LEGENDA PERJALANAN KE UTARA (PAK YU KI) bag 4 KiSAH HIAN THIAN SIANG TEE (4) - TAMAT

 

Zhao GongMing, siluman ular & kura2 kaget sekali melihat tuannya tewas diterjang hujan pedang Sha Dao Jing, siluman ular buru2 mengehembuskan asap hitam dari mulutnya untuk mengecoh lawan & segera mengajak kawan2nya utk membawa kabur jenazah tuannya.
"Aduh tuan , kenapa kau tak mau mendengarkanku & tetap nekad berduel dg siluman pedang itu, sekarang beginilah jadinya..." ratap Zhao GongMing didepan jasad gurunya
"Sudah2 tidak ada gunanya menagis, sekarang mari kita bawa jenazah tuan pada gurunya, siapa tahu beliau mempunyai ide" kata siluman kura2 seraya mengajak kawan2nya menggendong jenzah Hian Tian Siang Tee untuk menemui MiaoLe TianZun.
Miao Le TianZun rupanya sudah mahfum kemalangan yg menimpa muridnya & segera meminumkan sebiji sian tan (pil dewa) kemulut Hian Tian. Sekongyong2 muridnya itu langsung membuka mata & hidup kembali. Setelah kekuatannya pulih Hian Tian cepat2 berterimakasih pada gurunya & segera mohon pamit untuk melawan Sha Dao Jing kembali.
"Murid bodoh, memangnya kau harus dibunuh berapa kali biar kapok?
"Murid sadar bukan tandingan Sha Dao jing, tp bagaimanpun murid tidak bisa membiarkannya terus mencelakai rakyat tak berdosa & harus mencoba mengehntikanya walaupun nyawa taruhannya"
Setelah terdiam sejenak MaioLe ahirnya berkata "Kalau kau memang bertekad membasmi siluman pedang itu, maka sebaiknya berkonsultasilah dg pemiliknya, karena dy pasti lebih tahu cara menghadapinya. Ketahuilah siluman pedang itu sebenarnya adl golok naga biru milik jendral Guan Yu (Kwan Kong), setelah majikannya jadi dewa, golok itu ditinggal dibumi sehingga berubah menjadi siluman jahat.". Sekali lagi Hian Tian berterima kasih pada gurunya & segera pergi kelangit barat untuk menemui jendral Guan Yu yg sedang belajar agama pada Budha RuLai. Tanpa diminta dua kali Guan Yu langsung setuju membantunya & segera pergi mengikutinya untuk melabrak mantan senjatanya
Betapa terkejutnya Sha Dao Jing melihat musuh yg sudah dicincangnya segar bugar kembali."Eh eh dewa kecil, rupanya kau seperti kucing yg punya 9 nyawa hah? Hahaha sayang kau malah nekad menantangku lagi, baik hari ini akan kuhabisi semua nyawa kucingmu itu!"
"Jahanam! Aku meninggalkanmu didunia maksudnya supaya kau memperoleh kebebasan, tak tahunya kau malah menjadi siluman & mencelakai orang2 tak bedosa! Ayo sekarang kembali ke asalmu! Bentak jendral Guan Yu yg tiba2 saja muncul. Sha Dao JIng kaget sekali melihat mantan majikannya itu, tanpa membantah dypun segera berubah kewujud aslinya yaitu golok naga biru & terbang kegenggaman tangan pemiliknya lamanya. Setelah memungut kembali senjatanya, Guan Yu memutuskan untuk bergabung dg rombongan Hian Tian Siang Tee.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa sudah satu tahun Hian Tian Siang Tee dkk melakukan perjalanan ke Utara untuk menaklukan para siluman. Suatu hari nampak dewa Tai Bai JinXing (dewa Venus) tergopoh2 menghampiri mereka. "Oi dewa TaiBai! Ada urusan apa kau kesini, apa mau mengundang kami menyaksikan acara pesta di langit ya? sapa Zhao Gong Ming dengan logat kasarnya yang khas.
