bagaimana putri yang hormat pada orang tuanya, Cao Er bunuh diri untuk menyelamatkan ayahnya. Ayah Cao Er telah tenggelam di sungai dan mereka mencari mayatnya selama berhari-hari tanpa hasil. Cao Er masih sangat muda saat itu, ia berdiri di pinggir sungai sambil menangis pilu. Setelah 17 hari, Cao Er menceburkan diri ke sungai. Lima hari kemudian, tubuhnya muncul ke permukaan sambil membawa mayat ayahnya. Cerita keajaiban ini tersebar luas dan membuat pemerintah memutuskan untuk mendirikan tugu untuk menghormati Cao Er. 

Makam Ciao Er berlokasi di Shaoxing dan diceritakan bahwa Wang Yi memahat makamnya. Kuil Cao Er dibangun di tempa ia dikisahkan telah melompat ke sungai, dan ko0ta tempat ia hidup dahulu diganti namanya menjadi Cao Er Town, sedangkan sungai tempat ia tenggelam dinamai Cao Er river. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.