Kisah Maha Dewa YMHian Thiang Siang Tee bagian ke-1 (Xuan Tian Shang Di)



Kaisar Bei-Ji Shien-Tien di Danau Lotus, Zuoying, Kota Kaohsiung, Taiwan.

Xuan Wu

Hu yang diberkati dalam nama Xuan Wu
Xuan Tian Shang Di adalah salah satu dewata Tao yang berlevel tinggi dan merupakan salah satu dewa yang paling banyak disebut di China. Ia dipuja sebagai dewa yang sangat perkasa, mampu mengontrol elemen-elemen dan melakukan sihir yang hebat. Ia sering dipuja oleh praktisi ilmu bela diri dan merupakan roh pelindung Hebei, Manchuria, dan Mongolia. Semenjak para penduduk China yang berbahasa Kantonis dan bahasa Minnan (terutama Hokkien) melarikan diri dari Hebei menuju selatan pada masa Dinasti Song, Xuan Tian Shang Di juga banyak dipuja di Provinsi Fujian dan Guangdong (yang akhirnya dibawa oleh para imigran China dari kedua provinsi tersebut ke negara-negara lain seperti Taiwan, Singapura, Malaysia, dan Indonesia[1]).

Kaisar Yongle dari Dinasti Ming, yang mengkudeta keponakannya sebagai kaisar, menyatakan bahwa keberhasilannya itu karena pertolongan Xuan Tian Shang Di. Ia membangun sebuah biara di Pegunungan Wudang, Provinsi Hubei; disanalah Xuan Tian dinyatakan sebagai salah satu imortal (roh suci).

Nama dan Gelar

Xuan Tian Shang Di memiliki beberapa nama atau gelar sebagaimana yang dicantumkan di bawah ini.

1) Xuan Tian Shang Di (Hanzi: 玄天上帝;Hokkien: Hian Thian Siong Te; Kantonis: Yuen Tin Sheung Tai; lit. Kaisar Tinggi Surga Misterius).
Xuan Tian Da Di (Hanzi: 玄天大帝; lit. Kaisar Agung Surga Misterius).
2) Xuan Wu (Hanzi: 玄武; lit. "Ksatria Gelap/ Misterius ") atau Xuan Wu Di (Hanzi: 玄武帝; lit. "Kaisar Kesatria Gelap/ Misterius ").
3) Shang Di Gong (Hanzi: 上帝公; Hokkien: Siang Te Kong; lit. Kakek Kaisar dari Shang/ Kakek Kaisar Agung).
4) Di Gong (Hanzi: 帝公; Hokkien: Teh Kong; lit. Kakek Kaisar).
5) Yuan Tian Da Di (Hanzi: 元天大帝).
6) Yuan Wu Di (Hanzi: 元武帝).
7) Bei Ji Da Di (Hanzi: 北極大帝).
8) Beidi (Hanzi: 北帝; Kantonis: Pak Tai ; lit. Kaisar Utara).
9) Kai Tian Da Di (Hanzi: 開天大帝).
10) Zhen Wu Da Di (Hanzi: 真武大帝; Hokkien: Cin Bu Tay Te; lit. Kaisar Agung Maha Ksatria).
11) Zhen Wu Di (Hanzi: 真武帝); lit. Kaisar Maha Ksatria).

Kultus (Kepercayaan)

Xuan Tian Shang Di digambarkan sebagai seorang kesatria yang mengenakan jubah kekaisaran (pakaian perang keemasan); tangan kirinya membentuk "mudra tiga gunung " yang menyerupai mudra Kwan Im, dan tangan kanannya memegang sebilah pedang yang konon merupakan pedang milik Lü Dong Bin (salah satu dari Delapan Dewa (Tiongkok)).

Biasanya ia ditampilkan duduk pada sebuah tahta. Kedua kakinya tidak mengenakan sepatu; kaki kanannya menginjak seekor ular sementara yang kiri menginjak kura-kura. Wajahnya berwarna merah, berjanggut hitam panjang, dan matanya membuka lebar terlihat garang.

Pada zaman Dinasti Song, secara resmi huruf Xuan diganti Zhen, dan sebutan Xuan Wu diganti menjadi Zhen Wu Da Di.

