Asal Usul dan Kisah Singkat Qi Dian Da She (Sun Wu Kong 孫悟空) bagian 2


Asal Usul dan Kisah Singkat Qi Dian Da She (Sun Wu Kong 孫悟空) bagian 2

Selanjutnya novel ini menceritakan bagaimana Sun Wu Kong 孫悟空 setelah bebas dari hukuman kurungan selama 500 tahun di bawah gunung Lima Elemen五行山.
Ia menjadi pengawal Pendeta Xuan Zang 玄奘 ke Langit Barat (India) untuk mengambil Kitab Suci Tripitaka. Dalam perjalanan itu ia menaklukkan berbagai macam siluman dan orang jahat yang berusaha merintangi perjalannya. Diantaranya adalah Zhu Ba Jie 猪八戒 ( Ti Pat Kay - Hokkian ) siluman babi yang rakus dan jenaka, serta Sha Sheng 沙僧( See Ceng - Hokkian ) si siluman air. -. Mereka berdua bersama Sun Wu Kong ikut mengawal pendeta Xuan Zang 玄奘

Sun Wu Kong sebagai pembuka jalan, Zhu Ba Jie yang menuntun kuda dan Sha Sheng memikul barang - barang bawaan.
Bertiga mereka mengawal gurunya menempuh perjalanan yang jauh dan penuh rintangan. Tapi berkat kecerdikan dan kesaktiannya, Su Wu Kong berhasil mengatasi itu semua, sehingga mereka selamat sampai ke tempat tujuan.

Dalam perjalanan yang panjang ini ada dua peristiwa yang patut diperhatikannya, yang kami anggap menjadi sebab mengapa Sun Wu Kong diangkat menjadi Dewa pelindung anak - anak Peristiwa pertama terjadi ketika rombongan ini sampai di sebuah dusun yang terdiri dari keluarga Chen 陈府( Tan - Hokkian ) di tepi sungai besar yang disebut Tong Tian He 通天河 atau sungai yang menembus langit. Dalam sungai itu ternyata ada segerombolan siluman yang dipimpin oleh seekor siluman ikan mas Tiap tahun si Raja Siluman ini minta disediakan korban sepasang anak laki dan perempuan yang masih suci untuk disantap. Penduduk tempat itu sangat menderita dan tak berdaya melawan kesaktian para siluman. Kebetulan tahun itu jatuh giliran putera dan puteri tuan rumah dimana mereka menginap.
Sun Wu Kong dan para saudara seperguruan nya memutuskan untuk turun tangan. Si Monyet Sakti mengubah diri menjadi putra tuan rumah dan Zhu Ba Jie sebagai anak perempuannya. Berdua mereka dibawa ke kuil tempat persembahan sesaji dilakukan.


Malam itu sang siluman ikan mas datang untuk menyantap korbannya. Zhu Ba Ji terburu - buru, langsung menyerang. Akibatnya siluman itu tahu dengan siap mereka kini berhadapan, lalu lari ke dalam goanya di dasar sungai.
Gagal berpesta pora, sang siluman mengincar Pendeta Xuan Zang 玄奘 untuk dijadikan korbannya. Pendeta Xuan Zang ditangkap ketika rombongan berjalan melewati permukaan Tong Tian He 通天河 yang sedang beku. ketiga muridnya tidak tinggal diam. Sarang para siluman diaduk - aduk. Sadar akan kemampuan Sun Wu Kong, sang siluman tetap bersembunyi di bagian paling dalam dari sungai itu. Sun Wu Kong tidak kehabisan akal, dia pergi ke tempat Guan Yin 观音( Koan Im - Hokkian ) minta bantuan.

Berkat bantuan Guan Yin Pu Sa观音菩萨, akhirnya siluman ikan mas itu dapat ditaklukkan. Penduduk segera keluar berduyun - duyun mengucapkan terima kasih pada sang Dewi dan Sun Wu Kong bertiga.

Dalam kesempatan itu seorang pelukis mengabadikan Guan Yin dengan lukisannya. Sebab itu konon, lukisan Guan Yin hasil karya keluarga Chen ( Tan - Hokkian ) paling bagus.
Masih ada satu peristiwa penting lagi dalam novel itu yang lebih meneguhkan citra Sun Wu Kong sebagai Dewa Pelindung Anak - anak.

Alkisah rombongan Xuan Zang beserta ketiga muridnya sampai di sebuah negeri yang disebut Bi Qiu Guo. Begitu tiba di kota mereka heran karena di tiap rumah digantungkan sebuah sangkar besar yang berkerudung kain
Di dalam tiap sangkar terdapat seorang anak kecil. Untuk menjawab pertanyaan itu , maka mereka bertanya kepada petugas wisma di mana mereka menginap. Ternyata anak - anak yang ada di dalam sangkar tersebut akan dikorbankan untuk mengobati penyakit raja yang bisa sembuh asal makan jantung anak - anak sebanyak seribu seratus sebelas biji.

Mendengar ini Pendeta Xuan Zang 玄奘 menangis dan Sun Wu Kong 孫悟空 geram sekali. Malam itu Sun Wu Kong mendatangkan angin ribut dan menerbangkan semua sangkar berisi anak - anak tersebut untuk disembunyikan di suatu tempat. Akhirnya tahulah ia bahwa ini semua adalah akibat ulah seorang siluman yang menyamar menjadi pendeta palsu yang mengelabuhi Raja.

Sun Wu Kong berhasil membuka kedok siluman dan menginsafkan raja bahwa cara yang ditempuh untuk kesembuhan penyakitnya adalah cara yang nista dan jahat. Siluman berhasil ditaklukkan dan kembali ke asalnya yaitu seekor menjangan, dan atas usaha Sun Wu Kong pula, sang raja berhasil disembuhkan. Anak - anak yang nyaris menjadi korban itu dikembalikan kepada orang tuanya masing - masing.
Secara keseluruhan novel Xi You Ji menggambarkan watak - watak manusia.
Pendeta Xuan Zang melambangkan hati nurani yang bersih dari prasangka, yang menganggap semua halangan adalah cobaan hidup.
Sun Wu Kong melambangkan watak manusia yang cerdik dan usil, karena itu sering cenderung untuk membuat salah.
Zhu Ba Jie melambangkan watak yang malas, tak bertanggungjawab dan selalu bergulat dengan hati nuraninya.


Sedangkan Sha Sheng melambangkan seseorang yang patuh tapi mudah putus asa.

Tak dapat disangkal lagi, Sun Wu Kong menjadi seorang tokoh yang sangat dicintai rakyat. Kisahnya menjadi obyek lukisan, ukiran - ukiran dan opera. Semua ini menggambarkan begitu luasnya pengaruh cerita Xi You Ji 西遊記 di kalangan masyarakat
Pemujaan terhadap Sun Wu Kong ini sangat luas sekali wilayahnya. Di Tiongkok Daratan banyak kelenteng yang memujanya, begitu juga di Taiwan.

Di Taiwan ada beberapa kelenteng yang memujanya, tapi yang paling terkenal adalah di Wan Fu Yan (Ban Hok Am - Hokkian), sebuah kelenteng dengan pendeta - pendeta yang terdiri dari kaum wanita. Di Malaysia dan Singapura juga ada demikjan juga di Indonesia.
Peringatan hari ulang tahunnya tanggal 16 bulan 8 imlek dan 12 bulan 10 Imlek **
dipetik dari buku Dewa Dewi Kelenteng
hal 161 - 166

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.