Asal Usul dan Kisah Dewa Dapur Zao Jun Ye / Cao Kun Kong bagian 2 dari 4 tulisan



Sesungguhnya, siapa sebetulnya Za o Jun alias Dewa Dapur, masih menjadi perdebatan para ahli sejarah. Dalam “Bunga rampai dari You Yang,” sebuah buku yang terbit pada jaman dinasti Tang menceritakan adat kebiasaan pada masa itu dan memastikan bahwa Zao Jun Ye berasal dari keluarga Zhang (Thio-Hokkian). Versi inilah yang kemudian beredar luas dan menjadi sangat populer.

Diceritakan bahwa ada seorang pemuda kaya yang bernama Zhan g Sheng. Ia memiliki tanah yang luas dan ternak yang banyak. Ia meraperistri seorang wanita yang baik budi dan bija k serta cantik yang bernama Guo Ding Xiang. Semuanya berjalan bai k sampai akhirnya Zhang mengambil wanita yang busuk dan dengki hatinya sebagai istri kedua, yang bernama Li Hai Tang.

Akibatnya pengaruh dari Li Hai Tang yang berbisa ini Zhang Sheng kemudian menceraikan istrinya. Tanpa sepengetahuan sang istri, Zhang Sheng yang sudah mabuk kepayang, menghambur-hamburkan harta bendanya bersama Li Hai Tang, Selang dua tahun kemudian karena keborosan hidupnya, Zhang Sheng jatuh miskin. Li Hai Tan g melinat tidak ada harta lagi yang bisa diperolehnya, lalu ia pergi bersama lelaki lain dan meninggalkan Zhang Sheng yan g kemudian hidup sebagai pengeinis. Pada suatu hari, dimusim dingin yang teramat dingin, Zhang yang kelaparan itu tertatih-tatih memasuki pintu sebuah rumah besar, untuk meminta sedikit makanan. Seorang pelayan menerimanya dengan baik dan membawanya ke dapur, di situ ia memperoleh makanan.

Dari penuturan sang pelayan, Zhang Sheng mengetahui bahwa si pemilik rumah besar itu adalah seorang wanita yang baik hati dan gemar menolong orang yang miskin dan yang lebih menarik adalah wanita itu tidak menikah. Hal itu sangat menimbulkan rasa kagumnya. Pada waktu wanita pemilik rumah datang menemuinya, ia jadi terkejut sekali setelah tahu bahwa ia tak lain adalah istrinya yang telah diceraikan, Guo Ding Xiang. Merasa malu akan perbuatannya sendiri Zhang Sheng tak berani menemuinya. Akhirnya ia bersembunyi di dalam sebuah tungku dan tetap di situ sampai dia mati terbakar. Ketika mendapatkan bahwa orar>” yang hangus terbakar di dalam perapian itu adalah bekas suaminya, Guo Ding Xiang sangat sedih. Guo akhirnya juga meninggal karena kesedihannya. Ketika Yu Huan g Da Di si Kaisar Pualam mengetahui peristiwa ini, beliau sangat terkesan akan ketulusan hati Zhang Sheng yang beran i mengakui kesalahannya. Maka ia menobatkannya menjadi Za o Jun atau Dewa Dapur . Kemudian istri pertamanya, Guo Ding Xiang , juga diangkat sebagai Dew i Pendampingnya, yang lazim disebut dengan Zao Nainai.

Ada lagi kisah lain juga menokohkan seorang yang bernama depan Zhang. Dikisahkan ada seorang suami istri yang sangat melarat hidupnya. Penderitaan mereka semakin bera t setelah datangnya musim panas yang panjang. Karena tak ada lagi yang dapat menyambung hidup mereka , maka sang suami terpaksa merelakan istrinya menjadi istri muda seorang yang kaya raya. Sang hartawan ternyata seorang yang suka berbuat amal, tiap terjadi bencana kekeringan, ia selalu membuka dapur umum untuk membantu rakyat sekitarnya yang kelaparan dan usaha terpuji ini biasanya ditangani oleh isteri mudanya.

