SEJARAH SINGKAT TRIDHARMA (SAN JIAO /SAM KAW)

SEJARAH SINGKAT TRIDHARMA (SAN JIAO /SAM KAW)
San Jiao atau San Yi Jiao adalah gabungan dari tiga ajaran yaitu KHONG HU CU, BUDDHA,TAO mulai ada pada Dinasty MING 1546 M di ajarkan / di prakarsai oleh Guru Lin Zhao - En alias Long Jian alias San Yi Jiao Zhu.
Long Jian lahir di Propinsi Fujien, Distrik Putian, Zhong Guo.
Long Jian mengajarkan ajaran San Yi Jiao selama 26 tahun
San Yi Jiao He Yi (三 教 合 一) adalah ungkapan masyrakat yang paling terkenal
Altar Lin Zhao En alias Dong Shan San Yi Jiao Zhu yang terdapat di Kelenteng Istana Gunung Timur di Jalan Hang Tuah No. 16, Kota Medan, Sumatera Utara.
dan juga di Sam Kauw Bio Barengkok, Desa Batok, Kec. Tenjo, Kab. Bogor (bagian barat), Propinsi Jawa Barat.
LIN CHAO EN
Dari buku "The Syncretic Religion of Lin Chao-En"
by A. Judith Berling
Diterjemahkan oleh Yasa Paramita Singgih.
Kongco Lin Chao En (1517-1598), beliau ini bisa di bilang Kongco nya orang Tridharma. Lin Chao En adalah seorang pemimpin dan pendiri Agama Tridharma (San Jiao) yang memiliki intelektual sangat tinggi. Beliau mempelopori agama dengan unsur-unsur gabungan Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme.
Lin Chao En adalah salah satu pelopor paling terkenal dari sinkretisme agama dan filsafat Tridharma (San Jiao) di Dinasti Ming (1368-1644), Tiongkok. Kecenderungan di Tiongkok untuk menggabungkan agama dan filsafat telah meningkat pada abad ke-16, dengan populasi umum pencampuran Konfusianisme, Taoisme, dan ide-ide dan praktek Buddhisme.
Sinkretisme ini mendasari penyebaran "buku moralitas" (shanshu) dan novel seperti Xiyouji (Journey to the West atau biasa kita kenal dengan Cerita Tom Sam Cong pergi mengambil kitab suci ke barat). Dari novel tersebut kita sudah dapat melihat unsur Tridharma (San Jiao) yang begitu kental, dimana di dalamnya terdapat banyak sekali dewa dewi dari ketiga ajaran tersebut.
Lin Chao-En lahir pada tahun 1517 dalam sebuah keluarga akademisi di P'u-t'ien provinsi Fukien.
Beliau terlahir di keluarga akademis, sehingga ia melanjutkan studinya dengan beasiswa pula.
Setelah mencapai gelar akademis pertamanya pada tahun 1534, Lin menyadari sistem pendidikan pada saat itu tidak relevan dan cenderung diarahkan semata-mata untuk penyediaan pejabat untuk administrasi kekaisaran.
Pada 1546, ia meninggalkan studi konvensional dan berangkat pada pencarian untuk menemukan jalan spiritual untuk dirinya sendiri. Setelah mendapatkan banyak ilmu yang ia cari, pada tahun 1551 ia memulai karirnya sebagai guru, mengajar pemikiran pemikiran yang ia ambil dari 3 ajaran tersebut.
Jika dilihat dari beberapa cerita, Lin Chao En mengambil "saripati" dari ketiga ajaran dan menggabungkannya sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat setempat.
Fokus Lin adalah pada budidaya pikiran umum Kong Zi, Lao Zi, dan Buddha.
Reputasinya tumbuh cepat dan dianggap memiliki jasa besar oleh murid-muridnya pada periode 1556 - 1563, terutama ketika P'u-t'ien menderita serangan berdarah dari pihak penjajah bajak laut Jepang.
Lin Chao berupaya membantu masyarakat setempat dengan membagikan makanan dan obat-obatan bagi pengungsi dan mengubur banyak mayat tersebar di pedesaan.
Lin menjadi tokoh publik dihormati dan sekolahnya menarik semakin banyak siswa, nama sekolahnya adalah Sekolah Tridharma (San Jiao), dimana di sekolah itu Lin mengajarkan agama Tridharma (San Jiao) kepada murid muridnya.
Selama lebih dari 25 tahun beliau menjadi pengajar Tridharma (San Jiao) untuk banyak orang. Beliau meninggal pada tahun 1598, pengakuan umum banyak orang beliau sungguh berjasa dalam menyebarkan ajaran Tridharma (San Jiao). Maka penghormatan untuk Lin Chao-En dan kuil-kuil yang dibangun menghormatinya pada pijakan yang sama dengan Pendiri Agama Khong Hu Cu, Agama Tao dan Agama Buddha.
Karya-karyanya di cetak ulang dan menjadi teks-teks suci untuk mengembangkan agama yang menganggap dia sebagai pendirinya.
Pada akhir Dinasti Ming, Kaisar mengeluarkan fatwa yang melarang ajaran Lin untuk berkembang. Akhirnya buku buku dan kitab suci Tridharma dibakar pada zaman itu, namun Agama Tridharma tetap mengakar dan menyebar dengan sendirinya dikalangan rakyat jelata. Hal itu terjadi karena ajaran Lin lebih menekankan kepada praktek sehari hari agar manusia dapat sehat jasmani rohani dan dapat hidup bahagia.
Dari beberapa artikel yang saya baca lewat media online, diketahui bahwa Lin Chao En ini belajar dari banyak guru guru spiritual yang mengajar ketiga ajaran (Tridharma / San Jiao).
Beliau belajar Tao Alkemia, Neo Confucianisme dan Chan Buddhism.
Faktanya ajaran yang dipelopori oleh Lin Chao En ini mendapatkan respon positif dari banyak orang sehingga terus berkembang.
Setelah belajar ketiganya, beliau giat menyebarkan paham 3 ajaran ini yg kita kenal "Sam Kauw It Li".
"Lin Zhao mendirikan San Jiao (Tridharma) sebagai contoh dari sinkretisme yang sempurna di mana ketiga ajaran telah dibentuk menjadi satu kesatuan yang koheren dengan menjaga identitas mereka Pada saat yang sama, ketidakjelasan relatif batas antar-agama di Cina telah menyebabkan pertukaran, perampasan dan fusi, baik dalam bentuk-bentuk baru dari agama sinkretis gagasan kesatuan dari Tiga Ajaran/Agama ( Konfusianisme, Taoisme dan Buddhisme) atau pinjaman eklektik dari beragam tradisi dalam agama rakyat Tiongkok / Chinese Religion"
(A. Judith Berling dari buku "The Syncretic Religion of Lin Chao-En")
http://books.google.co.id/books?id=01QOqLpZbfEC&pg=PA6...
Lord of the Three in One
Lin Zhao'en (1517-1598) set out to popularize Confucianism by combining Confucian studies with...
books.google.co.id
Ditulis oleh Bpk Marga Singgih

1 komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.