DEWA PERJODOHAN.



( YUE XIA LAO REN 月下老人 , YIN YAN LAO REN 姻緣老人 ).
Yue Xia Lao Ren 月下老人 disebut Yue Leo Gong 月老公 (Gwat Loo Kong -Hokkian) yang berarti "orang tua dari bulan". Tugas dewa ini adalah mengurus segala sesuatu yang berkenaan dengan perjodohan. Kelenteng pemujaan Yue Lao
Gong yang paling terkenal di Taiwan adalah di Guan Yin Ding. Kabarnya, pria dan wanita yang berpacaran sering bersembahyang di altamya. Kalau asap hio yang di tancapkan di situ bersatu
dan naik bersama - sama, maka kedua pasangan ini boleh menjadi suami istri, tetapi bila asap hio tersebut berpencar, hubungan mereka tidak boleh berlanjut, sebab akan berakhir dengan sia - sia.
Kalau pasangan itu menikah,mereka sebaiknya bersembahyang di depan altarnya dengan membawa kain merah agar Yue Lao Gong mengikat jodoh mereka. Hari ulang tahun Yue
Lao Gong diperingati pada tanggal 15 bulan 8 Imlik (Pek Gwee Cap Go).

Menurut para ahli sejarah, pemujaan Yue Xia Lao Ren, dimulai pada jaman Dinasti Tang. Dikisahkan pada tahun Zhen-
guan ke 2 (628 Masehi), seorang terpelajar, Wei Gu 韋固, dalam penggembaraannya sampai di kota Song-cheng 宋城. Ia memang gemar melakukan perjalanan untuk memperdalam ilmu sastranya dan sekaligus mencari jodoh.Suatu ketika ia melihat seorang tua sedang duduk
membaca buku, dibawah sinar bulan purnama, huruf dalam buku itu tampak aneh sekali dan belum pernah dilihat. Ketika Wei Gu menanyakan siapa se-sungguhnya dia, si tua menjawab bahwa
ia bukan berasal dari dunia manusia dan
tugasnya adalah merangkapkan jodoh antara pria
dan wanita di kalangan manusia, sedangkan buku
yang dibawanya adalah buku yang mencatat
perjodohan itu. Lalu si tua mengeluarkan seutas
benang merah sambil berkata: "Pria dan wanita
yang kakinya telah terikat dengan benang ini
akan menjadi suami isteri selama-lamanya.
"Ketika menanyakan siapa calon isterinya dan
dimana dia sekarangber ada, si tua menjawab bahwa wanita calon isteri Wei Gu saat itu masih berusia 3 tahun, mereka akan menikah 14 tahun kemudian."Kalau kau ingin melihat calon isterimu ikutlah dengan aku" kata si tua kemudian. Mereka kemudian berjalan kembali ke kota Song-cheng宋城 dan memasuki sebuah pasar. Disana mereka melihat seorang wanita yang matanya buta sebelah, sedang menjual sayuran, sambil meng-gendong seorang bocah perempuan berusia 3 tahun. Melihat itu, Wei Gu jadi naik pitam. Betapa tidak. Ia dari keluarga berada, bagaimana dapat berjodoh dengan seorang wanita anak penjual sayur yang miskin. "Kalau memang dia calon isteriku, akan
kubunuh", katanya."Semua ini telah ditentukan oleh takdir, anda tak akan berhasil membunuhnya," kata si orang tua aneh, yang kemudian lenyap. Sampai dirumah, Wei Gu mengupah seorang abdinya untuk membunuh anak perempuan penjual sayuran itu. Tergiur akan hadiah yang dijanjikan sang abdi melakukan perintah tuannya. Dia berhasil menusuk anak perempuan itu, tapi tentang hidup atau matinya, ia sendiri tak dapat memastikan. Tapi dalam hatinya Wei Gu merasakan penyesalan atas perbuatannya. Untuk melupakan peristiwa itu, ia lalu meninggalkan kota Song-cheng宋城.

Setelah itu Wei Gu telah berusaha beberapa kali meminang gadis dari keluarga terkemuka, tapi ia tetap gagal. Sampai akhirnya ia berhasil memperoleh jabatan di kota Xiang-zhou, ia telah berusia 30 tahun dan tetap membujang. Gubernur Xiang-xhou mempunyai seorang putri yang cantik. Ia terkesan akan pribadi Wei Gu, dan bermaksud menjodohkan dengan putrinya itu.

Mendengar ini Wei Gu girang bukan buatan, karena calon isterinya ini tidak saja cantik tapi juga dari keluarga pejabat tinggi,Setelah menikah, Wei Gu merasa heran sebab isterinya tidak pernah melepaskan kain penutup pundaknya. Ketika didesak, akhirnya sang isteri mengaku bahwa sesungguhnya ia menyembunyikan bekas luka di pundaknya. Sesungguhnya ia adalah putri wedana dari kota Song-cheng. Pada waktu berusia 3 tahun ayahnya meninggal dan ibunya menyusul tak lama kemudian. Kemudian ia dirawat oleh babu susu-nya, sambil berjualan sayur di pasar. Pada waktu itu, tanpa tahu sebab musababnya seorang lelaki berusaha membunuhnya, tapi iaselamat hanya pundaknya saja yang terluka.

Kemudian pamannya yang sekarang menjadi gubernur Xiang-zhou mengambilnya dan memungut-nya sebagai anak. Mendengar kisah ini Wei Gu jadi terperanjat. Ketika ditanyakan apakah babu susunya yang berjualan sayur itu mempunyai mata sebelah, sang isteri mengiakan. Begitu juga ketika dicocokkan tanggal peristiwa itu terjadi. Tak pelak lagi isterinya ini adalah bocah perempuan yang disuruhnya untuk dibunuh 14 tahunyang lalu di pasar sayur kota Song-cheng. Dalam penyesalannya WeiGu lalu menceritakan ikhwalnya mulai dari pertemuannya dengan orang tua aneh di bawah sinar bulan yang kemudian disebutnya se-bagai Yue Xia Lao Ren sampai ia menyuruh abdinya untuk membunuh bocah perempuan anak penjual sayur bermata sebelah yang sekarang menjadi isterinya. Mereka sekarang baru yakin bahwa YueXia Lao Ren telah merangkap jodoh mereka, lalu mengadakan sembahyang untuk mengucapkan terima kasih.

Kisah ini kemudian beredar dari jaman ke jaman, dan Yue Xia Lao Ren kemudian dipuja sebagai Dewa yang mengatur perjodohan. Pemujaannya kemudian tersebar luas ke seluruh negara. Di Tiongkok daratan hampir tiap kota terdapat kelenteng untuk memuja Yue Lao Gong ini, dan yang paling terkenal adalah yang terdapat di kota Hang-zhou. Yin Yan Lao Ren juga disebut Yin Yan Gong. Ia khusus mengurus buku yang memuat perjodohan.

Pria dan wanita yang telah tercatat di dalam buku itu boleh menjadi suami istri. Di Kelenteng Tian Hou Gong (Tainan) terdapat pemujaan untuk dewa ini hari lahirnya adalah Pek Gwee Cap Go ( Sembahyang Tiong Jiu) dipetik dari buku Dewa Dewi Kelenteng
hal 159 - 161


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.