INFO TRADISI: RITUAL PENGUBURAN

Pada hari proses pemakaman, kerabat dan tetangga berkumpul di rumah duka untuk berduka dan memberi 'uang duka cita'. Uang dukacita biasanya meliputi persembahan bagi almarhum seperti bakpau, kain sutra kotak dengan tulisan, dan model guntingan kertas.
Setelah memberi penghormatan, putra tertua almarhum akan berlutut dan membungkuk pada pelayat sebagai ucapan terima kasih. Dengan membelakangi peti mati, banyak orang akan membantu memindahkan peti mati dari usungan. Ini dikenal sebagai chuling. Begitu dikeluarkan dari rumah duka,peti mati akan ditempatkan di usungan lain. Putra tertua almarhum akan memecahkan kendi putra yang berkabung. Ini dilakukan untuk kekayaan. Ritual pemakaman aman modern biasanya lebih sederhana, biasa, dan beradab.

READ MORE - INFO TRADISI: RITUAL PENGUBURAN

INFO TRADISI: Adat Meratap pada Pemakaman

Ketika seseorang meninggal dunia, tamu akan berdatangan sampai hari prosesi pemakaman. Suara tangis akan bergema di seluruh pemakaman. Meskipun demikian, hal ini menjadi ciri pembeda dalam ritual pemakaman China.
Meratap dalam pemakaman melambangkan keluarga berduka merindukan almarhum. Menangis bukan hanya ekspresi kesedihan, tapi juga membawa makna lain.


READ MORE - INFO TRADISI: Adat Meratap pada Pemakaman

Adat Istiadat untuk Tubuh Manusia Demi Mengejar Nasib Baik

Tubuh seseorang bisa dianggap sama dengan hidupnya. Akibatnya untuk melindungi diri sendiri, tabu dan adat melibatkan tubuh sendiri dan orang lain juga harus ditaati. 

Pada masa lalu, untuk melindungi diri, orang menghindari mereka yang memiliki 'kehidupan lebih besar' dari diri mereka, seperti orang suci dan orang yang tidak bersih dan berbahaya. Orang juga percaya bahwa mereka harus memperaktikkan tabu tertentu pada diri sendiri untuk memastikan keselamatan mereka.


READ MORE - Adat Istiadat untuk Tubuh Manusia Demi Mengejar Nasib Baik

Tanaman di Tanah Pemakaman


Adalah kebiasaan menanam pohon sipres di tanah pemakaman. Ini dilakukan untuk mencegah mayat yang meninggal dimakan makhluk jahat. Juga, orang China kuno memperlakukan orang meninggal seolah-olah mereka masih hidup. Pohon pinus dan sipres adalah pohon yang selalu hijau yang melambangkan roh abadi dan keberlangsungan dalam garis keluarga.

Orang juga menanam pohon dedalu dekat gundukan makam. Konon ini menyiratkan memiliki kehidupan yang mudah. Namun, di utara provinsi Yu, adalah tabu untuk membuat pohon dedalu tumbuh subur. Ketika pohon ini ditanam, orang akan menggoyangkan pohon itu sehingga ia tidak berakar. Bila pohon dedalu tumbuh, orang akan mengira bahwa tidak ada keturunan berbakti yang memuja orang yang meninggal tersebut. 
READ MORE - Tanaman di Tanah Pemakaman

Pemujaan ketika Perayaan

Pemujaan ketika perayaan musim semi: pada malam Tahun Baru Imlek, orang China akan berkumpul dan mendirikan altar untuk menawarkan makanan vegetarian, menyalakan hio dan lilin, mengundang leluhur mereka untuk merayakan perayaan itu. Selama pemujaan, potret leluhur digantung di ruang tengah (dari rumah tradisional China satu lantai) dengan papan kenangan di tempatnya. Hio menyala ditempatkan di guci hio. Ini menyatakan bahwa leluhur telah kembali ke rumah. Untuk menunjukkan hormat,  papan peringatan leluhur biasanya ditempatkan menghadap selatan.

Pemujaan dalam perayaan lampion: Perayaan lampion jatuh pada tanggal 15 bulan pertama. Pada hari ini, setiap rumah akan membuat kue beras. Karena hurufwan homofon dengan yuan, ini menyatakan reuni keluarga.