"Pesta gundulmu! Ketahuilah kerajaan langit sekarang sedang diserang dewa Hua Guang (1) & Aku diutus kaisar langit untuk meminta bantuan pada tuanmu!" kata dewa Tai Bai sambil mengatur nafasnya yg tersengal2. Tanpa banyak bertanya Hian Tian segera mengikuti Tai Bai terbang kelangit untuk menghadapi Hua Guang.
"Heh bukankah dilangit ada banyak sekali dewa hebat, jadi kenapa harus repot2 memanggil tuan kita? bisik siluman ular pada siluman kura2
"Masa kau lupa, tuan kita memiliki jurus air murni, sementara Dewa Hua Guang memiliki jurus api murni. Dan karena air selalu menang dari api maka tuan kita lah yg paling coocok untuk melawannya."
Tak berapa lama kemudian sampailah mereka dikayangan & bertemu dg si pengcau. Dengan tegas Hian Tian pun langung menegurnya "Ananda Hua Guang kau adalah keponakan kaisar langit, jadi mengapa kau harus melakukan ini"
"Puh apa hakmu mengajariku, apa mentang2 kau adalah reinkrnasi 1/3 roh pamanku hah? Ketahuilah aku bahkan takkan segan bila pamanku sendiri yg menemuiku, kalau perlu akan kuinjak kepala si tua bangka itu!"
"Jaga mulutmu anak kecil!" bentak Zhao Gong Ming sambil melemparkan pentungannya ke udara. Setelah dibacakan mantra senjata itu berubah menjadi pentungan raksasa yg siap menggilas lawannya. Hua Guang hanya tersenyum melihat pentungan raksasa itu & melemparkan batu bata emasnya keudara, sekonyong batu bata emas itu berubah menjadi pentungan raksasa jg & memukul jatuh pentungan Zhao
Guan Yu murka sekali melihat sahabatnya dipecundangi & segera maju kedepan menyabetkan golok naga birunya membabi buta kearah Hua Guang. Dengan santai Hua Guang merubah batu bata emasnya menjadi tiruan golok naga biru & menangkis semua serangan jendral berjenggot panjang itu. Emosi Guan Yupun makin menjadi2 karena semua serangannya behasil dipatahkan, dia kemudian mengangkat golok naga birunya tinggi2 & menciptakan hujan pedang yg menghujam kearah lawannya. Melihat hujan pedang yg dahsyat itu Hua Guang bersuit memanggil 500 gagak apinya yang langsung mematuk habis semua pedang ciptaan golok naga biru.
Baru saja Hua Guang berhasil membereskan Guan Yu, tiba2 Hian Tian Siang Tee merangsek kearahnya dengan pedang 7 bintangya. Seperti biasa, kali inipun Hua Guang merubah batu bata emasnya menjadi pedang 7 bintang tiruan & menghajar lawannya hingga kalang kabut. Merasa tak mampu menandingi ketangguhan bocah ini Hian Tian Siang Tee melompat kebelakang & menancapkan pedang 7 bintangnya ketanah, sekonyong2 muncullah air bah yg menerjang kearah lawannya.
Hua Guang pun tak mau kalah & ikut2an menancapkan pedang 7 bintang tiruannya ketanah untuk menciptakan kobaran api.. Tak terelakan lagi air & api itupun segera bertumbukan, tapikarena api selalu kalah air, maka ahirnya air bah Hian Tian Siang Tee pun memadamkan kobaran api lawannya & terus menerjang Hua Guang. Karena dirinya merupakan penjelmaan api murni, Hua Guang langsung kejang2 & tak berdaya begitu tersiram air murni itu, tanpa menyia2kan waktu keempat bawahan Hian Tian Siang Tee pun langsung meringkusnya.
"Ananda Hua Guang, kau adalah dewa berbakat yg memiliki karir cerah, tapi mengapa gegabah & malah memberontak?" tanya Hian Tian pada musuhnya yg sudah tak berkutik itu.