Kedudukan

Kedudukan Xuan Tian Shang Di di kalangan Dewa Langit sangat tinggi, berada setingkat di bawah Yu Huang Da Di. Hian Thian Siang Te mempunyai kekuasaan di Langit bagian Utara dan menjadi pemimpin tertinggi para Dewa di kawasan tersebut. Ia merupakan salah satu dari Si Tian Shang Di atau Empat Maha Raja Langit, yaitu:

Qing Tian Shang Di (青天上帝) di Timur.
Yan Tian Shang Di (殷天上帝) di Selatan.
Bai Tian Shang Di (白天上帝) di Barat.
Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) di Utara.

Pelindung Tukang Jagal

Setelah Dinasti Ming jatuh dan digantikan Dinasti Qing dari Manzhu, pemerintah yang baru berusaha menurunkan wibawa Xuan Tian Shang Di yang merupakan dewa pelindung negara dinasti yang terdahulu. Muncullah versi baru asal usul Shang Di Gong sebagai tukang jagal yang bertobat (kisah tukang jagal yang bertobat merupakan salah satu dongeng agama Buddha yang kemudian dicampuradukkan dengan legenda Xuan Di Gong). Usaha ini mempunyai tujuan politik, yaitu melenyapkan dan mengikis habis sisa-sisa pengikut Dinasti Ming secara moral. Tingkat Xuan Wu diturunkan menjadi Malaikat Pelindung Pejagalan dan pembangunan kuil-kuilnya sangat berkurang; pada masa itu hanya ada satu kuil untuknya yang dibangun, yaitu Lao Gu Shi Miao di Tainan (Taiwan Selatan).

Sebenarnya para kaisar Manzhu sangat menghormati Xuan Tian Shang Di. Hal itu dibuktikan dengan dibangunnya kuil pengormatan khusus untuk Xuan Tian Shang Di di komplek Kota Terlarang, Istana Kekaisaran di Beijing, yang dinamakan Qin An Tian. Juga sebuah kuil yang dibangun di Istana Persinggahan di Chengde.

Pengaruh Buddhisme

Masuknya agama Buddha di China pada abad pertama Masehi menyebabkan terjadinya pengadopsian beberapa makhluk suci Taoisme ke dalam panteon Buddhisme di China; demikian pula sebaliknya. Kisah asal usul Xuan Tian Shang Di juga mengalami modifikasi pada masa Dinasti Qing yang melibatkan Bodhisatwa Kwan Im . Ia dikatakan sebagai seorang tukang jagal yang bertobat kemudian menjadi pengikut Buddha.

Jenderal Wan Gong dan Wan Ma

Zhen Wu Da Di bersama kedua jenderal, serta ular dan kura-kura di bawah kakinya. Istana Wudang, Yangzhou
Xuan Tian Shang Di terkadang digambarkan bersama dua jenderal yang berdiri di sampingnya. Mereka adalah Jenderal Wan Gong (萬公) dan Jenderal Wan Ma (萬媽) (atau Jenderal Zhao dan Jenderal Kang[1]). Sebagian besar kuil yang didedikasikan untuk Xuan Tian Shang Di juga memiliki altar untuk mereka. Kedua jenderal tersebut dipuja untuk menangani berbagai masalah, dari kelahiran bayi, pengobatan, masalah keluarga, hingga konsultasi fengshui.

Pemujaan di Berbagai Negara

China Daratan
Wu Dang Shan atau Pegunungan Wudang adalah gunung suci bagi para penganut Taoisme. Semenjak masa Dinasti Tang, kuil-kuil mulai didirikan di sana. Namun pembangunan secara besar-besaran adalah pada masa pemerintahan Kaisar Yongle, dikarenakan Xuan Tian Shang Di merupakan dewa pelindung kerajaan pada masa Dinasti Ming. Kuil-kuil yang terkenal adalah

Yu Xu Gong (Hokkien: Giok Hi Kiong) dengan bangunannya yang bergaya istana Beijing. Berlokasi di Barat Laut puncak utama Pengunungan Wudang.
Yu Zhen Gong dibangun pada tahun Yong Le ke-15, terletak di kaki utara Pegunungan Wudang. Kuil ini memiliki altar untuk Zhang San Feng (Hokkien: Thio Sam Hong), pendiri perguruan kungfu cabang Wu Dang (Hokkien: Bu Tong Pai).
Zi Xiao Gong, kuil komplek paling lengkap, terletak di puncak timur laut, merupakan pusat dari keseluruhan rangkaian kuil di Wudang. Kuil ini memiliki arca perunggu Xuan Tian Shang Di karya Guru Ji, seorang pemahat ulung dari Korea yang terkenal hingga ke mancanegara. Selain itu juga terdapat patung logam kura-kura yang dililit oleh ular, yang merupakan lambing dari Pegunungan Wudang.