Pemujaan selama perayaan sembilan bakti anak: tanggal 29 bulan pertama dikenal sebagai perayaan sembilan bakti anak. Keluarga akan masak bubur manis yang disebut bubur sembilan bakti anak yang terdiri dari kurma merah, kacang, lengkeng kering, dan biji wijen. Pada pagi sebelum makan bubur, keluarga harus mempersembahkannya pada leluhur. 

Pemujaan selama perayaan Zhongyuan: Perayaan Zhongyuan biasa dikenal sebagai perayaan hantu lapar dan jatuh pada hari ke 15 bulan ketujuh. Hari ini dikhususkan untuk pemujaan leluhur. Setiap rumah akan menyiapkan persembahan upacara yang mewah, bebek, dan bakpau besar. Pada hari ini, [utri yang menikah harus membakar peti yang memuat topi, baju, jubah pejabat, dan papan peringatan untuk memuja orangtua yang sudah meninggal.

Pemujaan selama perayaan chengbeng dan titik balik musim dingin: dalam dua perayaan ini, orang China akan menyapu kuburan leluhur mereka. Ada yang mengunjungi rumah duka atau rumah abu untuk menyatakan dukacita mereka. 

READ MORE - Pemujaan ketika Perayaan

Pemujaan pada Peringatan Kematian

Ini merujuk pada kegiatan pemujaan yang dilakukan pada peringatan kematian kerabat. Pada hari ini, kerabat dan teman yang meninggal akan berkumpul, baik dir umah, rumah duka, atau di kuburan. Mereka akan memberi persembahan pada yang meninggal, menyalakan hio, bersujud, dan mengungkapkan kesedihan mereka. 

Menurut sistem patriarkal China kuno, wanita hamil tidak diperkenankan mengikuti pemujaan karena takut arwah yang meninggal menguasai janin. Selain itu, wanita dilarang memuja di kuburan karena menyatakan tidak ada keturunan lelaki dalam keluarga. Juga tabu bagi orang yang pernah dipenajara untuk menghadiri pemujaan leluhur dan menyapu kuburan, karena orang kuno percaya bahwa orang itu ajab mengotori kuburan leluhurnya. Sampai sekarang, orang akan percaya bahwa adalah tabu bila berselisih jalan dengan biksu Buddha atau pendeta Tao ketika memberi persembahan pada leluhur. Bila bertemu, maka makanan vegetarian harus ditawarkan pada biksu Buddha atau pendeta Tao. Dengan melakukan itu, dosa yang meninggal bisa berkurang dan ditebus, memungkinkan jiwanya naik ke surga. 

READ MORE - Pemujaan pada Peringatan Kematian

Kegiatan Pemujaan Leluhur

Setelah menyelesaikan ritual pemakaman, orang harus melakukan kegiatan pemujaan leluhur terjadwal. Kegiatan peringatan ini bagi orang China adalah untuk meratapi dan mengenang leluhur mereka. Motifnya adalah memberikan pasokan berkelanjutan bagi leluhur yang sudah meninggal dan mencari perlindungan dari roh leluhur, sehingga keturunan yang masih hidup bisa hidup nyaman.

Pemujaan leluhur bisa dianggap sebagai bagian dari upacara pemakaman. Di China kuno, pemujaan leluhur adalah inti kepercayaan tradisional. Maka, orang akan memberikan persembahan, bersujud, dan menyalakan hio untuk mengungkapkan duka mereka, dan memohon perlindungan dari leluhur mereka. 

READ MORE - Kegiatan Pemujaan Leluhur

Kebiasaan Pemakaman Angkasa

Pemakaman angkasa populer di daerah yang mempraktikkan Buddhisme Tantra . Di Tibet, mayat dibawa ke tempat pemakaman langit, di mana seorang biksu akan menempatkan mayat menelungkup, untuk menarik burung bangkai agar dapat memakan dagingnya. Begitu mereka makan daging, orang akan melakukan pemujaan. Semakin bersih sisa tulang belulang, semakin bagus.  Bila tidak ada burung bangkai datang, ini dianggap tidak baik dan menunjukkan bahwa almarhum tidak bisa naik ke surga karena dosanya. 

