TRADISI MEMBERSIHKAN ALTAR DAN RUPANG BUDDHA, BODHISATTVA DAN PARA DEWA MENJELANG IMLEK (Bagian 1)

Foto Cetya Tathagata Jakarta.
TRADISI MEMBERSIHKAN ALTAR DAN RUPANG BUDDHA, BODHISATTVA DAN PARA DEWA MENJELANG IMLEK (Bagian 1)

Tidak terasa jika Tahun Baru Imlek / Chinese New Year 2568 ini akan jatuh pada tanggal 28 January 2017. Penanggalan Imlek merupakan sistem kalender Lunisolar yaitu gabungan dari sistem kalender bulan dan kalender matahari. Tahun Baru Imlek dikenal juga sebagai Tahun Baru China dan Festival Musim Semi (Chun Jie). Perayaan tahun baru ini tentunya tidak bisa lepas dari segala mitos dan perayaan yang melekat kuat di dalamnya.
Segala rangkaian prosesi perayaan Tahun Baru Imlek ini dimulai dengan suatu ritual yang dinamakan Cap Ji Gwee Ji Shi (tanggal 24 bulan ke-12 Imlek). Ditandai dengan membersihkan rupang dan altar, dimulainya mendekor altar, menyalakan lilin, pelita minyak dan puluhan hio (dupa bergagang) di vihara, kuil maupun di kelenteng.
Ritual ini juga sering disebut dengan Shang Sheng (saat para dewa berpulang ke surga untuk melaporkan perbuatan manusia di bumi). Shang Sheng merupakan salah satu dari rangkaian ritual keagamaan pemeluk agama Khong Hu Cu, meski kemeriahannya tak semencolok pada Malam Tahun Baru Imlek, dan Cap Go Mee atau hari ke-15 Tahun Baru Imlek
Pembersihan rupang dan altar merupakan simbol tanda bakti dan hormat kepada para Buddha, Bodhisattva dan Dewa Dewi, yang dimaksudkan untuk menyiapkan tempat yang bersih untuk para Buddha, Bodhisattva dan Dewa Dewi, ketika mereka kembali turun pada hari keempat Imlek dan untuk membersihkan diri supaya bila Imlek tiba semuanya dalam keadaan bersih, hingga menciptakan suasana yang nyaman dalam beribadah.
Dalam melakukan tradisi ini, tidak hanya membersihkan altar dan memandikan rupang saja, namun hampir semua sarana peribadatan haruslah dibersihkan. Mulai dari hiolo atau tempat abu sampai piring dan gelas tak boleh ketinggalan juga ikut dibersihkan.
*Bersambung ke Bagian 2 - Tata Cara Membersihkan Altar dan Rupang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.