Hong Kong
Pak Tai Temple di Wan Chai, Hong Kong.
Pak Tai Temple di Cheung Chau, Hong Kong.
Pak Tai merupakan nama Xuan Tian Shang Di menurut dialek Kantonis yang memiliki arti Kaisar Utara, ulang tahunnya dirayakan pada tanggal 21 April. Di Hongkong, ia dipuja pada beberapa tempat [4]:

Kuil Yuk Hui (Kuil Pak Tai), No. 2 Lung On Street, Wan Chai (tergolong bangunan bersejarah Hongkong tingkat I).
Kuil Pak Tai, No. 146 Ma Tau Wai Road, Hung Hom (tergolong bangunan bersejarah Hongkong tingkat III]]).
Kuil Yuk Hui (Kuil Pak Tai), Pak She Street, Cheung Chau (tergolong bangunan bersejarah Hongkong tingkat I).
Kuil Sam Tai Tsz dan Pak Tai, Nos.196 dan 198 Yu Chau Street,Sham Shui Po (tergolong bangunan bersejarah Hongkong tingkat II).
Kuil Tam Kung dan Tin Hau, No. 9 Blue Pool Road, Wong Nai Chung (Lembah Bahagia).
Kuil Yuen Kwan Yi Tai (Kuil Pak Tai), Yuen Long Kau Hui (tergolong bangunan bersejarah Hongkong tingkat I).
Kuil Pak Tai, Stanley Main Street, Stanley.[5]
Daftar festival:

Sebuah festival diselenggarakan di Pulau Taipa di Makau. Perayaan di Kuil Pak Tai tersebut juga menampilkan pertunjukan opera.
Festival tahunan Cheung Chau Bun (Festival Bun) yang diselenggarakan di Pulau Cheung Chau, Hong Kong, diselenggarakan di depan Kuil Pak Tai.

Taiwan
Pada masa kekuasaan Zheng Cheng Gong di Taiwan (akhir Dinasti Ming), banyak kuil Shang Di Gong didirikan dengan tujuan untuk menambah wibawa pemerintah dan menjadi pusat pemujaan bersama antara masyarakat dengan tentara. Oleh karena itu, kuil Shang Di Miao tersebar di berbagai tempat di Taiwan. Di antaranya yang terbesar adalah di Tainan (Taiwan Selatan) yang dibangun pada masa Belanda berkuasa di Taiwan.

Singapura
Xuan Tian Shang Di merupakan salah satu dewa yang paling banyak dipuja oleh masyarakat China di Singapura yang menganut agama Taoisme. Hari ulang tahunnya dirayakan pada tanggal tiga bulan Sembilan penanggalan Imlek. Dalam perayaan tersebut, terkadang Xuan Tian Shang Di memasuki tubuh tatung yang ikut memeriahkan jalannya festival.[6] Kuil Wak Hai Cheng Bio di Philip Street terkenal akan pujaannya kepada Xuan Tian Shang Di.

Malaysia
Kuil-kuil utama yang memuja Xuan Tian Shang Di di Malaysia seringkali juga memiliki altar untuk Jenderal Wan Gong dan Jenderal Wan Ma. Masyarakat Pokok Mangga dan Batu Berendam memiliki iman yang mendalam terhadap kedua jenderal tersebut, dikarenakan banyaknya kontribusi berharga yang mereka berikan kepada penduduk lokal.

Indonesia
Di Indonesia, hampir setiap klenteng menyediakan altar untuk Xuan Tian Shang Di. Klenteng paling pertama yang bersembahyang kepadanya adalah klenteng yang terdapat di Welahan, Jepara, Jawa Tengah. Klenteng yang khusus dibangun untuknya adalah yang dibangun di Gerajen dan Bugangan, Semarang Timur, Semarang. Ulang tahunnya dirayakan pada tanggal 25 bulan 2 penanggalan Imlek.

Umat yang memuja Gongzu Chen Fu Zhen Ren, terutama di TITD De Long Dian Rogojampi, mempercayai bahwa Xuan Tian Shang Di merupakan guru spiritual dari pujaan mereka. Oleh sebab itu, altar Xuan Tian Shang Di diletakkan dalam ruangan yang sama, di sisi kanan altar Chen Fu Zhen Ren.




Kisah Para Dewa dan Ajaran Tao's photo.

Kisah Para Dewa dan Ajaran Tao's photo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.