Ini mirip dengan penguburan tempat terbuka Mongolia. Ketika seseorang meninggal dunia, mayatnya ditempatkan di gerobak kayu bergerak sampai ia jatuh. Setelah itu, bila ia dimakan oleh burung bangkai, serigala, atau spesies lain, dipercaya roh yang meninggal telah naik ke surga. Kalau tidak, lama akan diundang untuk membaca kitab suci dan mendoakan yang meninggal unuk mengusir bencana. 

READ MORE - Kebiasaan Pemakaman Angkasa

Upacara Penguburan untuk Anak yang Mati Muda

Jenis kematian tidak wajar lain adalah mati pada usia muda. Ini merujuk pada kematian anak-anak. Di daerah utara, orang Nanai dana Evenki tidak menguburkan anak-anak. Orang Nanai biasanya menggunakan daun birch untuk membungkus tubuh kecil itu dan menggantungkannya di pohon. Orang Evenki akan membungkus mayat dengan kain putih dan melemparkannya ke jurang yang rimbun ke arah matahari. Konon bila jiwa anak-anak kecil dikuburkan di tanah, mereka tidak akan mampu memanjat keluar. 

Di daerah Hunan utara, mayat ditempatkan di peti mati dan cepat-cepat dikubur.  Adat pemakaman di daratan rendah Zhongwei di daerah istimewa Ningxia menyatakan bahwa anak berusia kurang dari 20 tahun dikuburkan pada hari yang sama atau hari yang ketiga. Tidak ada upacarapemakaman untuk balita. Tubuh mereka dibungkus dengan tikar pandan dan dibuang ke alam liar. 

Untuk orang Shandong, bilang anak antara lima dan tujuh tahun meninggal sebelum pertengahan bulan, anak itu akan dikuburkan di arah barat daya dari rumah desa. Mereka yang meninggal setelah pertengahan bulan akan dikuburkan di arah barat daya dari rumah desa. Mereka yang meninggal setelah pertengahan bulan akan dikuburkan di timur laut. Peti kayu bisa digunakan untuk memuat jenazah. Akar pohon mulberi dan besi ditempatkan di tubuh anak untuk menjaga jiwa si anak, mencegahnya kembali ke rumah. Untuk anak berusia 10 sampai 15 tahun, jenazah biasanya dikuburkan dalam gundukan berbentuk oval. Pemakaman anak akan dilakukan untuk remaja berusia 15 sampai 20 tahun selama mereka belum menikah. Tubuh mereka akan ditempatkan di peti mati dan dikuburkan di pemakaman lokal atau tidak jauh di belakang makam leluhur. Ini biasa dikenal sebagai 'pemakaman kecil'.

Janin yang mati di kandungan atau bayi yang mati saat lahir dibuang ke air. Kalau tidak, bayi itu akan menjadi roh jahat yang menggangu orang, dan ibunya tidak akan bisa hamil lagi. 

 
READ MORE - Upacara Penguburan untuk Anak yang Mati Muda

Ritual Pemakaman untuk Orang yang Mati Tidak Wajar

Orang yang mati tidak wajar adalah mereka yang mati dalam kekerasan . Ini termasuk mereka yang tewas oleh sambaran kilat, mati gantung diri, tenggelam, jatuh ke jurang, luka pisau atau tembak, gigitan ular, atau pekerjaan keras. 

Suku minoritas Shui di provinsi Guizhou tidak membawa jenazah ke rumah dan mereka tidak memandikan jenazah ke rumah dan mereka tidak memandikan jenazah. Namun, yang mati akan dipakaikan pakaian  putih dan ditempatkan di kotak kayu. Upacara penguburan tidak dilaksanakan, mayat hanya dikremasi untuk membunuh roh jahat, dan abunya dikuburkan di pemakaman bagi mereka yang mati tidak wajar. Juga tabu bagi orang Muslim menguburkan orang yang mati tidak wajar di kuburan umum. Orang suku Evenki dan Daur yang mati karena serangan beruang, luka tembak, disambar petir, atau pekerjaan keras tidak mendapatkan penguburan formal dan tidak diizinkan dikuburkan di perkuburan suku. Orang Zhuang melakukan upacara khusus untuk mereka yang mati dalam kekerasan dan tiba-tiba. Upacara seperti menaiki gunung atau melangkahi api menyala dilakukan untuk meneus dosa yang meninggal. Dipercaya dengan melakukan hal ini, jiwa yang meninggal akan bebas dari kesulitan dan kembali ke tanah pemakaman leluhur. Berbagai daerah memiliki cara berbeda untuk menguburkan orang mati. Misalnya, beberapa diletakkan menelungkup atau mnyamping, sedangkan yang lainnya ditempatkan di tong atau guci, bukan di peti mati.

