TRADISI DALAM MERAYAKAN TAHUN BARU IMLEK - ARTIKEL IMLEK

Foto Cetya Tathagata Jakarta. 
TRADISI DALAM MERAYAKAN TAHUN BARU IMLEK - ARTIKEL IMLEK

Hari Raya Tahun Baru Imlek merupakan Hari Raya yang telah lama di rayakan oleh masyarakat Tionghoa dan juga merupakan hari raya paling penting diantara hari-hari raya lainnya dalam Tradisi Tionghoa (Chinese). Melalui perkembangannya dari masa ke masa, dalam ribuan tahun ini semenjak adanya perayaan Tahun Baru Imlek, sejumlah Kebiasaan dan tradisi terbentuk dalam merayakannya. Sebagian besar masih dilakukan sampai saat ini.
Beberapa Kebiasaan maupun Tradisi yang dilakukan untuk menyambut ataupun merayakan Tahun Baru Imlek yang pada saat ini masih dapat kita lihat antara lain :
Membersihkan Rumah dari debu (“Shau Chen [扫尘]”)
Dalam Tradisi, Bulan 12 (腊月) tanggal 24 menurut penanggalan Imlek merupakan hari yang tepat untuk membersihkan rumah dari debu-debu dan memperbaharui perabot rumah tangga yang sudah rusak maupun menge-cat ulang rumah supaya tampak lebih segar dan bersih.
Menurut Catatan 《Lv Shi Chun Qiu [吕氏春秋]》, semenjak jaman masanya Yao dan Shun sudah memiliki tradisi membersihkan rumah saat menyambut kedatangan Tahun Baru Imlek.
Kata “Chen [尘]” (artinya debu) dan “Chen [陈]” (artinya lama) memiliki bunyi yang sama maka pada saat menyambut Tahun Baru Imlek, membersihkan rumah memiliki arti untuk membersihkan segala ketidakberuntungan dan nasib buruk dari rumahnya. Tradisi tersebut menandakan keinginan dan doa masyarakat Tionghoa untuk meninggalkan hal-hal buruk di masa lama dan menyambut kedatangan masa depan yang lebih baik.
Beberapa hari sebelum Tahun Baru Imlek, setiap keluarga melakukan pembersihan lingkungan, membersihkan dan memperbaiki peralatan dan perlengkapan rumah, Mengecat Rumah, Menghilangkan sarang laba-laba, mencuci gorden dan lain sebagainya.
Menempelkan Puisi Tahun Baru Imlek (“Chun Lian [春联]”)
Chun Lian adalah sepasang kalimat yang berbentuk puisi yang ditempelkan samping kiri dan kanan pintu, tiang, Jendela maupun dinding. Kalimat-kalimat yang tertulis di Chun Lian adalah kalimat-kalimat yang penuh dengan harapan dan hikmat, Kertas yang dipakai untuk menuliskan Chun Lian biasanya berwarna merah dengan tulisan warna Emas maupun HItam diatasnya.
Lukisan Tahun Baru (“Nian Hua[年画]”)
Menggantungkan Gambar maupun Lukisan-lukisan yang bertema Tahun Baru Imlek dan juga keberuntungan juga merupakan suatu Tradisi dalam merayakan Tahun Baru Imlek. Gambar ataupun Lukisan yang sering dijumpai seperti Gambar Dewa Rezeki(财神), Dewa Fu Lu Shou (福禄寿三星图), Lukisan Musim Semi “Yin Cun Jie Fu (迎春接福)”, Lukisan Panen “Wu Gu Feng Deng (五谷丰登)” dan Lukisan-lukisan Shio.
puisi dan lukisan tahun baru imlek
Tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek (“Shou Sui [守岁]”)
Tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek merupakan salah satu Tradisi yang dilakukan dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Setelah makan malam bersama, semua anggota keluarga berkumpul dan mengobrol dengan santai menunggu detik-detik pergantian Tahun dengan suka ria.
Terdapat 2 arti dalam Tradisi tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek, yaitu :
Untuk yang sudah lanjut usia, “Shou Sui” atau tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek menandakan mereka sudah melewati Tahun yang lama dan harus bersyukur serta menghargai waktu yang akan datang.
Untuk Pemuda dan anak-anak, Tujuan “Shou Sui” atau tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek adalah untuk mendoakan supaya orang tuanya panjang umur.
Petasan (“Bao Zhu [爆竹]”)

Menyalakan Petasan dapat menimbulkan suara keras “ping ping piang piang” yang merupakan suatu kegiatan hiburan dan dapat menambahkan suasana ramai serta meriah dalam merayakan Tahun Baru Imlek. Arti dari petasan adalah untuk mengusir nasib-nasib buruk tahun sebelumnya dan mengharapkan masa depan yang lebih cerah dan bahagia.
Saling mengunjungi (“Pai Nian [拜年]”)
Pada Tahun Baru Imlek yang berbahagia ini, setiap orang bangun pagi dan memakai pakaian baru, kemudian berkunjung ke rumah-rumah Saudara dan teman-teman, mengucapkan kata-kata penuh harapan. Dalam kegiatan Pai Nian, biasanya yang generasi yang lebih muda akan melakukan kunjungan ke keluarga ataupun saudara-saudaranya yang lebih tua untuk memberikan hormat.
Makan bersama Keluarga (“Tuan Yuan Fan[团圆饭]”)
Malam Tahun Baru Imlek (malam sebelum Tahun Baru) merupakan malam berkumpulnya semua anggota keluarga, Jika anggota keluarga yang bekerja dan memiliki kesibukan lainnya di daerah lain akan pulang ke rumahnya untuk berkumpul bersama keluarganya. Biasanya, Rumah dimana orang tuanya tinggal merupakan tempat berkumpul. Pada malam itu juga, semua anggota keluarga makan bersama dan saling bercerita atau mengobral santai menyambut datangnya Tahun Baru Imlek yang penuh harapan ini.
Sumber : Dinaviriya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.