Maka pada suatu hari bencana kelaparan datang lagi menebarkan kesengsaraan. Zhang lalu berdiri diantara deretan panjang di rumah sang hartawan untuk memperoleh pembagian makanan. Tapi apa ma u dikata, sebelum sampai giliran Zhang, jatah makanan sudah kebur u habis dan Zhang terpaksa pulang dengan perut kosong. Kawatir kalau bekas suaminya tidak kebagian keesokan harinya, sang isteri memerintahkan pembagian makanan agar dimulai dari bagian belakang. Tapi, karena kemarinnya tidak kebagian, Zhang kali ini datang lebih awal dan sekarang pada urutan paling depan. Akhirnya pembagian belum sampai pada gilirannya, lagi-lagi nasi sudah habis. Melihat itu bekas isteri ini sedih sekali. Pada hari ketiga ia memutuskan akan mulai dari tengah. Tapi hari itu tak tampak bekas suaminya datang. Rupanya dua hari terlewatkan tanpa sebutir nasi pengisi perut, telah membuat Zhang mati kelaparan. Tahu akan kematian suaminya, sang bekas isteri merasa hidupnya tidak ada artinya. Dalam kesedihan yang amat sangat itu akhirnya sang bekas isteri menggantung diri untuk mewujudkan kesetiaannya pada suaminya yang terdahulu itu. Kemudian, Yu Huang Da Di mengangkat kedua suami isteri yang setia itu sebagai Dewa dan Dewi Dapur.

Ini adalah sebuah versi lain lagi. Tersebutlah seorang dewa bernama Zhang Wei alias Zi Guo yang pandai lagi tampan. Ia menjabat suatu kedudukan di kahyangan. Tapi wataknya malas dan sangat gemar akan paras cantik. Meskipun demikian, Yu Huang Da Di menyayanginya. Dewa-dewa lain tidak menyukai perilaku itu.

Akhirnya atas dorongan Xi Wang Mu (See Ong Bo Hokkian), Yu Huang Da Di lalu memerintahkan Zhang Wei turu n ke dunia untuk menjadi Dewa Dapur, supaya ia dapat sepuas-puasnya melihat wanita, karena yang bekerja di dapur umumnya adalah wanita.
Versi keempat lain lagi ceritanya. Adalah seorang pemuda yang miskin tapi sangat malas, namanya Zhang Ding Fu (Thio Ting Hok — Hokkian). Ia selalu memaksa isterinya untuk bekerja mati-matian, sedang dirinya hanya hidup bermalas-malas dengan minum arak dan berjudi. Karena kehabisan uang dan banyak berhutang akhirnya sang isteri di jual pada seorang hartawan. Uan g hasil penjualan isteri itupun akhirnya habis di meja judi. Tanpa rasa malu, ia sembunyi-sembunyi mendatangi bekas isterinya untuk minta makanan dan uang. Begitulah berulang-ulang. Bekas isteri khawatir apabila terus menerus demikian, bisa-bisa diketahui suami barunya, yaitu sang hartawan.

Maka ia memasukkan sebuah uang perak ke dalam sebuah kue bakcang dan diberikannya kepada Zhang Ding Fu dan berpesan supaya untu k selanjutnya Zhang tidak usah datang lagi. Ternyata Zhang Di Fu tidak memakan bakcang tersebut, malahan memakainya sebagai taruhan judi. Apa mau dikata, ia kalah lagi. Terpaksa ia menebalkan muka mendatangi bekas isterinya lagi. Sang bekas isteri berkata bahwa ia telah memberi uang perak untuk bekal hidup.

Tahu akan hai itu, Zhang sangat malu dan akhirnya membenturkan kepalanya ke tembo k dapur dan meninggal. Sang bekas isteri kemudian mendirikan papan arwah di sana dan disembahyanginya. Di papan itu tertulis “Ding Fu Shen Wei” yang artinya papan arwah Ding Fu. Ketika orang bertanya pada siapa ia bersembahvang, maka jawabnya bahwa ia sedang bersernbahyang pada Dewa Dapur. Makanama gelar Za o Jun yaitu Don g Chu Si Ming Jiu Ling Yuan Wang Ding Fu Zhen Jun berasal dari sini.

Ada yang berpendapat bahwa Zao Jun ini merupakan dewa yang diciptakan oleh orang-orang Taoist, walau kemudian diterima dan dipuja oleh semua lapisan masyarakat. Asal mula pemujaan terhadap Zao Jun, menurut legenda bermula dari seorang Taoist (pendeta Tao) yang bernama Li Shao-jun pada masa kerajaan Han di bawah pemerintahan kaisar Xiao Wu (140-87 SM). Li Shao-jun berasal dari negeri Qi (propinsi Shandong bagian Utara), konon pernah bertemu Zao Jun yang kemudian mengajarkan rahasia hidup abadi.

Sang Pendeta kemudian pergi menemui kaisar Xiao Wu dan mengatakan padanya bahwa sang kaisar dapat memperoleh. kepandaian yang dimiliki oleh Zao Jun apabila dia mau memuja dewa tersebut. Sang kaisar menuruti nasehatnya dan kemudian ia memperoleh kepandaian alkimia (semacam ilmu kimia pada jaman kuno yang bertujuan mempelajari cara mengubah logam biasa menjadi emas) pada tahun 133 SM. Sejak itulah rupanya pemujaan kepada Zao Jun mulai meluas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.