Ji Gong, Buddha Hidup




Ji Gong adalah penjelamaan kebenaran dan kebaikan. Selama 800 tahun lalu, cerita tentang Ji Gong sudah menjadi inspirasi bagi banyak karya sastra dan seni. Pada tahun 2006, wilayah Tiantai dinyatakan sebagai warisan budaya nasional nonmaterial. 
Legenda Ji Gong telah mengalami tiga fase besar: fase permulaan sebelum Dinasti Song, fase pengembangan, dan fase dewasa sejak masa Dinasti Qing dan Ming. Cerita berkembang dari cerita ten. tang bhiksu Buddhis Chan bernama Dao Ji di masa Dinasti Song Utara. 

Ji Gong yang Sebenarnya 
Legenda Ji Gong bukan berasal dari imajinasi murni. Sebagaimana dinyatakan dalam Jingei Si Zhi "Nama asli Ji Gong adalah Li Xiuyuan dan ia berasal dari Tiantai. Ketika muda, ia belajar di Ruixia Grotto di Gunung Chicheng dan sangat terpengaruh oleh ajaran Buddhisme dan Taoisme. Pertama-tama ia pergi ke Kuil Guoqing untuk berusaha menjadikan Master Fekong sebagai gurunya. Kemudian, ia pergi mengunjungi Daoqing dari Kuil Qiyuan dan Kuil Guanyin sebelum dinobatkan jadi pendeta dan berganti nama, mengambil nama Budha, Dao Ji" 
Perkembangan Sejarah 
Ji Gong memiliki penampilan yang tidak biasa: ia tampak seperti pengemis atau perampok, dengan topi robek, pakaian compang-camping dan kipas tua lusuh. Melihat pakaiannya orang tidak akan mengira apakah Ji Gong adalah bhiksu Buddha atau pendeta Taoist. Tetapi sebenarnya, ia adalah generasi ke enam kepala bhiksu Yang dari cabang Yang Chan Buddhisme. Ji Gong adalah seorang yang heroik, berhati hangat, adil, baik dan punya karakter lucu. Selama lebih dari 800 tahun ia menjadi inspirasi bagi bahan populer dari her-bagai bentuk seni seperti drama, lukisan, dan patung. Banyak pertunjukan ten-tang Ji . Gong seperti The Legend of Drunk Bodhi pada masa Dinasti Qing, Ji Gong diperankan oleh Ying   
Guixuan tahun 1877, dan The Mad Monk Capture Han Ba juga Ji Gong Teases the Magistrate ditampilkan oleh Tianxian Chayuan tahun 1880. Selain itu ada banyak cerita tentang Ji Gong dalam Opera Peking, Opera piniu, pertunjukan boneka dan opera orang Taiwan. Ji Gong Poetic Opera karya Lu Lan memberi penafsiran yang sama sekali baru pada legenda Ji Gong dengan .memasukkan bentuk modern dengan cerita tradisional. Nilai-Nilai Meskipun sebagian cerita bagaimana Ji Gong meng-hukum orang berperilaku buruk dan menolong orang miskin mungkin dapat tampil agak disederhanakan, tetapi plot cerita yang tidak berlebihan dan realistis, mencerminkan sepenuhnya semangat romantisme. Cerita tentang Ji Gong sangat populer di tengah masyarakat karena mencerminkan kebutuhan mereka dan perasaan masyarakat yang sebenar-benarnya. Akhir-akhir ini ada beberapa ratus legenda tentang Ji Gong tersebar. Mereka memfokuskan terutama pada asal mula, masa kanak-kanak, bagaimana is meno-long orang kekurangan dan menindas kekuatan jahat. Berbagai cerita se-perti Flying Peak, Selling Dog Meat, telah diadaptasi ke dalam pertunjukan klasik. lehih 800 tahun, legenda tentang Ji Gong telah menciptakan kesan yang dalam dan dijadikan alat dalam pengembangan semangat bangsa Cina.
 
Gong dan The Flying Peak
Satu hari Bhiksu Ji Gong merasakan penglihatan bahwa sebuah gunung akan terbang (x. menuju kuil. Di depan kuil ada desa kecii, sehingga Ji Gong khawatir gunung yang terbang tersebut akan membunuh penduduk desa. Ji Gong berusaha memperingatkan mereka tetapi mereka sudah terbiasa dengan kelakuan gila Ji Gong sehingga mereka tidak memperhatikan peringatannya. Dengan perasaan jengkel, Ji Gong lari ke sebuah rumah tempat seorang calon pengantin hendak menikah dan menculiknya. Para penduduk desa melihatnya dan mengejarnya. Tiba-tiba langit berubah gelap dan terdengar suara tubrukan keras. Sebuah gunung besar telah menabrak desa tersebut. Sebuah gunung besar telah menimpa desa. Kemudian para penduduk desa menyadari bahwa Ji Gong telah menculik calon pengantin tersebut untuk menyelamatkan mereka sernua.

2 komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.