READ MORE - Ritual Pemakaman untuk Orang yang Mati Tidak Wajar

Pemakaman untuk Orang yang Mati Tidak Wajar

Orang China kuno percaya bahwa mati tidak wajar adalah akibat karma buruk dari kehidupan masa lalu. Karenanya, ada banyak tabu tentang pemakaman orang yang mati tidak wajar. 

Orang yang mati dalam kekerasan atau anak yang mati muda dianggap tidak wajar. Kematian ini menakutkan karena mereka percaya yang meninggal tidak bisa beristirahat dengan tenang. Orang Han China menghukum mereka yang mati tidak wajar dngan tidak mengizinkan mereka dikuburkan dekat leluhur. 

READ MORE - Pemakaman untuk Orang yang Mati Tidak Wajar

Ratapan konfusian Kuno dalam Ritual Pemakaman

Orang China kuno terikat aturan perilaku seperti kuyong, daiku, jixku, dan fanku. Mmemukul dada dan mengentakk kaki oleh orang yang meratap disebut biyong. Untuk menghindari kehilangan kendali, mayoritas ritual memiliki aturan tiga kali tiga. 

Daiku adalah ratapan yang dilakukan sebelum tubuh diletakkan di peti mati. Dai artinya bergantian, karena kerabat bergantian enangis di depan usungan. 

Jixiku terjadi setelah tubuh ddiletakkan di peti mati, dimana kemarahand an kesedihan berkurang, Keluarga berduka akan meratap dengan keras setiap pagi dan sore. 

Fanku adalah kebiasaan yang dilaksanakan setelah upacara penguburan. Keluarga  berduka dan kerabat akan kembali ke kuil leluhur dan meratap dengan keras. Ketika putra tertua atau cucu lelaki memasuki ruang leluhur, ia akan menghadap timur, sedangkan seluruh keluarga berdiri di luar aula. Di dalam, pria dan wanita akan meratap dan mengentak kaki tiga kali. Kerabat akan memberi kata penghiburan pada keluarga berduka. 

READ MORE - Ratapan konfusian Kuno dalam Ritual Pemakaman

Meratap selama Prosesi Pemakaman

Selama proses pemakaman, keturunan yang meninggal perlumeratap dengan kertas, kalau tidak mereka dianggap tidak berbakti. Bila tangisannya kurang keras, mereka akan ditertawakan oleh masyarakat. 

Lagu yang dinyanyikan selama ratapan di pemakaman dikenal sebagai 'lagu duka'. Tangisan nyanyian tanpa hambatan siebut sanku. 

Kebiasaan meratap biasanya dilakukan oleh wanita dengan tujuan membantu jiwa yang meninggal mencapai dunia lain dengan selamat. 'Ratapan ' adalah menangis dan menyanyi menurut ritual pemakaman. Ketika seseorang mati, putri atau menantu perempuannya akan menyanyikan ratapan 'membeli baju' atau ratapan 'memakai baju'. Ratapan 'memakai baju' dinyanyikan selama pasang karena huruf China zhang untuk pasang menyiratkan peningkatan harta keluarga. Bagi almarhum perempuan , putri akan menyanikan lagu 'menyisir rambut'. 

Pada pagi hari sebelum prosesi pemakaman, menantu perempuan tertua akan menyanyiikan lagu 'buka pintu'. Orang China percaya bahwa ketika seseorang meninggal, putrinya akan memasuki 18 tingkat negara. Bila 'lagu buka pintu' tidak dinyanyikan, jiwa yang meninggal akan menderita di dunia lain. 

Selama prosesi pemakaman, putri dan menantu perempuan akan menyanyikan ratapan ;prosesi pemakaman; dan dalam perjalanan pulang mereka akan menyanyikan ratapan 'pengorbanan ranjang'. Nyanyian ratapan 'paviliun' akan memungkinkan jiwa untuk mengistirahatkan kakinya di jalan ke dunia lain.