Sambil tertunduk lesu Hua Guang menjawab "Akupun sebenarnya tak ingin memberontak, apalagi kaisar langit adalah pamanku. Sayang kesukesanku diusia muda rupanya membuat banyak dewa senior iri, khusunya sikeparat Deng Hua (2), dia terus menghasut pamanku bahwa aku ini tidak becus & bahkan ingin merebut takhtanya. Celakanya pamanku malah mempercayai kata2nya sehingga aku diturunkan dari jabatanku & tidak pernah diundang tiap kali ada pertemuan di ustana langit. Akhirnya akupun frustasi sehingga membuat keonaran ini......"
"O begitu, sayangnya perbuatanmu ini justru akan membuat pamanmu makin benci & mencurigaimu.Baiklah, sekarang daripada kau menerima hukuman disini, bagaimana jika kau mengikutiku saja membasmi siluman, hitung2 mencari jasa untuk meringankan dosamu"
Hua Guang gembira sekali mendengar tawaran itu dan langsung menerimanya.
Dengan bergabungnya dewa Hua Guang maka rombongan Hian Tian Siang Tee pun semakin kuat; di jembatan malaikat lewat mereka menaklukan siluman Pan Qiao yg suka menenggelamkan orang yg lewat, digunung Cadas Putih mereka meringkus siluman jelmaan pena & buku milik dewa kesusastraan, di Shan Dong mereka mengalahkan dewa cacar & masih banyak lagi siluman yg mereka taklukan.
Uniknya Hian Tian siang Tee hampir tidak penah membunuh musuhnya, kepada mereka biaasnya ia menawarkan kesempatan kedua untuk menebus dosa dg cara menjadi pengikutnya. Tidak heran makin lama pengikut Hian Tian Siang Tee semakin banyak hingga berjumlah 36 orang (mereka kemudian lebih dikenal sbg 36 panglima langit), diantara mereka bukan hanya berasal dari siluman yg ditaklukannya tapi ada jg yg berasal dari dewa yg bersimpatik dgnya, misalnya Wen Qiong (Lei Ming Qiong) sidewa wabah (3), dewa petir & dewi kilat (4).
Saat jendral Zhu Yuan Zhang bereperang melawan bangsa Mongol, dia mendapat bantuan dari Hian Tian Siang Tee beserta ke 36 panglima langitnya. setelah Zhu Yuan Zhang menang perang & mendirikan dinasti Ming, beliau membangun kuil Hian Tian Siang Tee yg sangat megah digunung Butong & sejak saat itu penyembahan terhadap Hian Tian siang Tee pun menyebar keseluruh China
-Tamat-
Catatan:
(1) Hua Guang adl tokoh utama novel Perjalanan ke Selatan
(2) Deng Hua adalah salah satu dewa petir (dalam kepercayaan China dewa petir ada banyak hingga punya kementriannya sendiri yaitu kementrian petir)
(3) Ketika Wen Qiong baru menjadi dewa, dia mendengar kabar bahwa kaisar langit akan meracuni sumur sebuah desa yg penduduknya murtad semua. Karena iba Wen Qiong kemudian masuk kedalam sumur itu & menelan semua racunya hingga mukanya berubah menjadi biru. Bukan nya marah kaisar langit malah kagum dengan sifat welas asih Wen Qiong sehingga mengangkatnya sbg dewa wabah, dengan pertimbangan orang spt Wen Qiong pasti bisa menyebarkan wabah penyakit dg bijak.
(4) Tugas dewa petir adalah menyambar siluman, anak durhaka & manusia murtad, celakanya kadang dia suka rabun jg & menyambar orang yg tak bersalah. Suatu ketika dewa petir menyambar 2 orang gadis yg tak berdosa, setelah dihidupkan kembali kedua gadis itu lalu diangkat menjadi dewi kilat & dewi komet, yg tugasnya untuk memberi tanda kearah mana petir harus menyambar. Itulah mengapa kilat selalu muncul mendahului petir.
Catatan: Semua kisah berdasarkan Buku Perjalanan Ke Utara (Pak Yu Ki), jadi gaya bahasanya menggunakan kata-kata bahasa masyarakat awam dan bergaya roman:/ novel cerita tiongkok klasik. Kami hanya menyadurkan kembali cerita ini. Terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.