KISAH MENGENAI WU LU CAI SHEN / 五路財神 (DEWA HARTA LIMA PENJURU) - ARTIKEL IMLEK (BAGIAN 2 DARI 2 ARTIKEL - AKHIR)

Foto Cetya Tathagata Jakarta. 
KISAH MENGENAI WU LU CAI SHEN / 五路財神 (DEWA HARTA LIMA PENJURU) - ARTIKEL IMLEK (BAGIAN 2 DARI 2 ARTIKEL - AKHIR)

Legenda tentang Dewa Reksa Arta Zhao Gong Ming sebenarnya beredar dalam berbagai versi. Namun yang paling populer selain kisah di atas tadi adalah pengisahan dirinya dalam cerita rakyat yang bernama Feng Shen Yan Yi—Kisah Wisesa Widyaiswara Hong Sin. Tersebutlah seorang pertapa bernama Zhao Gong Ming yang tekun melatih dan mengasah pancacita demi pengembangan kehidupan rakyat yang lebih baik. Ia tulus bersemedi di sebuah gunung bernama Omei.

Pada akhir kekuasaan Dinasti Shang, ia diundang oleh Kaisar Zhou untuk menghadapi Jiang Zi Ya, yang merupakan tokoh penting antipemerintah rival utama Kekaisaran. Mengemban amar dari Sang Kaisar, ketika ia turun gunung untuk mencari Jiang Zi Ya, Zhao Gong Ming dihadang seekor macan berbulu hitam di sebuah hutan kaki gunung. Pergulatan dengan binatang buas tersebut tak dapat dihindari. Berbekal kesaktiannya sebagai maharesi, maka dengan mudah Zhao Gong Ming dapat menaklukkan sang Macan Hitam itu. Selang berikutnya, ia dapat membudaki macan berbulu hitam tersebut sebagai kendaraan tunggangnya. Sejak saat itulah sang Macan Hitam bertubuh sebesar kuda itu menjadi abdi bagi Zhao Gong Ming.

Akhirnya, bersama sang Macan Hitam, Zhao Gong Ming terus mencecar dan memburu Jiang Zi Ya. Dalam sebuah pertemuan penuh amarah, mereka bertarung sengit. Berbekal cemeti saktinya, Zhao Gong Ming dapat mengalahkan Jiang Zi Ya. Nasib baik masih berpihak kepada Jiang Zi Ya, sebab ia dapat meloloskan dirinya dari sergapan Zhao Gong Ming yang hendak membunuhnya. Dengan tubuh luka-luka dan berlumuran darah, ia melarikan diri dari cengkeraman sakratulmaut. Jiang Zi Ya yang tengah berputus asa bertemu dengan seorang rahib Tao sakti, yang berasal dari daerah perbukitan Khung Lung. Ia berguru ilmu pada maharesi itu. Dan setelah merasa sudah siap untuk bertarung, maka ia berangkat untuk mencari Zhao Gong Ming.

Suatu ketika mereka bertemu dan bertarung kembali. Dalam pertarungan tersebut, Jiang Zi Ya yang sudah memiliki kesaktian tinggi dapat membunuh Zhao Gong Ming.

Setelah pertarungan itu, alkisah, Jiang Zi Ya yang sesungguhnya seorang jelata berpekerti baik namun kontrapemerintah nan zalim, mendapat karunia dari Langit. Ia diberi kitab 'Yu Fu Jin' dari Kaisar Langit yang lebih lazim dikenal sebagai Yuan Shi Tian Cun. Kitab tersebut merupakan madah sakti yang dapat mengangkat arwah seseorang menjadi 'dewa'. Memanuti amar dan putusan Langit yang memprioritaskan 'dewa' berasal dari manusia berbudi luhur, maka tanpa dilandasi 'perseteruan'-nya yang pernah terjadi dengan Zhao Gong Ming semasa mendiang masih hidup sebagai manusia, ia mengangkat arwah 'musuh'-nya itu menjadi 'Jin Long Ru Yi Zheng Yi Long Hu Xuan Tan Zhen Jun' atau Dewa Reksa Arta yang memimpin dan mengatur kekayaan manusia pada Dunia Belahan Timur. Kemudian, tidak lama berselang pada saat bersamaan, Jian Zi Ya pun menitahi Na Zhen Tian Cun Ji Bao, juga dewa berstrata sama yang berasal dari manusia bajik, memimpin dan mengatur kekayaan manusia di Dunia Belahan Barat. Zhao Cai Shi Zhe Deng Jiu Gong yang bermuasal serupa mereka berdua tadi, memimpin dan mengatur kekayaan manusia di Dunia Belahan Selatan. Dan terakhir adalah, Xian Guan Tao Shao Si. Tugas salah satu dari empat Dewa Reksa Arta ini memimpin dan mengatur kekayaan manusia di Dunia Belahan Utara.

Itulah ihwal empat sosok Dewa Reksa Arta yang ditugasi mengatur kekayaan dan kemakmuran manusia. Kisah yang melegenda tersebut disikapi sebagian masyarakat Tionghoa sebagai pedoman dalam pengembangan pancacita: sebuah pencerahan batin dalam rangka pencapaian kebahagiaan, kemakmuran, kesejahteraan, kekayaan, dan kesehatan. Bersama Jiang Zi Ya, keempat dewa itu kerap disebut Wu Lu Cai Shen atau Dewa Reksa Arta Lima Penjuru. Dan setiap penanggalan lunar imlek yang jatuh pada tanggal limabelas bulan tiga, masyarakat yang masih turun-temurun mereplikasi kebajikan jelata jelma 'dewa' tersebut pasti merayakan seremoni 'ulangtahun' yang mengacu pada hari kelahiran Zhao Gong Ming.

SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
MAY ALL BEINGS BE HAPPY
SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.