  

READ MORE - Meratap selama Prosesi Pemakaman

Terus Menangis ketiks Berjaga di Samping Peti Mati

Pada hari pengumuman kematian, sejak malam hingga siang ketika peti mati ditutup, putra almarhum akan bergantian berjaga di samping peti mati, sedangkan putri dan menantu perempuan akan menangis di depan usungan. Menurut legenda, pada malam ini, penjaga roh akan mengantar jiwa orang meninggal kepada aja neraka untuk dihakimi. Setelah melihat alat penyiksa, jiwa yang ketakutan akan mulai memberi jawaban tidak masuk akal dalam pengadilan. Karenanya, putra harus tetap berjaga di kedua sisi peti mati. Ini dikenal sebagai 'berjaga di samping peti mati'. Konon melihat kehadiran putranya akan membuat jiwanya berani, hingga si arwah tidak membuat kesalahan selama pengadilan. 

Menurut legenda, raja neraka tidak punya putri. Maka ia lebih murah hati pada jiwa yang memiliki putri. Ketika ia mendengr isakan penuh derita selama oengadilan, ia bertanya "siapa yang menangis?" jiwa itu menjawab, "itu putri saya". Raja neraka melanjutkan, "kau lebih beruntung daripada saya, banyak putri yang menangisi kematianmu. Kau bisa bereinkarnasi!" Jiwa  itu kemudian bisa lepas dai penyiksaan dan bereinkarnasi.

 
READ MORE - Terus Menangis ketiks Berjaga di Samping Peti Mati

Adat Meratap pada Pemakaman

Ketika seseorang meninggal dunia, tamu akan berdatangan sampai hari prosesi pemakaman. Suara tangis akan bergema di seluruh pemakaman. Meskipun demikian, hal ini menjadi ciri pembeda dalam ritual pemakaman China. 

Meratap dalam pemakaman melambangkan keluarga berduka merindukan almarhum. Menangis bukan hanya ekspresi kesedihan, tapi juga membawa makna lain. 

READ MORE - Adat Meratap pada Pemakaman

Makna Khusus tentang Pemilihan Tempat Pemakaman

Karena dipercaya bahwa tempat pemakaman memengaruhi keberuntungan dan usia hidup keturunan, orang Han China sangat teliti saat memilih tempat pemakaman. Sepuluh tabu termasuk:

1. Jangan mengubur di batuan yang kasar dan keras
2. Jangan mengubur dekat aliran air deras
3. Jangan mengubur di hilir aliran air
4. Jangan mengubur di gunung sepi dan tandus 
5. Jangan mengubur di depan atau belakang kuil 
6. Jangan mengubur di tempat yang bagian timur dan baratnya dihalangi
7. Jangan mengubur di tempat dengan banyak makam
8. Jangan mengubur di tempat yang memiliki atmosfer mendung 
9. Jangan mengubur di tanah yang lebih rendah dari tanah sekitarnya
10. Jangan mengubur di puncak naga hijau atau macan putih

READ MORE - Makna Khusus tentang Pemilihan Tempat Pemakaman

Ritual Penguburan

Pada hari proses pemakaman, kerabat dan tetangga berkumpul di rumah duka untuk berduka dan memberi 'uang duka cita'. Uang dukacita biasanya meliputi persembahan bagi almarhum seperti bakpau, kain sutra kotak dengan tulisan, dan model guntingan kertas. 

Setelah memberi penghormatan, putra tertua almarhum akan berlutut dan membungkuk pada pelayat sebagai ucapan terima kasih. Dengan membelakangi peti mati, banyak orang akan membantu memindahkan peti mati dari usungan. Ini dikenal sebagai chuling. Begitu dikeluarkan dari rumah duka,peti mati akan ditempatkan di usungan lain. Putra tertua almarhum akan memecahkan kendi putra yang berkabung. Ini dilakukan untuk kekayaan. Ritual pemakaman aman modern biasanya lebih sederhana, biasa, dan beradab. 

READ MORE - Ritual Penguburan

Tabu tentang Pemilihan Tanggal untuk MengadakanProsesi Pemakaman

Ketika almarhumdiletakkan dalam peti mati, tanggal bagus akan dipilih untuk penguburan. Menurut kepercayaan takhayul, bila hari kematian jatuh pada hari ganjil, hari penguburan harus pada hari genap. Hari ganjil dan genap harus disesuaikan, kalau tidak prosesi pemakaman tidak bagus. Konon ada juga bulan ganjil genap. Demikian pula, bila buan kematian jatuh pada bulan ganjil, penguburan harus pada bulan genap. 

Ada juga bulan tabu untuk penguburan di beberapa tempat.Misalnya, di daerah Qinyang provinsi Henan, bulan tabu terkait dengan nama marga China. Konon, bulan tabu untuk marga Zhang, Wang, Li, Zhao jatuh pada bulan ke 6 dan 12. Untuk nama marga lain, bulan tabu adalah bulan ke 3 dan 9. Bila pemakaman jatuh pada bulantabu, tanggal penguburan haris ditunda hingga 3 atau 5 minggu kemudian. Dalam keadaan khusus yang membutuhkan prosesi pemakaman segera, batu biru akan digunakan. Di Taiwan dan beberapa daerah selatan, pemakaman tidak dilaksanakan pada bulan ketujuh, bulan hantu, untuk menghindari roh dari neraka. 

Di zaman kuno, 'pemakaman tumpang tindih', 'tiga hari pemakaman', dan 'tanggal bertentangan' dipraktikan oleh orang China di provinsi Zhejiang. Chongsang merujuk pada peristiwa di mana ulang tahun almarhum dan waktu kematian tumpang tindih dalam batang langit dan cabang bumi. Dalam situasi ini, peti mati akan ditutup pada pukul 11 malam sampai jam 1 pagi, atau pukul 3 sampai 5 pagi, dan peti mati akan dibawa ke pedesaan.  Keluargadilarang memakai pakaian berkabung atau menangis. Mereka harus menunggu tujuh hari sebelum memberi tahu kerabat. Setelah itu, pemakaman palsu akan diselenggarakan. Hari Chen di musim semi, hari Xu di musim gugur, hari wei di musim panas, dan hari chou di musim dingin dikenal sebagai sangsari. Umumnya dipercaya bahwa akan ada lebih banyak kematian bila pemakaman dilakukan pada sangsari. Chongkri adalah tanggal pemakaman yang jatuh pada hari yang sama dengan hari ulang tahun almarhum atau putra almarhum. Tanggal ini dianggap tidak baik.

 
READ MORE - Tabu tentang Pemilihan Tanggal untuk MengadakanProsesi Pemakaman

Kegiatan Selama Prosesi Pemakaman

Bagian terakhir dari prosesi pemakaman adalah penguburan. Ini menyatakan berlalunya almarhum ke dunia lain, di mana yang mati dan yang hidup berpisah selaamanya. Dalam menaati berbagai praktik bagus dan tabu tentanga dat pemakaman, yang paling menonjol adalah penghormatan pada yang meninggal.

Transportasi peti mati ke tempat penguburan dikenal sebagai chusang atau chubin. Umumnya dipercaya bahwa 'penguburan membawa kedamaian bagi almarhum'. Karenanya, penguburan adalah adat pemakaman yang sangat penting. Banyak kelompok etnis sangat berhaati-hati dalam melakukan prosesi pemakaman. 


READ MORE - Kegiatan Selama Prosesi Pemakaman

Kisah Anak Berbakti yang Palsu

Kebiasaan pemakaman tradisional banyak dan rumit, khususnya selama periode berkabung, Kebiasaan ini akhirnya mengakibatkan praktik korupsi. Karenanya, mereka yang mengikuti upacara dengan benar menjadi contoh dan sangat dihargai, dan ini memungkinkan mereka maju dalam karier kepejabatan, memberi mereka ketenaran dan kekayaan.

Buku tentang Han akhir - Ulasan Chen Fan mencatat kisah ini: ada seorang lelaki bernama Zhao Xuan yang sudah berduka selama 20 tahun. Ia hidup sendiri di jalan menuju kuburan. Ini membuat pejabat daerah Chen Fan berpikir bahwa ia seorang anak berbakti dan mengangkatnya menjadi pejabat. 

Namun, Chen Fan lalu menemukan bahwa Zhao Xuan telah memiliki lima putra selama periode berkabung. Karena Zhao Xuan melanggar tabu yang menyatakan bahwa pria tidak boleh sekamar dengan istrinya selama masa berkabung, Chen Fan yang marah menghukumnya. Zhao Xuan akhirnya mempermalukan diri sendiri. 

READ MORE - Kisah Anak Berbakti yang Palsu
 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.